Tuesday, 5 February 2013

KEINDAHAN SAWAH TERASERING DI BALI

Menikmati indahnya sawah di Jatiluwih

Sebagai negara agraris, sawah mudah dijumpai di Indonesia. Hampir di setiap pulau, kita bisa menemukan sawah, baik di pedesaan, di lereng bukit/gunung, maupun di dekat pantai. Namun, sawah terasering (rice terraces) dengan bentuk berundak-undak yang indah, mungkin hanya bisa ditemukan di Bali. Pasalnya, sawah di Bali kebanyakan berada di lereng bukit/gunung yang terjal. Agar sawah tersebut bisa ditanami padi, petani di Bali membuatnya menjadi berundak-undak mengikuti kontur tanah yang miring sehingga terciptalah sawah terasering yang mengagumkan. Asyiknya lagi, sawah terasering di Bali ada di beberapa tempat dengan bentuk yang berbeda satu sama lain. Berikut beberapa lokasi sawah terasering yang wajib Anda kunjungi ketika berlibur di Bali. 

 Sawah di Desa Antap

Antap - Antosari (Pantai Soka) 
Bila Anda melakukan perjalanan ke Bali dari Jawa melalui jalur darat, Anda pasti melewati sawah ini karena letaknya berada di pinggir Jalan Raya Denpasar Gilimanuk. Lokasi tepatnya berada di Desa Antap dan Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan tak jauh dari Pantai Soka yang sering dijadikan sebagai tempat istirahat (rest area) bus-bus wisata dari arah barat/Jawa. Sawah di Desa Antap dan Antosari cukup luas dengan petak-petak sawah yang berundak-undak dan berkelok-kelok. Sejauh mata memandang tampak hamparan sawah terasering yang menyejukkan mata. Bila Anda menghadap ke arah barat laut, tampak laut di kejauhan. Perpaduan sawah dan laut ini menghadirkan panorama yang mengagumkan. Asyiknya lagi, Anda bisa menikmati panorama indah ini dengan gratis. Jadi, rasa penat dan lelah Anda sejenak akan terobati dengan menyaksikan keindahan Sawah Antap. 

 
Sawah di Busungbiu

Busungbiu 
Busungbiu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Buleleng. Jika Anda berkendara dari Seririt menuju Denpasar via Pupuan, Anda akan melewati sawah terasering di Busungbiu. Panorama Sawah Busungbiu sangat eksotis karena sawah berada di lembah yang cukup dalam dan dibelah sungai yang berkelok-kelok. Panorama sawah ini semakin menakjubkan karena Anda melihatnya dari pinggir jalan yang berada di atas tebing yang cukup tinggi. Siap-siap takjub dan melongo ya, menyaksikan keindahan Sawah Busungbiu! 

 
Sawah di Desa Ceking

Ceking 
Inilah sawah terasering paling ngetop di Bali dan paling sering dikunjungi turis, baik turis domestik maupun turis asing. Maklum, lokasinya berada di pinggir Jalan Raya Tegallalang, Desa Ceking, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, atau sekitar 5 km dari Ubud. Sawah di Ceking atau di kalangan turis asing disebut Ceking Terraces tak begitu luas namun sangat menakjubkan. Sawah ini berada di tanah yang miring dan berlekak-lekuk dengan petak-petak sawah yang berundak-undak membentuk terasering yang sangat indah. Pohon kelapa yang tersebar di beberapa tempat semakin mempercantik panorama Sawah Ceking. Tak heran kalau Sawah Ceking sering menjadi lokasi pemotretan dan syuting iklan, film maupun sinetron. Bila Anda haus atau lapar, di sepanjang Jalan Raya Tegallalang berjajar kafe dan restoran yang menjual aneka makanan lezat dengan panorama Sawah Ceking. 

 
 Sawah di Jatiluwih

Jatiluwih
Berbicara sawah terasering di Bali, tak bisa lepas dari Sawah Jatiluwih yang merupakan area sawah terasering terluas di Bali. Luas area sawah ini mencapai 303 hektar. Sawah ini juga termasuk yang paling terkenal di Bali selain Sawah Ceking dan sering dikunjungi turis. Sawah Jatiluwih berada di kaki Gunung Batukaru, tepatnya di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Sawah yang pernah diusulkan dalam Daftar Situs Warisan Dunia (World Heritage Sites) UNESCO ini berada di pinggir Jalan Raya Jatiluwih sehingga mudah dicari. Sawah Jatiluwih juga berundak-undak mengikuti kontur tanah yang miring dan tidak rata. Panorama sawah ini semakin indah bila cuaca sedang cerah, karena akan tampak Gunung Batukaru yang berdiri menjulang dengan gagahnya.

