Tuesday, 25 May 2010

TERBUAI KECANTIKAN DAN KEAJAIBAN HA LONG BAY

Ha Long Bay yang spektakuler

Ada nuansa misterius yang menyeruak ketika saya berada di tengah kemegahan Ha Long Bay (Teluk Ha Long), Vietnam. Ribuan pulau batu dalam berbagai bentuk dan ukuran bermunculan begitu saja dari dalam laut yang berwarna hijau kebiruan. Sebagian dari pulau-pulau batu ini ditumbuhi rerumputan dan pepohonan hijau yang sangat menyejukkan mata. Kabut tipis yang menyelimuti pulau-pulau tersebut semakin menambah kesan mistis Ha Long Bay dan menjadikannya semakin sedap dipandang mata. Sulit melukiskan keindahan panorama Ha Long Bay dengan kata-kata. Cantik, indah, menakjubkan, spektakuler, luar biasa? Kata-kata tersebut seolah tak cukup menggambarkan keindahan Ha Long Bay yang mirip lukisan. Mungkin, hanya foto dan video yang bisa menceritakan dengan detil keajaiban dan kecantikan Ha Long Bay.

Berfoto di Ha Long Bay yang luar biasa indah

Pemandangan di Ha Long Bay memang sangat menakjubkan dan mampu membuat siapa pun yang melihatnya berdecak kagum. Walaupun saya datang ke Ha Long Bay pada saat musim dingin, di mana langit selalu kelabu dan matahari tak pernah memancarkan sinarnya, pesona Ha Long Bay tetap memukau. Saya benar-benar takjub dengan keindahan panorama Ha Long Bay yang terhampar di depan mata saya. Saking takjubnya, saya sampai terdiam dan tak bisa berkata-kata. Terbius oleh pemandangan yang luar biasa indahnya, tanpa terasa saya menitikkan air mata. Saya benar-benar bersyukur kepada Tuhan, sudah diberi kesempatan untuk berkunjung ke Ha Long Bay. Ya, Ha Long Bay memang salah satu tempat liburan impian saya. Sudah lama saya memendam keinginan untuk bisa berlibur ke Ha Long Bay. Selama ini saya hanya bisa memandangi foto-foto indah Ha Long Bay di berbagai buku dan majalah traveling. Makanya, saya sangat senang ketika impian itu terwujud di Bulan Januari 2010 yang lalu.

Legenda Ha Long Bay
Ada cerita menarik mengenai legenda terbentuknya Ha Long Bay. Pada zaman dahulu kala, Negeri Vietnam diserbu pasukan dari Cina. Untuk membantu penduduk Vietnam berperang melawan pasukan dari Cina, para dewa mengirimkan seekor naga beserta anaknya turun ke bumi. Pada saat perahu pasukan musuh mendekati pantai, kedua naga tersebut mendarat di bumi. Naga-naga itu kemudian memuntahkan beribu-ribu mutiara dari mulut mereka. Ribuan mutiara tersebut kemudian berubah menjadi ribuan pulau batu yang bermunculan di tengah laut (teluk), yang berfungsi sebagai pagar yang menghalangi perahu para penyerbu. Perahu para pasukan musuh pun menabrak pulau-pulau batu tersebut dan hancur berkeping-keping sehingga Negeri Vietnam pun selamat. Karena terpesona melihat keindahan bumi, induk naga beserta anaknya tidak ingin kembali ke surga. Mereka memutuskan untuk tetap tinggal di bumi selamanya, di tempat terjadinya pertempuran tersebut. Akhirnya, lokasi tempat mendaratnya induk naga sekarang dikenal dengan nama Ha Long Bay (Teluk Ha Long), sedangkan tempat mendaratnya anak naga sekarang dinamakan Bai Tu Long Bay (Teluk Bai Tu Long).

Pulau-pulau batu beraneka bentuk dan ukuran bertebaran di Ha Long Bay

Sekilas Tentang Ha Long Bay
Ha Long Bay terletak di bagian timur laut Vietnam, tepatnya di Teluk Tonkin, Vietnam. Di Ha Long Bay bertebaran ribuan pulau batu dengan beraneka bentuk dan ukuran, yang menyembul begitu saja di permukaan laut, sehingga menciptakan panorama alam yang luar biasa indahnya. Ha Long Bay telah dimasukkan dalam daftar World Natural Heritage oleh UNESCO pada tahun 1994, berkat keunikan dan kecantikan alamnya yang sulit ditemui di tempat lain, di dunia ini. Pada tahun 2000, untuk kedua kalinya UNESCO mengakui Ha Long Bay sebagai World Natural Heritage karena keunikan geologinya. Nggak heran kalau Ha Long Bay termasuk salah satu teluk terindah di dunia.

Ha Long Bay meliputi area seluas 1553 kilometer persegi, yang terdiri dari 1969 pulau, dengan beraneka bentuk dan ukuran. Dari 1969 pulau tersebut, baru 989 pulau (sekitar 50,23%) yang telah diberi nama. Pemberian nama pulau-pulau tersebut berdasarkan bentuk atau formasi pulau itu sendiri. Bentuk pulau-pulau tersebut akan berubah, tergantung dari sudut mana Anda melihatnya. Misalnya : pulau yang bentuknya menyerupai kepala manusia diberi nama Hon Dau Nguoi (Human’s Head Island), pulau yang bentuknya mirip naga diberi nama Hon Rong (Dragon Island), dan pulau yang menyerupai dua ayam yang sedang berkelahi dinamakan Hon Ga Choi (Fighting Cock Island). Sebagian besar pulau di Ha Long Bay merupakan pulau batu kapur (limestone) yang terbentuk akibat proses erosi dan perubahan cuaca yang berlangsung jutaan tahun lamanya. Pulau-pulau batu tersebut berumur 230 juta-250 juta tahun.

