Pantai dengan Banyak Nama
Pantai ini memiliki banyak nama, mulai dari Pantai Pasir Putih, Pantai Bias Putih, Pantai Perasi, hingga Virgin Beach. Banyak alasan di balik penamaan pantai cantik ini. Pantai Pasir Putih misalnya. Nama Pantai Pasir Putih tentu saja dilatarbelakangi oleh warna pasir pantai ini yang memang putih (agak kehitaman). Pantai Bias Putih diberikan sesuai dengan nama perusahaan yang akan membangun lapangan golf beserta fasilitas pendukung seperti hotel berbintang lima, kolam renang, dan shopping arcade seluas 124 hektar di kawasan pantai ini, yaitu PT. Sanggraha Bias Putih dan PT Bali Bias Putih. Lain halnya dengan Pantai Perasi. Nama ini diberikan karena lokasi pantai ini berada di Desa Perasi, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali. Sedangkan Virgin Beach, mengacu pada arti yang sebenarnya kata virgin, yaitu land etc that is still in its natural state and has not been used or change by people (Longman Dictionary of Contemporary English). Dibandingkan dengan nama-nama yang lain, nama Virgin Beach lebih populer di kalangan turis asing. Mungkin karena mereka lebih mudah mengucapkannya. Saya juga lebih suka dengan nama Virgin Beach. Bukannya sok kebarat-baratan. Namun, menurut saya nama itu sangat tepat menggambarkan keadaan pantai ini yang benar-benar masih “perawan.” Selain itu nama Virgin Beach juga terdengar indah dan lebih komersil dibandingkan Pantai Perasi ataupun Pantai Pasir Putih (yang sangat umum).
Tersembunyi di Antara Dua Bukit
Untuk menemukan Virgin Beach gampang-gampang susah. Letaknya yang tersembunyi di antara dua bukit, yaitu Bukit Apen dan Bukit Penggiang (bukan di pinggir jalan raya) membuat para turis kesulitan menemukan pantai ini. Tidak adanya rambu-rambu yang menunjukkan arah ke pantai ini juga semakin mempersulit akses masuk ke pantai ini. Saya pun harus dua kali untuk bisa menemukan Virgin Beach. Kali pertama saya gagal menemukan pantai ini, karena saya malas bertanya (pepatah “Malu bertanya sesat di jalan” berlaku lho!) dan saya tidak melihat rambu-rambu/petunjuk arah ke pantai ini. Kali kedua, saya baru berhasil menemukan pantai cantik ini. Setelah bertanya kepada resepsionis hotel tempat saya menginap di Candi Dasa dan bertanya ke penduduk setempat, akhirnya saya berhasil mencapai Virgin Beach.
Masih "Virgin"
Virgin Beach berpasir putih kehitaman, dengan air laut bening bergradasi hijau biru. Langit biru selalu menaungi pantai ini. Sangat menyejukkan mata. Ombaknya sedang, tidak terlalu tinggi. Jadi, cukup aman untuk berenang ataupun snorkeling. Letak Virgin Beach yang tersembunyi, membuat pantai ini tetap alami (virgin) dan memberikan privasi yang lebih kepada pengunjung dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang sudah populer. Saat saya sampai di sana, pantai cukup ramai. Beberapa anak kecil asyik mandi di antara buih putih ombak. Beberapa turis asing pun terlihat asyik berenang, snorkeling, ataupun sekadar berjemur di atas kursi malas. Ada juga seorang turis asing yang sedang santai dipijat di pinggir pantai. Ya, di Virgin Beach memang terdapat beberapa kafe dan warung sederhana yang menjual makanan dan minuman serta menyewakan alat-alat snorkeling. Beberapa di antaranya juga menyediakan jasa pijat (massage). Kalau anda ingin menyewa kursi malas dan payung pantai pun tersedia. Fasilitas lumayan lengkap di pantai ini, walaupun sangat sederhana.
