Berpose di main swimming pool Royal Pita Maha
Salah satu hal yang paling saya sukai dari menjadi Liaison Officer (LO) di acara SGATAR (Study Group on Asian Tax Administration Research) adalah banyak acara jalan-jalan. Setiap hari ada acara jalan-jalan. Memasuki hari kedua, agenda meeting SGATAR diselenggarakan di The Royal Pita Maha, sebuah hotel/resort yang terletak di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Saya mengenal hotel ini dari buku BALI DIRECTORY (Resorts, Villas, Hotels). Saya langsung terkagum-kagum melihat foto-foto indah Royal Pita Maha di buku tersebut. Saya menjadi semakin penasaran dengan hotel ini setelah melihat foto-fotonya yang lebih lengkap di laptopnya Pak Yoyok (Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Bali). Dalam hati, saya berkata, “Asyik nih, kalau nanti kita bisa jalan-jalan ke Royal Pita Maha pada waktu acara SGATAR.”
Saya sempat kecewa ketika diberitahu bahwa acara retreat di Royal Pita Maha hanya diikuti para kepala delegasi, dan LO tidak perlu menemaninya. Padahal saya sudah membayangkan, saya berada di Royal Pita Maha dan bersenang-senang di sana. Saya berenang-renang di kolam renangnya yang indah, kemudian mandi di air terjunnya yang dingin dan segar, terus bermain-main di pinggir Sungai Ayung yang airnya begitu bening dan bersih. Sayangnya, LO nggak diajak ke Royal Pita Maha. Saya jadi sedih dan kecewa berat.
Namun, yang namanya rezeki memang nggak kemana. Karena delegasi yang harus saya tangani (India) tidak datang dan tidak memberikan kabar apapun, oleh panitia SGATAR (tepatnya Ibu Susi), saya dipindahtugaskan ke bagian social program. Tugas bagian ini adalah mengurusi acara sightseeing dan retreat (jalan-jalan) para kepala delegasi dan atau anggota-anggotanya, di antaranya : penyediaan kendaraan, distribusi delegasi ke kendaraan, penyediaan snack, dan lain-lain. Pastinya saya harus ikut di setiap acara jalan-jalan tersebut. Saya seperti mendapat durian runtuh. Bagaimana tidak? Penggemar berat jalan-jalan diberi tugas untuk jalan-jalan. Klop banget kan? Saya bersorak kegirangan. Beruntung banget nih, India nggak jadi datang. Saya nggak perlu repot-repot ngurusin mereka. Sebaliknya, saya bisa jalan-jalan ke Royal Pita Maha.
Dua patung perempuan di halaman depan Royal Pita Maha
Selasa, 10 November 2009, jam 08.00 pagi, saya dan para kepala delegasi SGATAR berangkat dari Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua (tempat penyelenggaraan SGATAR). Para kepala delegasi dibagi ke dalam dua bus, dan saya ikut di Bus B. Panitia yang akan ikut ke Royal Pita Maha menggunakan Toyota Kijang Innova. Pak Dirjen dan Bu Dirjen ikut serta dalam acara sightseeing kali ini. Perjalanan dari Grand Hyatt (Nusa Dua) ke Royal Pita Maha (Ubud) lancar-lancar saja, tidak menemui kemacetan yang berarti (karena kami dikawal polisi bo). Jam 09.20 kita sampai di Royal Pita Maha. Dua sosok patung perempuan yang sedang menari menyambut kedatangan kami di halaman depan Royal Pita Maha. Tulisan Kirana Spa dan The Royal Pita Maha terukir di bawah patung tersebut.
Suasana sejuk dan asri segera terasa, begitu kami memasuki lobi Royal Pita Maha. Bunga sepatu berwarna merah, yang merupakan lambang hotel berbintang lima ini, terdapat di mana-mana. Petugas resepsionis hotel yang ramah segera mempersilakan kami untuk menuju restoran yang terletak di lantai tiga. Di sana sudah tersedia welcome drink dan makanan ringan. Hotel ini sangat unik. Kalau biasanya kita memasuki lobi hotel di lantai dasar atau lantai satu, di Royal Pita Maha tidak seperti itu. Karena area lobi dan restoran hotel ini berada di tanah yang konturnya miring, begitu memasuk lobi hotel ini, kita langsung berada di lantai paling atas, yaitu lantai tiga. Hotel ini memiliki tiga restoran yang berada di tiga lantai yaitu di Terrace Bali 1st floor, Terrace Bali 2nd floor, dan Terrace Bali 3rd floor (satu lantai dengan lobi). Dari ketiga lantai tersebut, kita bisa menyaksikan panorama alam yang sangat menakjubkan. Ketiga restoran tersebut, dipakai untuk acara SGATAR ini. Terrace Bali 1st floor untuk meeting para kepala delegasi, Terrace Bali 2nd floor untuk makan siang, dan Terrace Bali 3rd floor untuk acara penyambutan kedatangan kepala delegasi.