Beberapa pulau di Ha Long Bay, memiliki gua-gua indah dengan stalaktit dan stalakmit yang unik. Gua-gua tersebut, terbentuk secara alami akibat perubahan cuaca dan iklim yang terjadi dalam waktu jutaan tahun. Salah satu gua indah, yang paling sering dikunjungi turis di Ha Long Bay adalah Gua Sung Sot (Sung Sot Cave or Surprise Cave). Nama Surprise Cave diberikan oleh seorang turis Perancis karena dia benar-benar mendapat kejutan (surprise), melihat keunikan dan kemegahan gua ini. Gua terbesar/terluas di Ha Long Bay ini, memiliki luas area 10.000 meter persegi dan terletak di sebuah tebing yang cukup tinggi di Pulau Bo Hon (Bo Hon Island). Di dalam gua ini, terdapat stalaktit dan stalakmit dengan bentuk yang unik dan mengagumkan.

Ha Long Bay Tour
Perjalanan ke Ha Long Bay dimulai dari Hanoi, ibukota Republik Sosialis Vietnam. Ha Long Bay terletak di Provinsi Quang Ninh, jaraknya sekitar 170 km dari Hanoi. Sebaiknya Anda ikut tur bila ingin mengunjungi Ha Long Bay. Anda bisa memesan (book) paket tur ke Ha Long Bay di berbagai travel agency (tour operator) yang banyak terdapat di Hanoi, paling lambat sehari sebelum keberangkatan. Anda bisa memilih paket tur yang sesuai dengan budget dan waktu yang Anda miliki. Pasalnya ada beragam paket tur ke Ha Long Bay dengan rute dan waktu yang berbeda-beda. Ada paket tur sehari tanpa menginap, dua hari satu malam, tiga hari dua malam, bahkan ada juga yang seminggu. Kalau mau menginap pun ada dua pilihan, mau menginap di hotel atau di atas kapal/junk (kapal layar khas Vietnam).

Saya dan teman saya (Imel) sempat kebingungan saat menentukan pilihan paket tur ke Ha Long Bay karena banyaknya tour operator yang menawarkan paket tur ke Ha Long Bay dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Kami sempat bertanya ke Tourist Information Center di pusat Kota Hanoi, di dekat Hoan Kiem Lake. Akhirnya, setelah membaca referensi dari majalah traveling, browsing di internet, dan membandingkan harga paket tur ke Ha Long Bay dari berbagai brosur, kami menjatuhkan pilihan pada paket tur yang ditawarkan oleh Vietnam Open Tour (www.vietnamopentour.com.vn). Paket tur yang ditawarkan oleh Vietnam Open Tour cukup menarik, dan yang paling penting harganya paling murah dibanding tour operator yang lain. Kami memilih paket tur ke Ha Long Bay dua hari satu malam, yang memasukkan rute ke Bai Tu Long Bay dan Gua Sung Sot. Tour operator yang lain jarang yang memasukkan rute ke Bai Tu Long Bay, yang katanya sangat indah. Tour operator yang memasukkan rute ini biasanya memasang harga yang cukup mahal. Kami memilih menginap di atas kapal, karena menurut berbagai informasi, lebih asyik dan seru menginap di atas kapal daripada menginap di hotel. Selain itu, kami juga belum pernah merasakan menginap di atas kapal. Apalagi ini bukan sembarang kapal, tetapi kapal layar khas Vietnam yang disebut Junk. Harga paket tur ini adalah USD 60 per orang, sudah termasuk antar jemput ke hotel, transportasi pulang pergi ke Dermaga Bai Chay di Ha Long City, makan empat kali, dan menginap semalam di atas kapal.

Kami segera mencari lokasi Vietnam Open Tour, setelah mendapatkan alamatnya di internet. Ternyata, letaknya nggak begitu jauh dari Hoan Kiem Lake, tepatnya di 49 Hang Be Street, Hanoi. Kami bertanya lebih lanjut mengenai paket tur ke Ha Long Bay kepada petugas di Vietnam Open Tour. Kami dilayani oleh pegawai perempuan yang ramah dan sabar. Harga paket tur ke Ha Long Bay dua hari satu malam dengan menginap di atas kapal adalah USD 60 per orang. Setelah kami tawar, kami diberi diskon USD 10 per orang. Jadi kami hanya membayar sebesar USD 50 (sekitar Rp 467.500,00). Sebelum kami pulang, mbak pegawai tadi berpesan bahwa besok kami akan dijemput di hotel, jam 08.00 pagi.

Keesokan harinya, sekitar jam 08.00 pagi, kami dijemput sebuah mobil van dari Vietnam Open Tour. Di dalam mobil sudah ada beberapa turis lainnya, lengkap dengan ransel mereka yang besa-besar. Selanjutnya, kami dibawa berkeliling Hanoi untuk menjemput peserta tur lainnya. Setelah semua peserta tur lengkap, mobil pun berjalan meningalkan Hanoi menuju Ha Long City, kota pelabuhan, di mana kita akan naik kapal untuk berkeliling Ha Long Bay.

