Wednesday, 22 July 2009

DIVING DI TULAMBEN




USS Liberty Wreck Dive yang udah ditumbuhi berbagai macam terumbu karang

Setelah menempuh jarak lebih dari 100 km dari Denpasar, akhirnya sampai juga saya di Tulamben. Saya ke Tulamben berenam dengan teman-teman, yaitu : Anas, A’an, Widdy & Betty (ceweknya Widdy) naik Avanza. Ini kali ke dua saya ke Tulamben, walaupun dulu cuma lewat aja. Sebenarnya udah lama banget saya pengen diving di Tulamben. Namun, karena berbagai halangan dan rintangan baru kali ini dapat terlaksana.

Di Tulamben kita udah ditunggu Lutfi (anak KPP Singaraja) dan istrinya (Anggi, anak KPP Madya Denpasar). Mereka udah nunggu lumayan lama, mungkin lebih dari satu jam, karena mereka berangkatnya dari Singaraja yang jaraknya lebih dekat ke Tulamben. Ya, maaf. Kita berangkatnya kesiangan. Udah gitu, pakai acara jemput ceweknya Widdy dulu di Jimbaran. Jadinya sampai Tulamben ya, jam 12-an.

Sesampainya di Tulamben, kita langsung tawar-menawar harga dengan Ketut Sukerdana (panggilannya Suker), dive master kenalannya Lutfi. Setelah deal dengan harga Rp 250.000,00 per orang, kita langsung ke dive shop-nya Bli Suker. Nama dive shop-nya "MARTA DIVE". Letaknya persis di depan Kantor Polisi Sektor Kubu, Kabupaten Singaraja. Di sana kita diberi sedikit teori diving soalnya Lutfi belum pernah diving. Kita dikenalin dengan berbagai macam peralatan diving, cara mengenakan dan fungsinya. Selanjutnya kita disuruh memilih dan nyobain swimsuit, sepatu diving, masker dan fin. Setelah ganti baju dengan swimsuit dan memakai pemberat yang emang berat banget (5 kg bo), kita langsung jalan ke dive spot USS Liberty Wreck Dive yang untungnya, jaraknya nggak jauh dari dive shop-nya Bli Suker. Sebagai informasi, di Tulamben ada beberapa dive spot, di antaranya Coral Garden dan USS Liberty Wreck Dive. Enaknya diving di tulamben, dive spot-nya deket banget dari pantai, hanya beberapa meter dari bibir pantai. Jadi kita nggak perlu naik boat dulu untuk ke dive spotnya. Kita tinggal jalan kaki , trus nyebur deh. Jadi lebih hemat kan, nggak perlu sewa boat untuk ke dive spot-nya. 

Pantai Tulamben, nggak ada indah-indahnya sama sekali. Pemandangannya biasa banget. Pantainya berbatu-batu dan pasirnya item. Serasa nggak di Bali deh. Mungkin, kalau nggak ada dive spot USS Liberty, Tulamben nggak bakal terkenal ke sampai luar negeri dan nggak ada turis yang dating ke sini. 

Di pinggir Pantai Tulamben yang berbatu, kita di-briefing lagi dan selanjutnya disuruh memakai atribut diving berupa tabung oksigen, regulator dan masker. Selanjutnya, turun ke laut. Masih di kedalaman sekitar 1 meter, kita diinstruksikan untuk mulai memakai fin. Setelah itu, saya mulai memakai masker dan menggunakan mouth piece untuk bernafas menggantikan hidung yang tertutup dengan masker. Kita disuruh latihan bernafas dengan mulut dan melihat ke bawah laut untuk membiasakan dengan kondisi di dalam laut. Kalau saya sih udah bisa. Secara saya kan udah terbiasa snorkeling. Udah gitu saya juga udah pernah diving di Tanjung Benoa. Selanjutnya saya dan Anas dibawa turun sampai kedalaman sekitar 3 meter. Kita disuruh menunggu si Widdy & Lutfi lumayan lama di sini. Secara Lutfi kan baru pertama kali diving. Jadi harus adaptasi dulu. Di sini kita hanya bisa melihat dasar laut yang berpasir hitam tanpa ada terumbu karangnya dan beberapa ikan kecil yang berenang berseliweran di sekitar kita.