 
Sawah di Desa Belimbing, Pupuan

Pupuan 
Kecamatan Pupuan di Tabanan termasuk salah satu sentra pengasil beras terbesar di Bali. Tak heran kalau di daerah ini banyak terdapat sawah terasering yang indah. Di sepanjang Jalan Raya Antosari - Seririt, mulai dari Desa Antosari, Belimbing, Pujungan hingga Pupuan terhampar sawah-sawah terasering nan cantik. Siapkan kamera Anda bila melewati jalan ini dan bersiaplah ternganga melihat panorama sawah terasering yang terbentang di kanan kiri Anda. (edyra)*** 

Friday, 1 February 2013

8 PURA TERINDAH DI BALI



Bali terkenal sebagai Pulau Seribu Pura. Di setiap sudut pulau, kita akan dengan mudah menemukan pura baik yang berukuran kecil maupun besar. Pura-pura di Bali memiliki beragam fungsi, mulai dari tempat ibadah sampai lokasi wisata spiritual/religi bagi para wisatawan yang bertandang ke Pulau Dewata. Dari ribuan pura yang ada di Bali, saya memilih 8 pura yang bisa dikategorikan pura terindah. Pura-pura ini memiliki keunikan/kekhasan masing-masing, baik dari sisi arsitektur, ukuran maupun bentuk/model bangunan pura. Selain itu, lokasi sebagian pura ini juga tak biasa. Ada yang di puncak bukit, di tengah danau, di atas pulau karang, maupun di tebing yang curam.  Berikut 8 pura terindah di Bali yang layak untuk dikunjungi.

 

1. Pura Besakih
Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Pura ini merupakan pura tertinggi di Bali karena berada di lereng Gunung Agung (gunung tertinggi di Bali), yang berada pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya). Di Pura Basukian inilah, tempat pertama diterimanya wahyu Tuhan oleh Hyang Rsi Markendya, cikal bakal Agama Hindu Dharma sekarang di Bali, sebagai pusatnya. Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh pura yang ada di Bali. Di antara semua pura yang termasuk dalam kompleks Pura Besakih, Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar, terbanyak bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan merupakan pusat dan semua pura yang ada di komplek Pura Besakih. Di Pura Penataran Agung terdapat 3 arca atau candi utama simbol stana dari sifat Tuhan Tri Murti, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur/Reinkarnasi. Pura Besakih masuk dalam daftar pengusulan Situs Warisan Dunia (World Heritage Sites) UNESCO sejak tahun 1995.

 

2. Pura Beji
Pura Beji terletak di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Tepatnya, sekitar 8 km di sebelah timur Kota Singaraja. Lokasi dan ukuran pura ini tergolong biasa saja karena berada di pinggir jalan tak juah dari pemukiman penduduk. Yang membuatnya istimewa adalah ukiran yang menghiasi hampir seluruh bagian pura. Mulai dari gerbang utama, gerbang kedua (tengah) hingga bagian utama pura, semua sarat ukiran khas Buleleng yang berbentuk tumbuhan merambat dan bunga-bungaan. Hampir tak ada bagian pura ini yang luput dari ukiran sehingga membuatnya sedap dipandang mata. 


3. Pura Goa Gajah
Pura Goa Gajah berada tak jauh dari Ubud, tepatnya di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar. Keunikan pura ini adalah letaknya yang berada di dalam goa sehingga dinamakan Pura Goa Gajah. Kata Goa Gajah berasal dari kata Lwa Gajah, sebuah kata yang muncul pada Kitab Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 M. Goa ini dibangun pada abad XI, pada saat Raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten berkuasa. Dulunya, goa ini dijadikan tempat bertapa/bersemedi  yang dibuktikan dengan adanya ceruk-ceruk di dalam goa.  Goa Gajah ini berbentuk huruf  T dengan lorong utama yang menjorok ke utara sepanjang 9 meter. Di ujung lorong yang menjorok ke utara ini, kita akan bertemu "pertigaan" ke kanan/timur dan ke kiri/barat, yang panjangnya sekitar 15 meter dengan lebar dan tinggi sekitar 3 meter. Di ujung barat terdapat Arca Ganesha dan ujung timur terdapat tiga Lingga. Selain arca-arca tersebut, ada banyak peninggalan bersejarah di Kompleks Pura Goa Gajah, antara lain kolam pertirtaan/pemandian dengan tujuh patung widyadara-widyadari yang sedang memegang air suci dan Lembah Tukad Pangkung di mana terdapat relief stupa bercabang tiga, relief payung bersusun 13, dan arca Budha.