Di tengah perjalanan menuju Ha Long City, mobil berhenti sejenak di sebuah restoran (di kota kecil yang saya lupa namanya), memberi kesempatan kepada para peserta tur untuk makan, minum ataupun ke toilet. Restoran tersebut juga menjual berbagai souvenir khas Vietnam yang lucu-lucu. Yang menarik perhatian saya adalah lukisan dari benang yang dibuat oleh para perempuan Vietnam. Di dalam restoran itu, diperlihatkan proses pembuatan lukisan benang, yang semuanya dikerjakan oleh perempuan. Jadi para turis bisa melihat proses pembuatan lukisan benang tersebut. Lukisan dibuat dengan cara menyulam benang di atas kain mengikuti pola yang sudah dibuat sebelumnya, sambil melihat foto lukisan tersebut. Sangat rumit dan butuh kesabaran tingkat tinggi. Makanya, hanya kaum perempuan yang sanggup mengerjakan lukisan tersebut. Salut deh, buat mbak-mbak pelukis benang tersebut.

Turis sedang mengantri naik kapal (junk) di Dermaga Bai Chay

Tengah hari, kami tiba di Dermaga Bai Chay, Ha Long City (pelabuhan penyeberangan ke Ha Long Bay). Saat kami tiba, dermaga sangat ramai, penuh dengan para turis yang akan berlibur di Ha Long Bay. Pemandu (tour guide) kami membelikan tiket masuk ke Ha Long Bay dan selanjutnya membawa kami ke pinggir dermaga untuk menunggu kapal yang akan membawa kami keliling Ha Long Bay.

Sekitar 30 menit menunggu, akhirnya tour guide kami mengajak kami naik kapal. Namun, kami tidak bisa langsung naik kapal karena kapalnya berada agak di tengah laut. Kapal tidak bisa merapat ke pinggir dermaga karena laut di pinggir dangkal. Untuk bisa naik ke kapal, kami harus naik perahu kecil dulu yang akan membawa kami mendekati kapal.

Sesampainya di atas kapal, para kru kapal menyambut kami dengan welcome drink berupa teh lemon hangat. Tour guide membagikan kunci kamar kepada kami dan menunjukkan letak kamar kami. Sambil membagikan kunci, tour guide memperkenalkan kru kapal kepada kami. Tour guide juga mejelaskan prosedur keselamatan kepada kami. Ternyata kapal kami bagus, sama seperti foto yang kami lihat di brosur dan di internet. Kapal kami terdiri dari tiga lantai. Lantai dasar terdiri dari ruang serba guna (ruang duduk + ruang makan), ruang nahkoda, dapur, dan kamar-kamar untuk awak kapal. Lantai dua merupakan kamar-kamar untuk para turis peserta tur. Lantai paling atas berupa dek terbuka (tanpa atap) dilengkapi dengan beberapa kursi malas dan sebuah layar (khas kapal Vietnam) yang belum dibentangkan.

Kami sempat khawatir kalau-kalau dapat kapal yang jelek. Pasalnya, banyak tour operator yang nakal, yang membohongi para turis. Di brosur ataupun foto, kapal kelihatannya bagus, tetapi kenyataannya kapalnya jelek, tidak seperti yang ditunjukkan di foto ataupun brosur. Untungnya kami ikut tur yang diselenggarakan oleh tour operator yang reputasinya bagus. Jadi kami tidak tertipu.

Selesai sesi perkenalan, saya dan Imel segera menuju kamar untuk meletakkan tas kami. Kamar kami cukup mewah. Interior kamar didominasi kayu yang berwarna coklat sehingga menimbulkan kesan hangat. Kamar kami dilengkapi pendingin ruangan, listrik yang menyala 24 jam, serta kamar mandi dengan air panas dan dingin. Kamar kami berjendela kaca besar, sehingga bisa melihat langsung pemandangan pulau-pulau batu di Ha Long Bay dari atas ranjang. Thanks God! Akhirnya impian saya untuk bisa menjelajahi Ha Long Bay dan menginap di kapal tercapai juga.

Setelah meletakkan barang di kamar, kami segera turun ke lantai dasar untuk makan siang bersama. Menu makan siang berupa nasi, sayur, dan lauk aneka sea food yang sangat menggoda. Kelihtannya sih, lezat semua. Apalagi perut kami memang sudah keroncongan sejak tadi. Ditambah cuaca yang sangat dingin dan berkabut, kami pun makan dengan lahap. Sambil makan, kami berkenalan dengan peserta tur yang lain, yang akan bersama-sama dua hari ke depan. Kapal berjalan pelan membelah Ha Long Bay, dan kami mulai disuguhi pemandangan pulau-pulau batu yang unik dan cantik. Anehnya, kami tidak diberi minuman apapun, walau sekedar air putih. Ternyata, paket makan tidak termasuk minum. Jadi kalau mau pesan minuman, harus bayar lagi. Aneh banget kan? Setahu saya, kalau menginap di hotel, kalau dapat sarapan pasti sudah termasuk minuman. Lha ini nggak. Catat! Cuma dapat makanan doang, tanpa minuman. Untungnya kami membawa banyak persediaan minuman, baik air mineral maupun jus dalam kemasan. Kalau kami nggak bawa minuman, bisa-bisa kami tekor harus beli minuman yang harganya lumayan mahal di atas kapal.