Setelah kita berempat kumpul, kita dibawa turun lebih dalam oleh kedua instruktur kita. Oh ya, instruktur kita ada dua, yaitu Bli Suker yg mendampingi saya & Anas, dan satu lagi saya lupa namanya (yang mendampingi Widdy & Lutfi). Semakin menyelam ke dalam, semakin banyak ikan yang bisa kita lihat. Jenis ikannya juga semakin beragam. Namun, seperti biasa, problem yang selalu saya hadapi kalau diving di laut dalam adalah telinga yang sakit. Solusinya, saya segera melakukan equalizing. Caranya adalah dengan menarik nafas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya sambil memencet hidung sehingga udara akan keluar melalui lubang telinga. Setelah melakukan equalizing beberapa kali, alhamdulillah telinga saya udah nggak sakit lagi. Sambil foto-foto, kita dibawa mendekati USS Liberty Ship Wreck yang terkenal itu. Bentuknya sudah tidak kelihatan seperti kapal, karena sebagian besar badan kapal yang sudah hancur, tinggal kerangkanya aja. Semua badan kapal sudah ditumbuhi oleh terumbu karang. Di bawah kita, Edyra lihat ada beberapa diver yang sedang menjelajahi isi USS Liberty tersebut. Kita sempetin berfoto di sekitar USS Liberty Ship Wreck karena ini merupakan landmark (or seamark?) nya Tulamben. Para diver professional dari berbagi penjuru dunia diving di Tulamben juga untuk melihat USS Liberty Ship Wreck . Makanya rugi banget kalau diving di Tulamben, nggak berfoto di sekitar USS Liberty Ship Wreck

Sayangnya kita cuma sebentar berada di sekitar USS Liberty Ship Wreck. Sebenarnya sih belum puas menjelajahi USS Liberty Ship Wreck. Setelah foto-foto, kita dibawa menjauh dari bangkai kapal tersebut dan dibawa menyelam lebih dalam. Padahal saya sebenarnya pengen melihat semua bagian bangkai kapal tersebut. Di kedalaman sekitar 15 meter, tekanan air di kuping bener-bener sakit. Saya harus lebih sering melakukan equalizing. Sebagai hadiahnya, kita disuguhi pemandangan ratusan bahkan mungkin ribuan ikan kuwe yang bergerombol dan berenang-renang begitu dekat dengan kita. Sepertinya ikan-ikan tersebut sudah terbiasa dengan kehadiran para penyelam, jadi sudah nggak takut lagi ama kita. Saya bener-bener takjub melihat ikan sebanyak itu, berenang begitu dekat dengan saya. Tapi ada beberapa ikan yang nyebelin tuh. saya nggak tahu nama ikan tersebut, tapi warnanya coklat dan seukuran telapak tangan orang dewasa. Mereka berenang berseliweran di sekitar kita, bahkan kadang kita bisa menyentuhnya. Jadi mengganggu acara foto-foto kita deh. Maklum, yang namanya hobi foto, di manapun tempatnya, nggak di darat nggak di laut harus tetap foto-foto dong (Narsis mode on).


Nemo alias Ikan Badut alias Clown Fish

Saya sempet melihat nemo (clown fish) dan anemone tentunya, walau cuma beberapa ekor. Saya sempetin berfoto di dekat si nemo. Saya juga melihat ikan pari manta (manta ray) yang berwarna coklat dengan totol- totol biru putih. Saya seneng banget akhirnya bisa melihat pari manta di habitat aslinya, walau ikannya masih kecil. Karena ingin menyentuh pari manta tersebut, saya berusaha mengejarnya. Namun kaki saya ditarik oleh bli Suker, yang artinya saya nggak boleh jauh-jauh dari dia, takutnya kebawa arus. Kecewa juga sih. Habis saya gemas banget ama pari manta yang masih imut tersebut. 

Pari Manta yang masih imut

Selanjutnya kita dibawa menjauh dari pari manta tersebut, dan semakin sedikit ikan yang kita lihat. Air laut juga udah semakin terang karena sinar mentari yang menembus ke dalam laut. Saya sudah menebak, kita pasti mau dibawa naik alias mendarat nih. Dan ternyata… tiba-tiba kita udah muncul di permukaan laut. Nggak terasa hampir satu jam kita menyelami keindahan perairan Tulamben. Dan acara diving pun berakhir. Padahal saya belum puas diving nih.

Thanks God. Akhirnya saya punya kesempatan diving di Tulamben, setelah sekian lama gagal alias tertunda karena berbagai hal. Ternyata perairan Tulamben emang indah dan sangat recommended buat diving. Saya berjanji suatu saat akan kembali diving lagi di Tulamben untuk menjelajahin setiap sudut USS Liberty Ship Wreck yang belum sempat saya jelajahin semuanya. Bagi penggemar diving, minimal once in a lifetime deh, harus diving di sini. OK banget.
***