Saya sedang beruntung saat berkunjung ke Virgin Beach. Ketika saya tiba di sana, ada seorang bapak yang sedang memainkan rindik (alat musik tradisional Bali yang terbuat dari bambu) di pinggir pantai. Suara musik rindik pun mengalun indah, menentramkan hati. Saya pun duduk di dekat bapak itu, sambil menikmati sebutir kelapa muda yang manis dan segar. Suasana benar-benar tenang dan damai. Rasanya nikmat sekali, duduk santai di pinggir pantai yang indah, ditemani suara debur ombak dan alunan merdu musik rindik. Saya jadi betah berlama-lama di Virgin Beach dan nggak ingin beranjak dari sana.
Sayangnya, ketenangan dan kedamaian di Virgin Beach terancam proyek ambisius pembangunan lapangan golf beserta fasilitas pendukungnya. Saya berharap semoga proyek tersebut tidak jadi terlaksana di Virgin Beach. Biarlah Virgin Beach tetap “virgin,” agar suasana tenang dan damai tetap ada di sana.
How to Get There
Dari jalan utama lintas Bali di Desa Perasi, Virgin Beach jaraknya sekitar 2 km. Bila Anda datang dari arah Denpasar/Candidasa, arahkan kendaraan Anda menuju Amlapura. Setelah memasuki Desa Perasi (sekirtar 8 km dari Candidasa), pelankan laju kendaraan Anda sampai Anda melihat pertigaan dengan rambu-rambu/penunjuk arah ke Pantai Pasir Putih (Virgin Beach) yang ada di samping kiri Anda. Dari pertigaan tersebut, beloklah ke kiri dan ikuti jalan kecil sejauh 2 km tersebut. Di ujung jalan ini, Anda akan menjumpai pos kecil (di dekat sebuah pura) yang dijaga oleh para pecalang. Anda akan dimintai retribusi Rp 1.000,00 untuk menuju Virgin Beach. Dari pos tersebut, jalan Virgin Beach membelok ke kanan dan berganti dengan jalan tanah berbatu yang menurun cukup terjal. Ikuti saja jalan tersebut dan sampailah Anda di Virgin Beach. Sebagai informasi, sebaiknya Anda tidak menggunakan mobil sedan ataupun mobil berbadan rendah lainnya, karena jalanan menuju pantai ini berbatu-batu cukup besar dan menurun terjal. Bila anda membawa mobil sedan, Anda harus memarkir kendaraan Anda di dekat pura, dan lanjutkan perjalanan Anda dengan berjalan kaki. (edyra)***
Untuk menemukan Virgin Beach gampang-gampang susah. Letaknya yang tersembunyi di antara dua bukit, yaitu Bukit Apen dan Bukit Penggiang (bukan di pinggir jalan raya) membuat para turis kesulitan menemukan pantai ini. Tidak adanya rambu-rambu yang menunjukkan arah ke pantai ini juga semakin mempersulit akses masuk ke pantai ini. Saya pun harus dua kali untuk bisa menemukan Virgin Beach. Kali pertama saya gagal menemukan pantai ini, karena saya malas bertanya (pepatah “Malu bertanya sesat di jalan” berlaku lho!) dan saya tidak melihat rambu-rambu/petunjuk arah ke pantai ini. Kali kedua, saya baru berhasil menemukan pantai cantik ini. Setelah bertanya kepada resepsionis hotel tempat saya menginap di Candi Dasa dan bertanya ke penduduk setempat, akhirnya saya berhasil mencapai Virgin Beach.