Perut sudah kenyang, saya pun langsung menuju ke dek atas untuk menikmati panorama Ha Long Bay yang menakjubkan. Satu demi satu pulau-pulau batu mulai bermunculan. Semakin lama, pulau-pulau batu semakin banyak. Bentuk dan ukurannya pun semakin beragam. Walaupun cuaca mendung dan berkabut, panorama Ha Long Bay tetap cantik menawan. Saya pun langsung mengabadikan panorama alam yang mirip lukisan tersebut dengan kamera kesayangan saya. Saya sampai kebingungan harus memotret pemandangan yang mana. Berputar 360 derajat, panorama Ha Long Bay semuanya menakjubkan. Dari sudut manapun Anda memotret, Anda akan mendapatkan foto yang indah menawan. Rugi rasanya mata berkedip. Luar biasa!

Desa terapung di Ha Long Bay

Kapal berjalan dengan lambat menuju sebuah kampung nelayan terapung (floating village). Kampung kecil tersebut benar-benar terapung di atas permukaan air laut yang hijau dan terlindung di antara pulau-pulau batu yang tinggi menjulang. Di kampung ini, kita bisa melihat penangkaran ikan, udang, kepiting dan hewan laut lainnya. Kalau kita mau, kita bisa membeli ikan-ikan tersebut dan meminta awak kapal untuk memasakkannya. Uniknya, meski berada di tengah laut dan jauh dari daratan, rumah-rumah di kampung tersebut sebagian besar memiliki pesawat televisi yang dilengkapi dengan antena di luar rumah. Saya nggak menyangka kalau nelayan-nelayan tersebut cukup modern juga.

Selesai mengunjungi kampung nelayan terapung, saya bergegas menuju kamar untuk tiduran. Hujan rintik-rintik dengan suhu udara yang dingin menusuk tulang, membuat saya ingin membenamkan diri di balik selimut tebal, di dalam kamar. Namun, baru beberapa menit menghangatkan badan di atas ranjang yang empuk, tiba-tiba si Imel masuk kamar,mengagetkan saya. Katanya, kami akan mengunjungi suatu tempat yang menarik. Saya pun segera mengenakan sarung tangan, menyambar kamera, dan beranjak keluar kamar.

Kapal kami sedang berlabuh di depan Gua Sung Sot

Rupanya kami dibawa menuju Gua Sung Sot (Sung Sot Cave), gua yang disebut-sebut sebagai gua terbesar dan terindah di Ha Long Bay. Oleh para turis, gua ini disebut juga Surprise Cave. Kami harus mendaki ratusan anak tangga yang cukup menguras tenaga, untuk mencapai gua ini. Gua yang memiliki luas area 10.000 meter persegi ini, terletak di sebuah tebing yang cukup tinggi di Pulau Bo Hon (Bo Hon Island). Namun, perjalanan tersebut tidak terasa melelahkan karena di sepanjang perjalanan menuju mulut gua, kami disuguhi pemandangan indah pulau-pulau batu yang menyembul begitu saja di permukaan laut. Gua ini telah diberi lampu dan tata cahaya yang bagus, sehingga membuat pemandangan di dalamnya semakin indah dan dramatis. Suasana di dalam gua juga bersih dan kering, tidak lembab seperti kebanyakan gua. Gua ini dipenuhi stalaktit dan stalakmit dengan bentuk yang unik sehingga saya pun tergoda untuk memotretnya. Karena gua ini sangat terkenal di kalangan para turis, pada saat kami berada di sana, gua pun dipadati pengunjung. Mereka terkagum-kagum dengan keindahan gua ini.

Stalaktit di dalam Gua Sung Sot

Cuaca masih dingin dan berkabut ketika kami keluar dari Gua Sung Sot. Kami kembali ke kapal, dan kapal pun beranjak meninggalkan Gua Sung Sot, menuju ke sebuah teluk di antara pulau-pulau batu yang tidak begitu jauh dari lokasi gua tersebut. Senja mulai menyapa ketika kapal berhenti di teluk kecil ysng tenang tersebut. Sayangnya matahari tidak kelihatan sama sekali hari itu, sehingga kami tidak bisa menyaksikan saat-saat matahari tenggelam di Ha Long Bay, yang katanya sangat indah.

Pedagang asongan di Ha Long Bay

Tiba-tiba berdatangan pedagang asongan yang menjual makanan dan minuman ringan di sekitar kapal. Mereka menjajajakan dagangannya di atas perahu. Sambil mendayung perahu, mereka berteriak, “Snack Mister! Drink Mister! Please buy, Mister!” Mereka tidak menghiraukan cuaca dingin dan hujan yang turun rintik-rintik saat itu. Saya melihat beberapa turis membeli snack dan air mineral dari mereka. Saya tidak membeli apa pun dari mereka karena persediaan makanan dan minuman masih cukup banyak, dan tas kami sudah tidak muat.

Sekitar jam 19.30, kami turun ke lantai dasar kapal, untuk makan malam. Hidangan makan malam tetap sea food, namun dengan variasi menu yang berbeda dengan menu makan siang tadi. Yang pasti, tidak kalah lezatnya. Sambil makan malam, kami ngobrol dengan teman-teman peserta tur lainnya. Kali ini, kami lebih akrab dengan mereka karena kami sudah bersama-sama seharian.

Selesai makan malam, acara dilanjutkan dengan karaoke bersama. Tour guide memulai acara karaoke, dengan menyanyikan lagu-lagu berbahasa Vietnam. Selanjutnya, dia mempersilakan kami untuk menyanyi. Karena udara sangat dingin, dan saya sudah mulai mengantuk, saya memilih untuk kembali ke kamar. Rasanya lebih nikmat membenamkan diri di balik selimut tebal, di atas ranjang yang empuk.

