PUTRAJAYA, IBU KOTA MALAYSIA YANG MODERN DAN FUTURISTIK
Posted in
Labels:
Malaysia
|
at
14:35
Trotoar yang lebar dan bersih di tepi Danau Putrajaya
Putrajaya, Intelligent Garden City
Putrajaya berada di antara Kota Kuala Lumpur dan Bandara Internasional Kuala Lumpur. Letaknya sekitar 25 kilometer dari Kuala Lumpur atau sekitar 30 menit berkendara. Putrajaya didirikan pada tanggal 19 Oktober 1995, sebagai pusat administrasi pemerintahan Malaysia menggantikan Kuala Lumpur yang semakin padat. Kota ini menempati area seluas seluas 4.931 hektar, dengan danau buatan seluas 400 hektar. Dulunya, Putrajaya adalah area perkebunan kelapa sawit milik Negara Bagian Selangor bernama Prang Besar. Setelah terpilih sebagai ibu kota pemerintahan Malaysia, pembangunan besar-besaran dilakukan di daerah ini dari tahun 1993 sampai sekarang hingga menjadi sebuah kota baru dengan nama Putrajaya. Nama kota ini diambil dari nama Perdana Menteri Malaysia yang pertama, Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj dan ditambah kata “Jaya”. Maksud kata “Jaya” adalah kejayaan Malaysia setelah ratusan tahun dijajah bangsa asing. Malaysia mampu bangkit dan membangun kota baru dengan gaya sendiri tanpa dipengaruhi bangsa asing.
Saat ini, wilayah Putrajaya dibagi menjadi 19 sektor/presint (precinct), dengan peruntukan yang berbeda setiap presintnya. Presint 1 sampai 4 dikhususkan untuk area pemerintahan. Presint-presint lainnya dialokasikan untuk area pemukiman, taman, olahraga air (water sport) dan berbagai fasilitas umum lainnya. Meski tergolong kota baru, fasilitas umum di Putrajaya sudah cukup lengkap. Di sana tersedia masjid, rumah sakit, pusat perbelanjaan (shopping mall), dan stasiun kereta api yang terintegrasi dengan terminal bus.
Taman yang indah di Putrajaya
Taman dan Danau yang Indah
Putrajaya direncanakan sebagai kota taman yang cerdas (Intelligent Garden City). Oleh karena itu, pembangunan Putrajaya sangat memperhatikan keseimbangan lingkungan. Dari seluruh lahan yang ada di Putrajaya, 38% dialokasikan untuk ruang terbuka hijau (taman) sehingga membuat Putrajaya indah dan asri. Ada sejumlah taman indah di Putrajaya, antara lain : Taman Putra Perdana, Taman Botani (Botanical Garden), Taman Wetland (Wetland Park), Taman Warisan Pertanian (Agriculture Heritage Park), dan Taman Ekuestrien Putrajaya (Putrajaya Equestrian Park). Anda bisa menjelajahi taman-taman tersebut sesuai minat Anda.
Tugu Alaf Baru (Millennium Monument) yang bentuknya seperti roket
Selain taman, Putrajaya juga dilengkapi dengan danau buatan bernama Danau Putrajaya (Orang Malaysia menyebutnya Tasik Putrajaya). Danau buatan ini bentuknya unik (berkelok-kelok mirip sungai), dan menjangkau hampir seluruh wilayah/presint di Putrajaya. Danau Putrajaya merupakan salah satu daya tarik utama Putrajaya yang menjadi lokasi wisata favorit para turis dan lokasi olahraga air. Untuk mengelilingi Danau Putrajaya, ada dua macam perahu wisata yang bisa Anda pilih. Pilihan pertama adalah perahu model gondola bernama Dondang Sayang dengan kapasitas untuk 4 - 6 orang. Dengan membayar RM 20 (sekitar Rp 60.000,00) untuk dewasa dan RM 10 untuk anak-anak, Anda akan dibawa mengelilingi danau dan melewati beberapa bangunan menarik landmark Putrajaya selama 25 menit. Perahu ini tidak memperbolehkan anak berusi di bawah 2 tahun atau yang belum dapat berjalan. Pilihan lainnya adalah Belimbing Sightseeing Cruise Boat, kapal dengan kapasitas 76 orang yang dilengkapi AC. Dengan membayar RM 30 untuk dewasa dan RM 20 untuk anak-anak, Anda akan diajak berkeliling danau melewati Kompleks Pemerintahan Putrajaya, beberapa jembatan di Putrajaya, dan Putrajaya International Convention Centre. Tiket Belimbing Sightseeing Cruise Boat lebih mahal karena rutenya lebih jauh dan waktunya lebih lama, sekitar 45 menit. Kapal jenis ini hanya beroperasi mulai pukul 13.00 sampai pukul 19.00, setiap jam. Perjalanan dengan perahu/kapal mengelilingi Danau Putrajaya lebih menarik dilakukan pada saat senja/malam hari, karena berbagai bangunan dan jembatan di Putrajaya disinari lampu warna-warni yang sangat indah.