 


4. Pura Gunung Kawi
Butuh sedikit perjuangan untuk mencapai Pura Gunung Kawi. Dari tempat parkir, kita harus menuruni ratusan anak tangga karena pura ini berada di lembah yang dalam, di tepi Sungai Tukad Pakerisan. Pura Gunung Kawi terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Pura ini dibangun oleh Raja Udayana dan diselesaikan oleh Raja Anak Wungsu. Nama Gunung Kawi sendiri belum diketahui dengan pasti asal mulanya. Namun, secara etimologi dikatakan berasal dari kata gunung dan kawi, yang berarti gunung/pegunungan dan pahatan. Maksudnya ialah pahatan yang terdapat di pegunungan.Keunikan Pura Gunung Kawi adalah bentuk bangunannya yang berupa candi-candi yang dipahat di dinding tebing yang curam. Ada dua kelompok candi di kompleks Pura Gunung Kawi yang dipisahkan oleh aliran Sungai Tukad Pakerisan. Candi pertama terletak di sebelah barat sungai, menghadap ke timur, yang berjumlah empat buah. Sedangkan candi kedua terletak di sebelah timur sungai, menghadap ke barat, yang berjumlah lima buah. Kompleks candi sebelah timur dilengkapi dengan kolam pemandian serta pancuran air. Sementara di kompleks candi sebelah barat terdapat semacam “ruang pertapaanyang dipahat di dalam tebing yang kokoh. Ruangan ini dilengkapi dengan pelataran, ruangan-ruangan kecil (seperti kamar) dengan jendela dan lubang sirkulasi udara di bagian atapnya yang berfungsi untuk masuknya sinar matahari. Ruangan-ruangan ini konon digunakan sebagai tempat meditasi atau tempat pertemuan para pendeta atau tokoh-tokoh kerajaan lainnya.

 

5. Pura Lempuyang
Pura Lempuyang berada di puncak Bukit Bisbis (Gunung Lempuyang) di Desa Purahayu, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Jaraknya sekitar 16 km dari pusat Kota Amlapura. Keistimewaan pura ini adalah bentuk bangunannya yang sangat unik dengan ribuan anak tangga dan letaknya yang berada di puncak bukit dengan panorama indah di sekitarnya. Untuk mencapai Pura Lempuyang, kita harus membawa kendaraan yang tangguh karena jalan menuju pura menanjak terjal. Selain itu, kita juga harus ekstra hati-hati karena jalan tersebut sempit dan berkelok-kelok. Dan yang paling penting, kondisi tubuh harus prima/fit ketika mengunjungi Pura Lempuyang, karena kita akan mendaki ribuan anak tangga untuk mencapai pura.
 
6. Pura Taman Ayun
Taman Ayun artinya taman yang indah. Sesuai dengan nama yang disandangnya, Pura Taman Ayun memang indah. Kompleks pura yang terdiri dari sepuluh buah pura dengan ketinggian yang berbeda-beda (dari dua tingkat sampai dengan sebelas tingkat) ini sering menghiasi kartu pos dan souvenir-souvenir khas Bali lainnya. Pura ini terletak di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Tabanan, Bali. Letaknya sekitar 20 km barat laut Denpasar atau sekitar 30 menit berkendara. Pura Taman Ayun dibangun oleh Raja Pertama Kerajaan Mengwi ,Tjokorda Sakti Blambangan, pada abad XVII (tahun 1634), dengan mendatangkan arsitek langsung dari Cina. Kompleks Pura Taman Ayun sangat luas dan terdiri dari empat lapisan. Lapisan paling luar adalah kolam yang mengelilingi kompleks pura. Lapisan kedua adalah taman yang asri dengan berbagai macam tanaman dan rumput yang hijau. Lapisan berikutnya yang dibatasi dengan pagar (lapisan ketiga dan keempat) merupakan bangunan utama di Kompleks Pura Taman Ayun, yaitu sepuluh buah pura yang dikelilingi kolam teratai yang indah. Bangunan pura yang berbentuk “meru” (atap yang bertingkat-tingkat) dengan ketinggian yang berbeda-beda, berdiri dengan anggun tepat di tengah-tengah kompleks Pura Taman Ayun.

 

7. Pura Tanah Lot
Pura yang bertengger di atas pulau/batu karang di tengah laut ini merupakan salah satu pura paling terkenal di Bali yang telah lama menjadi ikon wisata Bali. Foto pura ini telah menghiasi berbagai kartu pos, majalah dan brosur wisata sehingga membuatnya terkenal ke berbagai penjuru dunia. Jadi, tak perlu uraian panjang lebar untuk menjelaskan keindahan pura ini.

 

8. Pura Ulun Danu Beratan
Pura Ulun Danu Beratan berada di tengah Danau Beratan, di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Pura ini juga menjadi salah satu ikon wisata Bali yang paling menonjol selain Pura Tanah Lot. Berbagai kartu pos, majalah dan brosur wisata telah memajang pura cantik ini. Bila Anda belum pernah melihat Pura Ulun Danu Beratan, Anda bisa melihatnya di halaman belakang uang pecahan lima puluh ribu rupiah. (edyra)***