Keesokan harinya, kapal bergerak menuju Bai Tu Long Bay, sebuah teluk di kawasan Ha Long Bay yang terkenal akan keindahannya dan banyak terdapat gua-gua cantik. Teluk ini juga terkenal sebagai tempat bermain kayak terindah di Ha Long Bay. Teluk ini sangat tenang karena dipagari oleh ratusan pulau-pulau batu sehingga aman untuk bermain kayak ataupun berenang.

Saya dan penumpang lain diturunkan di sebuah rumah apung, di dekat pulau batu yang bertebing tinggi. Di samping rumah tersebut berjajar puluhan kayak warna-warni. Tour guide menyuruh kami memilih pelampung yang sesuai dengan ukuran kami masing-masing. Kemudian dia menerangkan cara bermain kayak kepada kami. Karena saya sudah sering bermain kayak, saya tidak begitu memperhatikan arahan dari tour guide tersebut. Saya lebih memperhatikan formasi pulau-pulau batu yang unik, yang ada di sekitar rumah apung tersebut.

Main kayak di Bai Tu Long Bay

Saya dan Imel segera memilih kayak dan dayung yang bagus, dan selanjutnya mulai mendayung kayak. Meski bermain kayak di laut, kami tetap mengenakan jaket tebal karena udara sangat dingin berkabut. Seumur-umur, baru kali ini saya kedinginan di laut dan harus memakai jaket tebal. Namun saya sangat menikmati acara bermain kayak ini. Berada di dalam kayak kecil, membuat saya semakin terpukau dengan kemegahan dan keindahan formasi pulau-pulau batu di Ha Long Bay. Kapan lagi bisa bermain kayak di tengah cuaca dingin berkabut, di antara ratusan pulau batu dengan gua-gua indah yang bentuknya unik. Sesekali, kami berpapasan dengan kapal-kapal turis yang lain, yang menuju Bai Tu Long Bay ini. Saya segera mengeluarkan kamera saya-yang sejak tadi saya bungkus plastik karena takut kecebur ke laut-untuk memotret panorama alam yang menakjubkan di sekitar saya. Rugi banget melewatkan begitu saja pemandangan indah yang tersaji di depan mata.

Selesai bermain kayak, kami diberi waktu sepuluh menit untuk berenang di laut. Teman-teman dari Eropa dan Australia langsung terjun dari kapal dan berenang-renang di tengah Bai Tu Long Bay yang dinginnya minta ampun. Saya sebenarnya ingin sekali ikut berenang bersama mereka tetapi saya tidak tahan berenang di air yang sangat dingin. Saya juga takut kram di tengah laut dan merepotkan teman-teman yang lain. Jadi, untuk amannya saya memilih untuk tidak berenang saja. Saya sudah cukup puas melihat teman-teman berenang dan bermain-main di tengah Bai Tu Long Bay yang indah.

Selanjutnya, saya mandi dan mengemasi barang-barang di kamar. Saya bersama penumpang lainnya harus check out dari kamar dan berkumpul di ruang serba guna, di lantai dasar kapal karena kamar akan dibersihkan oleh para awak kapal. Seiring gerimis yang mulai turun, kapal mulai berlayar pelan meninggalakan Ha Long Bay menuju Dermaga Bai Chay. Kami semua terdiam karena sangat sedih harus meninggalkan teluk cantik yang menakjubkan ini. Rasanya belum puas dua hari menjelajahi Ha Long Bay. Namun, kenangan indah di Ha Long Bay akan tetap tersimpan di hati kami. (edyra)***

*Dimuat di Majalah SEKAR No. 56, 4 Mei 2011.

Tuesday, 18 May 2010

MENYAMBANGI TIGA PANTAI TERINDAH DI BALI

Bermain-main di Pantai Green Bowl yang masih sepi dan alami

Lupakan sejenak Pantai Kuta, Sanur, ataupun Nusa Dua ketika Anda berlibur ke Bali. Masih banyak pantai indah di Bali selain tiga pantai yang selalu dipadati turis tersebut. Kini saatnya Anda menikmati pantai-pantai “lain” di Bali. Cobalah berkunjung ke tiga pantai cantik di pesisir selatan Pulau Bali ini : Pantai Green Bowl, Pantai Karma Kandara, dan Pantai Nyang Nyang. Ketiga pantai yang berada di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali ini, menawarkan sesuatu yang berbeda, dengan suasana sepi dan alami, yang akan membuat liburan Anda lebih berkesan dan eksklusif. karena Tiga pantai terindah di Bali ini memiliki karakteristik yang sama, yaitu : letaknya tersembunyi di balik tebing, berpasir putih bersih dengan air laut sebening kristal berwarna hijau kebiruan, dan belum diketahui banyak turis. Untuk mencapai bibir pantainya, Anda harus menuruni ratusan anak tangga yang cukup curam. Anda tidak akan menemukan ketiga pantai ini di buku petunjuk (guide book) ataupun paket perjalanan manapun. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena pantai-pantai ini letaknya tidak jauh dari Denpasar ataupun Kuta. Ketiganya berada di Semenanjung Bukit (The Bukit), di antara Objek Wisata Garuda Wisnu Kencana dan Pura Uluwatu sehingga Anda bisa mengunjungi tiga pantai cantik nan eksotis ini dalam sehari.