Masih "Virgin"
Virgin Beach berpasir putih kehitaman, dengan air laut bening bergradasi hijau biru. Langit biru selalu menaungi pantai ini. Sangat menyejukkan mata. Ombaknya sedang, tidak terlalu tinggi. Jadi, cukup aman untuk berenang ataupun snorkeling. Letak Virgin Beach yang tersembunyi, membuat pantai ini tetap alami (virgin) dan memberikan privasi yang lebih kepada pengunjung dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang sudah populer. Saat saya sampai di sana, pantai cukup ramai. Beberapa anak kecil asyik mandi di antara buih putih ombak. Beberapa turis asing pun terlihat asyik berenang, snorkeling, ataupun sekadar berjemur di atas kursi malas. Ada juga seorang turis asing yang sedang santai dipijat di pinggir pantai. Ya, di Virgin Beach memang terdapat beberapa kafe dan warung sederhana yang menjual makanan dan minuman serta menyewakan alat-alat snorkeling. Beberapa di antaranya juga menyediakan jasa pijat (massage). Kalau anda ingin menyewa kursi malas dan payung pantai pun tersedia. Fasilitas lumayan lengkap di pantai ini, walaupun sangat sederhana.
Saya sedang beruntung saat berkunjung ke Virgin Beach. Ketika saya tiba di sana, ada seorang bapak yang sedang memainkan rindik (alat musik tradisional Bali yang terbuat dari bambu) di pinggir pantai. Suara musik rindik pun mengalun indah, menentramkan hati. Saya pun duduk di dekat bapak itu, sambil menikmati sebutir kelapa muda yang manis dan segar. Suasana benar-benar tenang dan damai. Rasanya nikmat sekali, duduk santai di pinggir pantai yang indah, ditemani suara debur ombak dan alunan merdu musik rindik. Saya jadi betah berlama-lama di Virgin Beach dan nggak ingin beranjak dari sana.
Sayangnya, ketenangan dan kedamaian di Virgin Beach terancam proyek ambisius pembangunan lapangan golf beserta fasilitas pendukungnya. Saya berharap semoga proyek tersebut tidak jadi terlaksana di Virgin Beach. Biarlah Virgin Beach tetap “virgin,” agar suasana tenang dan damai tetap ada di sana.
How to Get There
Dari jalan utama lintas Bali di Desa Perasi, Virgin Beach jaraknya sekitar 2 km. Bila Anda datang dari arah Denpasar/Candidasa, arahkan kendaraan Anda menuju Amlapura. Setelah memasuki Desa Perasi (sekirtar 8 km dari Candidasa), pelankan laju kendaraan Anda sampai Anda melihat pertigaan dengan rambu-rambu/penunjuk arah ke Pantai Pasir Putih (Virgin Beach) yang ada di samping kiri Anda. Dari pertigaan tersebut, beloklah ke kiri dan ikuti jalan kecil sejauh 2 km tersebut. Di ujung jalan ini, Anda akan menjumpai pos kecil (di dekat sebuah pura) yang dijaga oleh para pecalang. Anda akan dimintai retribusi Rp 1.000,00 untuk menuju Virgin Beach. Dari pos tersebut, jalan Virgin Beach membelok ke kanan dan berganti dengan jalan tanah berbatu yang menurun cukup terjal. Ikuti saja jalan tersebut dan sampailah Anda di Virgin Beach. Sebagai informasi, sebaiknya Anda tidak menggunakan mobil sedan ataupun mobil berbadan rendah lainnya, karena jalanan menuju pantai ini berbatu-batu cukup besar dan menurun terjal. Bila anda membawa mobil sedan, Anda harus memarkir kendaraan Anda di dekat pura, dan lanjutkan perjalanan Anda dengan berjalan kaki. (edyra)***
bro...
ReplyDeletekasih petunjuk jalan donk..
jalan dari Candidasa.
upload foto2 yg menunjukkan arah ke pantai perasi..
please.
Dari Candi Dasa dkt kok, sekitar 8 km. Setelah melewati SD, ada pertigaan dengan penunjuk arah "White Sand Beach" di sebelah kiri jalan. Tinggal belok kanan & ikuti jln itu sampai ke pantai. Sorry, aq ga sempet foto penunjuk arah ke pantai. Tapi gampang kok. Kalau masih bingung, tanya aja penduduk ketika sudah sampai di Desa Perasi. BTW, thanx ya, dah mampir ke blogku!
ReplyDelete