Pelabuhan Kayangan sebenarnya hanyalah pelabuhan penyeberangan kecil di ujung timur Pulau Lombok, sebagai titik awal penyeberangan ke Pulau Sumbawa. Jaraknya sekitar 70 km dari Kota Mataram, atau sekitar dua jam perjalanan dengan mobil. Letak pelabuhan ini terlindung di sebuah teluk yang tenang di Lombok Timur. Begitu tenangnya teluk tersebut, sehingga lebih menyerupai danau. Tidak ada ombak di teluk tersebut, melainkan hanya riak-riak kecil gelombang. Siapa pun yang baru pertama kali melihat Pelabuhan Kayangan, pasti mengira kalau itu bukanlah laut melainkan sebuah danau. Pelabuhan ini beroperasi selama 24 jam, dengan frekuensi keberangkatan kapal ke Sumbawa setiap 90 menit.
Pelabuhan Kayangan sungguh istimewa di mata saya. Selain namanya yang unik, pemandangan di sekitar pelabuhan juga sangat indah dan menyejukkan mata. Di sebelah barat, tampak Gunung Rinjani yang berdiri gagah tinggi menjulang, di sebelah timur terbentang Selat Alas yang biru dan tampak Pulau Sumbawa di kejauhan. Air lautnya hijau kebiruan, tidak seperti kebanyakan pelabuhan di Jawa yang airnya berwarna coklat keruh karena sudah tercemar. Suasana di pelabuhan pun cukup tenang, tidak terlalu banyak kendaraan. Ada dua dermaga di pelabuhan ini, tetapi biasanya hanya satu dermaga yang dioperasikan.
Saya sudah beberapa kali ke pelabuhan ini, kalau tidak salah empat kali (delapan kali pulang pergi). Pertama kali saya ke sana, adalah saat saya masih tinggal di Mataram dalam rangka tugas kantor bersama teman-teman kantor pada tahun 2004. Namun, waktu itu kita tidak menyeberang ke Sumbawa. Yang kedua, ketika saya dan teman saya (Andi) akan menyeberang ke Sumbawa pada tanggal 1 Oktober 2004. Yang ketiga, ketika dalam perjalanan Tour de Java, Bali & Nusa Tenggara pada tahun 2006. Yang terakhir, pada tanggal 9 April 2009, saat saya bersama teman saya (Annas) akan menjelajahi Pantai Lakey di Pulau Sumbawa dan Pulau Satonda.
Dari empat kali kunjungan ke Pelabuhan Kayangan, yang paling berkesan bagi saya adalah kunjungan yang keempat karena saya datang ke sana tepat sebelum matahari terbit. Jadi pemandangannya begitu indah. Saya memang penggemar berat sunrise (matahari terbit) maupun sunset (matahari terbenam). Saya sangat merindukan saat-saat mentari mulai menyembul malu-malu dari peraduannya di ufuk timur dan perlahan-lahan memancarkan kehangatan sinarnya ke seluruh penjuru bumi. Gradasi warna merah, jingga, dan ungu yang timbul saat munculnya sang mentari sangat indah dan menyegarkan mata. Suasana pun begitu romantis dan syahdu. Begitu juga suasana di Pelabuhan Kayangan saat pagi menjelang. Nuansa lembayung jingga menghiasi langit Kayangan menghasilkan lukisan alam yang sempurna. Siapa pun yang berada di Pelabuhan Kayangan pada saat pagi menjelang akan takjub dan terpesona dengan pemandangan di sana.
Saya dan Annas pun nggak mau kehilangan momen indah di Pelabuhan Kayangan. Kami segera naik sampai dek atas kapal agar bisa menyaksikan keindahan pemandangan di sekitar Pelabuhan Kayangan dan mendapatkan foto-foto sunrise yang sempurna. Setelah jeprat-jepret sekian lama, kami pun sukses mendapatakan foto-foto indah saat pagi menjelang di Pelabuhan Kayangan. Ingin rasanya menghentikan waktu agar momen indah sunrise di Kayangan nggak segera berlalu. Namun, seiring mentari beranjak tinggi, kapal pun segera berlayar menuju Sumbawa. Dengan berat hati, kami pun harus meninggalkan Pelabuhan Kayangan untuk memulai petualangan baru di Sumbawa. (edyra)***
No comments:
Post a Comment