Pantai Green Bowl
Pantai indah pertama yang bisa Anda kunjungi di Semenanjung Bukit adalah Pantai Green Bowl. Pantai cantik ini memiliki tiga nama yang semuanya dari Bahasa Inggris, yaitu Pantai Green Bowl, Pantai Bali Cliff, dan Hidden Beach. Tentunya ada alasan tersendiri dibalik pemberian tiga nama tersebut. Dinamakan Pantai Green Bowl, karena dulu ada perusahaan yang bernama PT. Green Bowl yang akan membangun hotel (resort) di dekat pantai ini. Sedangkan nama Pantai Bali Cliff diberikan karena dulunya ada sebuah hotel bernama Bali Cliff (yang sekarang sudah tutup), yang berada di bibir tebing di atas pantai ini. Nama terakhir, Hidden Beach, diberikan karena letak pantai ini yang benar-benar tersembunyi di balik tebing. Dari tiga nama tersebut, yang paling populer adalah Green Bowl, terutama di kalangan turis asing dan peselancar (surfer). Saya juga senang dengan nama tersebut, karena selain terdengar indah juga lebih komersil.

Untuk menuju Pantai Green Bowl, dari Denpasar/Kuta arahkan kendaraan Anda menuju Uluwatu melalui Jalan Raya Uluwatu. Sekitar 1 km setelah Objek Wisata Garuda Wisnu Kencana, Anda akan menjumpai sebuah perempatan, di mana terdapat Nirmala Supermarket di sebelah kanan jalan. Dari perempatan tersebut, beloklah ke kiri dan terus ikuti jalan tersebut sampai habis (kira-kira 2 km) dan sampailah Anda di tempat parkir Pantai Green Bowl. Dari tempat parkir di atas tebing tersebut, pantai berwarna hijau kebiruan dengan ombak putih bergulung-gulung sudah terlihat. Selanjutnya, Anda harus menuruni ratusan anak tangga untuk sampai di bibir pantai.

Pantai Green Bowl yang cantik dan eksotis

Begitu Anda tiba di pantai, Anda akan disambut hamparan pasir putih nan lembut, laut hijau kebiruan dan semilir angin yang sejuk membelai tubuh. Awan putih yang berserakan di langit biru bagaikan aksesoris yang semakin mempercantik Pantai Green Bowl. Pada saat saya tiba di Pantai Green Bowl, terlihat beberapa peselancar yang asyik menari-nari di atas ombak Pantai Green Bowl. Bila ombak sedang bagus, pantai ini ramai dikunjungi peselancar. Pantai Green Bowl memang terkenal sebagai salah satu lokasi berselancar terbaik di Bali. Berkat ombaknya yang bagus, pantai ini mulai dikenal turis asing dari berbagai penjuru bumi. Namun, peselancar yang datang ke pantai ini tidak sebanyak di Pantai Kuta, Dreamland ataupun Padang-Padang yang sudah lebih dulu terkenal. Jadi, suasana pantai masih tenang dan sepi. Tidak ada suara bising kendaraan bermotor maupun pedagang asongan di pantai ini. Selain peselancar, ada juga beberapa turis asing yang berenang, berjemur ataupun snorkeling di pantai ini. Pantai Green Bowl jarang diekspos media massa, sehingga belum banyak turis yang mengetahui keberadaan pantai ini.

Ribuan kelelawar di gua-gua Pantai Green Bowl

Salah satu keunikan Pantai Green Bowl yang tidak dimiliki pantai lain adalah pantai ini memiliki beberapa gua yang dihuni ribuan kelelawar. Pada siang hari, kelelawar-kelelawar tersebut tidur menggantung di bagian atap gua. Sedangkan pada malam hari, kelelawar-kelelawar tersebut terbang keluar gua untuk mencari makan. Sepertinya kelelawar-kelelawar tersebut sudah terbiasa dengan kehadiran para turis. Mereka tetap tidur dengan nyaman di dalam gua walaupun banyak turis yang berfoto-foto di sekitarnya. Beberapa kelelawar saja yang agak terganggu dengan kehadiran para turis, dan beterbangan di dalam gua. Dengan adanya ribuan kelelawar tersebut gua menjadi berbau tidak sedap. Bau pesing dan apek sangat menusuk hidung. Anda harus menutup hidung atau menahan nafas kalau ingin berfoto di dekat kelelawar tersebut. Namun, bila Anda malas mencium bau yang tidak sedap, berfoto di mulut gua juga cukup indah.

Pantai Green Bowl memang luar biasa. Setiap sudutnya begitu indah dan mempesona. Keindahan alam dan ketenangan suasana yang ditawarkan pantai ini membuat jatuh hati siapapun yang melihatnya. Saya langsung jatuh cinta begitu pertama kali melihat pantai ini. Saya yakin, Anda pun akan jatuh cinta padanya.

Pantai Karma Kandara
Dari Pantai Green Bowl, lanjutkan perjalanan Anda menuju Pantai Karma Kandara. Arahkan kendaraan Anda kembali ke Jalan Raya Uluwatu, sampai tiba di perempatan jalan. Dari perempatan jalan tersebut, Anda tinggal belok kiri sampai tiba di pertigaan yang sedikit menikung. Dari pertigaan di Desa Ungasan (sekitar 500 meter dari perempatan) tersebut, ada tulisan Karma Kandara dan Di Mare di sebelah kiri jalan. Beloklah ke kiri dan ikuti terus jalan tersebut. Perhatikan penunjuk arah yang bertuliskan Karma Kandara dan Di Mare. Selanjutnya Anda akan melewati dua pertigaan lagi. Di pertigaan pertama (ada tulisan Karma Kandara juga), Anda belok ke kanan. Di pertigaan kedua (ada tulisan Nammos Beach Club, Karma Kandara dan Di Mare), Anda belok ke kiri, menuju Di Mare dan Nammos Beach Club. Di Mare adalah nama Restoran Italia di Hotel Karma Kandara sedangkan Nammos Beach Club adalah restoran/bar di pinggir Pantai Karma Kandara. Jangan belok ke kanan, karena jalan yang ke kanan menuju Hotel Karma Kandara. Sebagai informasi, pintu masuk Hotel Karma Kandara dan Restoran Di Mare adalah berbeda dan letaknya sangat berjauhan. Setelah berjalan sekitar 900 meter, sampailah Anda di Restoran Di Mare. Parkirlah kendaraan Anda di tempat parkir, di depan pintu masuk restoran atau di depan pura. Dari sana laut sudah kelihatan. Anda tinggal berjalan kaki menuju ke pantai karena Pantai Karma Kandara berada jauh di bawah tebing.