Panorama menakjubkan dari restoran di lantai tiga
Begitu memasuki restoran hotel yang berada di lantai tiga (Terrace Bali 3rd floor), kami disambut pemandangan tebing curam, lembah hijau, jajaran pohon kelapa, dan kolam renang yang airnya jernih kehijauan. Sejauh mata memandang, warna hijau luas membentang. Benar-benar menyejukkan mata. Hilang sudah segala rasa penat dan capai yang kami rasakan sepanjang perjalanan. Udara yang bersih dan sejuk semakin memanjakan kami. Saya sampai takjub dan nggak bisa berkata-kata menyaksikan panorama alam yang sangat spektakuler ini. Para kepala delegasi pun takjub dan kagum dengan keindahan alam di Royal Pita Maha tersebut. Saya sudah sering melihat hotel dengan pemandangan indah, tapi baru kali ini saya melihat hotel dengan pemandangan yang luar biasa indahnya.
Saya sudah tidak sabar untuk segera menjelajahi Royal Pita Maha. Begitu acara meeting para delegasi dimulai, saya tidak membuang-buang waktu. Saya segera jalan-jalan di sekeliling hotel ini dan memotret sudut-sudut menarik hotel ini. Saya hanya jalan-jalan di bagian atas hotel karena acara meeting belum selesai. Itu pun sudah membuat saya keringatan karena harus naik turun tangga. Namun saya tidak menghiraukan keringat yang terus mengucur di tubuh saya. Yang penting, saya bisa mendapatkan foto-foto yang indah.
Sungai Ayung yang sangat jernih
Royal Pita Maha dibangun di sebuah tebing dan lembah yang hijau di tepi Sungai Ayung. Hotel yang dibangun pada tahun 2004 ini berbentuk vila, semuanya berjumlah 52 vila yang terdiri dari 41 pool villas, 10 healing villas, dan 1 royal house. Setiap vila didesain dengan gaya arsitektur Bali yang indah dan dilengkapi dengan kolam renang pribadi. Royal Pita Maha memiliki dua buah kolam renang, yaitu main swimming pool yang terletak di bibir tebing dan royal lagoon yang terletak di tepi Sungai Ayung. Hotel ini terdiri dari bagian atas dan bagian bawah. Di bagian atas terdapat lobi, restoran, main swimming pool, Kirana Spa, dan beberapa pool villa. Di bagian bawah terdapat sawah, air terjun, dan kolam air suci (holy water) yang katanya bisa bikin awet muda. Untuk menghubungkan bagiana atas dan bagian bawah hotel dan untuk mempermudah tamunya menjelajahi lingkungan hotel, manajemen Royal Pita Maha pun menyediakan sebuah lift. Yang pasti, perlu energi yang cukup besar untuk mengelilingi seluruh hotel ini.
Kolam air suci (holy water) yang bisa bikin awet muda
Tengah hari, acara meeting pun selesai. Para kepala delegasi segera makan siang di restoran yang berada di lantai dua. Setelah itu, giliran para panitia (termasuk saya) yang makan siang. Setelah makan siang, para kepala delegasi diberi waktu untuk jalan-jalan di lingkungan hotel. Kebanyakan dari mereka memilih untuk mandi dan berenang di kolam air suci (holy water), yang berada tidak jauh dari air terjun. Ada juga yang jalan-jalan sampai ke pinggir Sungai Ayung.
Air terjun cantik di Royal Pita Maha
Saya pun segera turun ke area hotel bagian bawah, untuk melihat air terjun dan kolam holy water lebih dekat. Melihat air kolam yang jernih kehijauan, saya jadi tergoda untuk berenang. Kolam hijau itu seperti memanggil-manggil saya untuk segera menceburkan diri ke dalamnya. Saya memang penggemar renang dan tidak bisa melihat kolam renang nganggur. Namun, kali ini saya harus menahan hasrat saya untuk berenang karena keterbatasan waktu. Selain itu, saya juga tidak nyaman berenang bersama para kepala delegasi yang notabene sudah bapak-bapak. Saya lebih memilih untuk jalan-jalan dan merekam panorama indah di sekeliling saya dengan kamera kesayangan saya.
Royal lagoon yang airnya bening kehijauan
Saya berjalan sampai ke royal lagoon di pinggir Sungai Ayung. Sesekali saya melihat serombongan turis yang sedang berarung jeram. Sungai Ayung memang salah satu sungai yang bisa digunakan untuk berarung jeram di Bali. Saya terus berjalan menyusuri pinggiran sungai dan sampailah saya di Bale Yoga (tempat untuk beryoga). Bale Yoga ini dibangun persis di tepi Sungai Ayung dan di samping royal lagoon. Suasana begitu tenang dan damai. Saya membayangkan beryoga di sana, dengan diiringi suara gemercik air Sungai Ayung yang mengalir lembut dan kicauan burung yang bersahutan. Benar-benar tempat yang yang sempurna untuk beryoga. Royal Pita Maha memang surga bagi pecinta yoga seperti saya.
Saya tidak berlama-lama di Bale Yoga tersebut karena menurut jadwal, jam 15.00 WITA kami harus kembali ke hotel kami di Nusa Dua. Saya pun segera naik ke lobi hotel. Saya harus mengecek dan memastikan bahwa semua kepala delegasi SGATAR berada di busnya masing-masing. Setelah semuanya lengkap, bus pun berangkat meninggalkan Royal Pita Maha. Selamat tinggal Royal Pita Maha! Suatu hari nanti saya akan kembali. (edyra)***