Gedung Pemerintah yang Megah
Sebagai pusat administrasi pemerintahan Malaysia, Putrajaya didominasi oleh gedung-gedung pemerintahan, baik kantor perdana menteri maupun kantor berbagai kementerian/departeman. Semua gedung pemerintahan tersebut didesain dengan unik dan menarik, sebagian besar bergaya modern dan futuristik. Dua gedung yang paling menarik adalah Putra Perdana (Kantor Perdana Menteri Malaysia) dan Istana Kehakiman (Palace of Justice).
Perdana Putra, Kantornya Perdana Menteri Malaysia
Kantor Perdana Menteri Malaysia yang berada di dekat Dataran Putra (Putra Square), Presint 1, menempati sebuah gedung yang disebut Perdana Putra. Gedung ini berdiri di sebuah bukit dengan desain sangat unik, mirip masjid. Perdana Putra yang berwarna dominan coklat dan hijau ini mulai dibangun pada tahun 1997 dan selesai pada tahun 1999 dengan arsitek Ahmad Rozi Abdul Wahab dari Qidean Architect. Arsitektur bangunan ini bergaya Islami (Moor) dengan tiga buah kubah berwarna hijau serta dinding berwarna coklat. Sayangnya, gedung indah ini tertutup untuk umum. Jadi, pengunjung hanya bisa mengagumi dan memotret kemegahan banguanan ini dari luar pagar.
Istana Kehakiman yang mirip Taj Mahal
Gedung pemerintah yang menarik lainnya adalah Istana Kehakiman (Palace of Justice). Gedung ini terletak di pinggi jalan raya utama, di Presint 3. Gedung Istana Kehakiman sangat cantik karena memadukan tiga gaya arsitektur yaitu Islami, Moor dan Barat. Hal ini bisa dilihat dari tiga kubahnya yang berwarna emas mirip denganTaj Mahal di India. Saking indahnya gedung ini membuatnya jadi objek foto favorit para fotografer. Selain itu juga sering dimanfaatkan oleh para calon pengantin sebagai lokasi pembuatan foto pre wedding.
Masjid Putra yang berwarna pink cantik
Masjid-masjid Cantik
Selain gedung pemerintahan, bangunan indah lainnya di Putrajaya adalah masjid. Setidaknya ada dua masjid cantik di Putrajaya, yaitu Masjid Putra dan Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin. Masjid Putra terletak di Presint 1, satu kompleks dengan Dataran Putra dan Putra Perdana. Masjid berwarna dominan merah muda (pink) ini berada tepat di pinggir danau, sehingga nampak seperti terapung bila dilihat dari kejauhan. Masjid Putra mulai dibangun pada tahun 1997 dan selesai pada tahun 1999. Pembangunan masjid bergaya Moor ini menelan dana RM 250 juta. Desain masjid ini terinspirasi oleh Mesjid Sheikh Omar di Baghdad dan memiliki kapasitas 15 ribu jamaah. Masjid cantik ini terlihat mencolok dengan menaranya yang setinggi 116 meter dan kubahnya yang berjumlah sembilan dengan motif Persia berwarna pink. Sebagian besar bangunan masjid ini berwarna gradasi pink, mulai pink muda hingga pink tua. Kubah, langit-langit, hiasan/ornamen di dinding dan hingga ornamen kubah semua didominasi warna pink sehingga terlihat sangat cantik. Siapa pun pasti akan takjub melihat keindahan Masjid Putra.
Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin (Masjid Besi)
Masjid cantik lainnya di Putrajaya adalah Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin atau yang biasa disebut Masjid Besi. Masjid ini berada di Presint 3 tak jauh dari Istana Kehakiman. Masjid ini mulai dibangun pada bulan April 2004 dan selesai pada bulan Agustus 2009. Keunikan masjid ini adalah sebagian besar bahan bangunannya menggunakan besi sehingga disebut juga Masjid Besi. Masjid ini jauh lebih besar dari pada Masjid Putra, dengan kapasitas sekitar 24 ribu jemaah. Dari dalam masjid ini kita bisa melihat pemandangan memukau di sekeliling masjid. Mulai dari Danau Putrajaya, Jembatan Seri Saujana, Jembatan Seri Wawasan, Millennium Monument hingga Masjid Putra dan Perdana Putra di kejauhan.
Jembatan-jembatan Unik
Dikelilingi danau buatan seluas 400 hektar, membuat Putrajaya memiliki banyak jembatan. Jumlah seluruh jembatan di Putrajaya ada delapan, di mana setiap jembatan dibangun dengan arsitektur yang unik dan futuristik. Delapan jembatan tersebut didesain dengan gaya arsitektur yang berbeda. Dua jembatan yang harus dikunjungi, syukur-syukur Anda bisa menyeberanginya, adalah Jembatan Putra dan Jembatan Seri Wawasan.
Danau Putrajaya dan Jembatan Putra di kejauhan
Jembatan Putra berada di sebelah selatan Dataran Putra. Jembatan sepanjang 435 meter ini menghubungkan Presint 1 (kompleks kantor perdana menteri) dan Presint 2 (kompleks kantor pemerintahan). Desain jembatan ini terinspirasi oleh Jembatan Khaju (Khaju Bridge) di Isfahan, Iran, tetapi dibuat dalam ukuran lebih kecil. Jembatan Putra terdiri empat lengkung dan empat tiang utama/menara, yang juga berfungsi sebagai tempat untuk melihat pemandangan sekitar (observation deck). Di kanan kiri jembatan terdapat trotoar yang lebar sehingga nyaman untuk pejalan kaki. Dari atas jembatan ini terbentang pemandangan indah Danau Putrajaya dan taman-taman di sekitarnya.
Jembatan Seri Wawasan
Di Presint 2 juga terdapat sebuah jembatan indah bergaya futuristik, yaitu Jembatan Seri Wawasan. Jembatan sepanjang 240 meter ini menghubungkan Presint 2 (kompleks kantor pemerintahan) dan Presint 8 (kompleks pemukiman). Desain jembatan ini menggunakan kabel baja (cable-stayed bridge) dengan satu tiang utama. Di ujung jembatan terdapat gardu pandang (observation deck), di mana Anda bisa melihat Masjid Putra dan Perdana Putra di kejauhan. Masjid Putra terlihat sangat menawan seperti mengapung di atas danau.
Getting There
Sangat mudah mencapai Putrajaya dari Kuala Lumpur. Anda bisa naik bus, kereta api atau taksi. Cara paling cepat adalah naik Kereta KLIA Transit dari Stasiun KL Sentral. Dengan Kereta KLIA Transit, kita bisa mencapai Stasiun Putrajaya dalam waktu 20 menit, dengan biaya RM 9,5 (sekitar Rp 29.000,00) sekali jalan. Cara paling ekonomis adalah naik bus, dengan biaya sekitar RM 3,5 - RM 4,0 sekali jalan. Anda bisa naik Bus Sri Indah atau Rapid Bus Nomor U42, U43 atau E1 dari Kotaraya/Pasar Seni. Perjalanan dengan bus memakan waktu sekitar 30 menit. Kereta akan berhenti di Stasiun Putrajaya sedangkan bus ada yang berhenti di Stasiun Putrajaya, ada yang langsung ke Pusat Kota Putrajaya. Dari Stasiun Putrajaya ke Pusat Kota Putrajaya, Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan Bus Nadi Putra dengan biaya hanya RM 0,5 (sekitar Rp 1.500,00). (edyra)***
*Dimuat di Majalah SEKAR No. 83, 16 Mei 2012.
*Dimuat di Majalah SEKAR No. 83, 16 Mei 2012.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
18 February 2018 at 07:49
Ulasan yg lengkap. Sangat bermanfaat bg yg akn akn ke putrajaya. Thank