Penunjuk arah menuju Pantai Karma Kandara

Inclinator di Pantai Karma Kandara

Dari tempat parkir tersebut, ada dua pilihan untuk menuju Pantai Karma Kandara. Pilihan pertama, bagi Anda yang berkantong tebal dan nggak mau repot. Anda bisa mencapai Pantai Karma Kandara melalui Restoran Di Mare. Dari restoran tersebut, ada inclinator (lift miring) yang akan membawa Anda turun ke Nammos Beach Club. Restoran/bar yang berada di pinggir pantai tersebut menyajikan Masakan Mediterania dan sea food. Masakan Indonesia juga tersedia bila Anda menginginkan. Namun, Anda harus merogoh kocek cukup dalam, yaitu sebesar Rp 250.000,00 untuk bisa masuk ke restoran tersebut. Uang tersebut sebagai uang deposit untuk makan dan minum di Nammos Beach Club. Bila Anda makan melebihi Rp 250.000,00 Anda harus membayar kekurangannya tetapi bila Anda makan tidak sampai Rp 250.000,00 sisanya tidak akan dikembalikan kepada Anda.

Nammos Beach Club

Pilihan kedua, bagi Anda yang ogah bayar (alias suka gratisan) tapi mau sedikit bersusah payah. Dari tempat parkir, Anda tinggal jalan kaki melewat sebuah lorong sempit di antara tembok pagar pura dan tembok pagar hotel (dari batu alam), hingga sampai di bibir tebing. Dari tebing yang tingginya sekitar 150 meter dari pantai tersebut, terhampar pemandangan Pantai Karma Kandara yang sangat menakjubkan. Saya sampai takjub dan bengong, melihat pantai yang luar biasa indah tersebut. Saya pun nggak tahan untuk tidak berfoto di bibir tebing tersebut. Saya segera mengabadikan lukisan alam yang memukau tersebut dengan kamera kesayangan saya.

Anak tangga menuju Pantai Karma Kandara

Setelah puas foto-foto di bibir tebing, saya segera turun meniti anak tangga yang berkelok-kelok menuju pantai. Saya menuruni ratusan anak tangga dengan hati-hati karena di beberapa tempat anak tangganya sangat curam. Pepatah ”bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” berlaku di sini. Perjuangan saya menuruni 340 anak tangga ternyata tidak sia-sia. Saya mendapat hadiah pantai yang luar biasa indahnya. Hamparan pasir putih nan lembut dan air laut sebening kristal berwarna hijau toska menyambut kedatangan saya di Pantai Karma Kandara. Langit biru dengan gumpalan awan putih yang memayungi pantai semakin menambah cantik suasana pantai. Sesekali ombak lembut membelai kaki saya, menebarkan kesejukan. Pemandangan yang sangat menakjubkan. Rugi rasanya jika mata berkedip. Saya sampai kehabisan kata-kata untuk melukiskan keindahan Pantai Karma Kandara. Saya pun langsung memotret setiap jengkal Pantai Karma Kandara yang begitu eksotis.

Pantai Karma Kandara yang mempesona

Air laut yang bening dengan gradasi warna hijau kebiruan, sejak tadi telah memanggil-manggil saya untuk bermain dengannya. Tanpa membuang-buang waktu, saya pun langsung mengenakan masker dan snorkel yang saya bawa dari rumah, untuk ber-snorkeling. Snorkeling di Pantai Karma Kandara sangat menyenangkan. Pantainya tenang dan dangkal, airnya bening, terumbu karang dan ikannya pun cukup beragam. Namun, Anda harus membawa peralatan snorkeling sendiri. Karena di sana tidak ada tempat penyewaan alat snorkeling. Kecuali bila Anda menginap di Hotel Karma Kandara, Anda bisa menyewanya dari pihak hotel.

Pantai Karma Kandara dengan air laut sebening kristal

Selain snorkeling, aktivitas yang bisa Anda lakukan di Pantai Karma Kandara adalah berenang, berjemur, ataupun sekedar bermalas-malasan di tepi pantai sambil membaca buku. Bermain pasir seperti anak-anak pun sah-sah saja Anda lakukan. Bila Anda pecinta yoga, pantai ini adalah tempat yang tepat untuk berlatih yoga. Pantai yang sepi dan tenang menciptakan suasana damai sehingga sangat cocok untuk berlatih yoga dan meditasi.

Sudut Pantai Karma Kandara yang eksotis

Letak Pantai Karma Kandara yang tersembunyi di balik tebing, membuat pantai ini selalu terjaga dan bebas polusi. Pantai Karma Kandara sangat sepi tidak seperti kebanyakan pantai lainnya di Bali. Pantainya bersih dan masih alami, nggak ada secuil pun sampah terlihat di pantai. Memang belum banyak orang yang tahu keberadaan pantai ini. Pengunjungnya kebanyakan adalah turis asing yang merupakan tamu Hotel Karma Kandara ataupun Nammos Beach Club. Turis lokal belum banyak yang mengetahui keberadaan pantai ini. Kalaupun ada, jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Mereka tahu Pantai Karma Kandara dari mulut ke mulut.

Belakangan ini, Pantai Karma Kandara mulai banyak dibicarakan orang. Pantai terindah di Bali yang masih sepi dan tersembunyi ini, membuat penasaran banyak orang untuk mengunjunginya. Saya berharap, semoga pantai ini tetap bersih dan indah walau nanti dikunjungi banyak orang. Biarkan pantai ini menjadi sepotong surga kecil di sudut Bali.

Pantai Nyang-Nyang
Pantai terakhir yang bisa Anda kunjungi di pesisir selatan Pulau Bali adalah Pantai Nyang-Nyang. Pantai ini juga berada tidak jauh dari Jalan Raya Uluwatu, tepatnya sekitar 1 km sebelum Pura Uluwatu. Setelah melewati gerbang Hotel Puri Bali Nyang-Nyang dan SD Negeri 03 Jimbaran, Anda akan melihat pertigaan dengan jalan tanah dilengkapi penunjuk arah bertuliskan Nyang-Nyang Surfing Beach (tulisannya sudah agak kusam dan tidak begitu jelas) di kiri jalan. Beloklah ke kiri dan ikuti jalan tanah berbatu kapur tersebut sampai habis, dan Anda pun tiba di tempat parkir Pantai Nyang-Nyang. Dari tempat parkir tersebut, Pantai Nyang-Nyang sudah kelihatan membentang luas jauh di bawah tebing. Perjalanan selanjutnya adalah menuruni ratusan anak tangga untuk mencapai bibir pantai.

Ratusan anak tangga yang harus dilalui untuk mencapai bibir Pantai Nyang-Nyang

Pantai Nyang-Nyang, sedikit berbeda dibandingkan kedua pantai di atas. Meski sama-sama berada di bawah tebing, hamparan pasir putih pantai ini sudah terlihat jelas dari atas tebing, tidak seperti Pantai Green Bowl dan Karma Kandara yang tersembunyi. Tebing di pantai ini juga lebih tinggi dan jumlah anak tangganya pun lebih banyak sehingga lebih menguras tenaga. Selain itu, jalan masuk menuju pantai ini sangat buruk, yaitu jalan tanah berbatu kapur yang tidak rata (jalan off road), berbeda dengan jalan menuju Pantai Green Bowl dan Karma Kandara yang sudah beraspal mulus. Sebaiknya Anda berkunjung ke Pantai Nyang-Nyang pada saat musim kemarau dan membawa kendaraan berbadan tinggi karena jalan menuju pantai ini berupa jalan tanah dengan batu kapur yang besar-besar dan tidak rata. Di musim hujan, jalan sangat licin dan bisa membuat slip kendaraan Anda.

Pantai Nyang-Nyang dilihat dari atas tebing

Pantai yang masih berada di semenanjung bukit ini, memiliki hamparan pasir putih yang membentang luas dan air laut yang masih jernih. Ombak di Pantai Nyang-Nyang juga bagus dan cocok untuk olahraga selancar. Nggak heran kalau peselancar dari berbagai negara, senang berselancar di pantai ini. Meski harus bersakit-sakit dahulu menuruni ratusan anak tangga, para peselancar rajin menyambangi Pantai Nyang-Nyang karena daya tarik ombak yang bagus dan pantai yang masih sepi. Memang, sebagian besar pengunjung pantai ini adalah turis asing dan para peselancar. Turis lokal jarang yang berkunjung ke pantai ini. Letak pantai yang tersembunyi dan akses jalan yang buruk membuat turis lokal malas dan jarang berkunjung pantai ini.

Pantai Nyang-Nyang yang indah, dengan pohon pandan yang banyak tumbuh di pinggir pantainya

Sedikitnya turis yang berkunjung ke Pantai Nyang-Nyang, membuat pantai ini tetap sepi dan alami. Anda bisa menjelajahi pantai ini dengan leluasa tanpa terganggu pengunjung lain. Bagi Anda penggemar selancar, Anda bisa menaklukkan ombak Pantai Nyang-Nyang dengan leluasa tanpa takut terganggu peselancar yang lain. Selain berselancar, Anda bisa mandi, berenang ataupun berjemur di pantai ini. Anda juga tidak dilarang bermalas-malasan sambil membaca buku di pinggir pantai. Singkatnya, Anda bisa melakukan apa pun di Pantai Nyang-Nyang sepuas hati Anda tanpa ada yang mengganggu. Yang perlu Anda ingat, sebaiknya Anda membawa bekal makanan dan minuman secukupnya bila berkunjung ke pantai ini. Pasalnya perjalanan menuruni ratusan anak tangga yang terjal cukup menguras tenaga, dan di Pantai Nyang-Nyang tidak ada satu pun penjual makanan, kecuali di tempat parkir, di atas tebing.

Itulah tiga pantai terindah di Bali yang masih sepi dan tersembunyi. Bila Anda berkunjung ke Bali, cobalah luangkan waktu untuk mengunjunginya. Jangan hanya berkunjung ke tempat “itu-itu” saja! Percaya deh! Anda akan mendapatkan sesuatu yang berbeda, yang tidak akan Anda dapatkan di tempat lain. (edyra)***

*Dimuat di Majalah TRAVELWAN Edisi Oktober 2010.