Monday, 28 February 2011

GILI BEDIL & GILI KERAMAT, PERMATA INDAH DI UTARA SUMBAWA

Bersiap-siap untuk snorkeling di Gili Bedil

Mungkin Anda sudah familiar dengan Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Namun, pernahkah Anda mendengar Gili Bedil dan Gili Keramat. Saya yakin, hanya segelintir orang saja yang tahu keberadaan dua gili tersebut. Paling-paling turis asing yang ikut Liveborad Tour Bali - Lombok - Moyo - Satonda - Komodo. Biasanya mereka singgah sejenak di Gili Bedil dan Gili Keramat untuk snorkeling, dalam perjalanan mereka dari Bali/Lombok ke Komodo atau sebaliknya. Turis lokal belum banyak yang mengetahui Gili Bedil dan Gili Keramat. Saya sendiri mengetahui Gili Bedil dan Gili Keramat dari internet. Konon, panorama bawah laut kedua gili tersebut sangat indah dan cocok untuk kegitan snorkeling dan diving (menyelam). Karena saya penggemar wisata ke pulau-pulau kecil (island hopping), otomatis saya tertarik untuk mengunjungi kedua pulau mungil tak berpenghuni tersebut. Saya penasaran dengan keindahan bawah laut Gili Bedil dan Gili Keramat. Bersama Bonito (motor kesayangan saya) dan seorang teman (Ahmad), di awal tahun 2011, saya berkunjung ke Gili Bedil dan Gili Keramat.

Gili Bedil dan Gili Keramat dilihat dari Pantai La Pade

Gili Bedil dan Gili Keramat merupakan dua pulau mungil tak berpenghuni yang terletak di sebelah utara Pulau Sumbawa. Secara administratif, termasuk dalam wilayah Desa Labuhan Padi, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, NTB. Dua pulau ini letaknya bersebelahan, dan hanya dipisahkan selat sempit. Untuk mencapai kedua pulau ini, memang rada ribet dan butuh perjuangan. Dari Bali, saya dan teman naik ferry ke Lombok, terus melanjutkan perjalanan darat melintasi Pulau Lombok hingga ke Pelabuhan Kayangan di ujung timur Pulau Lombok, kemudian naik ferry lagi hingga ke Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa. Dari Pelabuhan Poto Tano, kami melanjutkan perjalanan hingga Pantai La Pade, Desa Labuhan Padi (desa terdekat dengan Gili Bedil & Gili Keramat). Dari Pantai La Pade, kami menyewa glass-bottom boat yang lumayan mahal untuk menyeberang ke Gili Bedil & Gili Keramat.

Terumbu karang di Sekitar Gili Keramat dilihat dari glass-bottom boat

Usaha dan pengorbanan kami untuk mencapai Gili Bedil & Gili Keramat mulai terbayar begitu speed boat mendekati Gili Keramat. Di perairan sekitar Gili Keramat, Pak Mustakim sang nahkoda, memperlambat laju speed boat untuk memberi kesempatan kami melihat panorama bawah air dari kaca di dasar speed boat. Berbagai jenis terumbu karang dan ikan aneka warna pun mulai terlihat. Saya jadi tak sabar untuk segera snorkeling melihat ikan-ikan itu dari dekat. Setelah Pak Mustakim menghentikan speed boat, saya segera mengenakan masker, snorkel, dan fin yang sudah saya bawa dari rumah, dan langsung nyebur ke laut. And here we go! Saya pun terpukau dengan keindahan bawah laut Gili Keramat. Terumbu karang aneka jenis dan warna sangat rapat serta dalam kondisi sangat bagus (tidak ada yang rusak). Baik karang keras (hard coral) maupun karang lunak (soft coral) sama menariknya. Ikannya juga sangat banyak dan beraneka ragam. Mereka berenang berseliweran di sekitar saya. Rasanya sangat puas bisa bercengkerama dengan biota laut cantik dari dekat.

Pantai berpasir putih di Gili Keramat

Belum puas saya mengagumi keindahan bawah laut Gili Bedil, Pak Mustakim memberi aba-aba ke saya untuk naik kembali ke speed boat. Dengan berat hati, saya pun menyudahi acara snorkeling di Gili Keramat. Pak Mustakim akan membawa kami menuju Gili Bedil. Katanya, panorama bawah laut Gili Bedil juga tak kalah dengan Gili Keramat. Jadi saya bisa melanjutkan snorkeling di sana.

Tak butuh waktu lama untuk mencapai Gili Bedil. Dalam beberapa menit, speed boat pun berlabuh di pantai pasir putih Gili Bedil. Air lautnya yang sangat jernih berwarna hijau toska sekan mengundang saya untuk segera mencumbuinya. Namun, saya tidak langsung snorkeling di pulau imut ini. Saya tertarik untuk mengelilingi keseluruhan wilayah Gili Bedil. Ternyata, Gili Bedil benar-benar imut. Luasnya hanya sekitar dua kali lapangan bola voli. Alhasil, tak sampai lima belas menit, kami sudah berhasil mengelilingi seluruh pulau. Itu pun diselingi dengan acara foto-foto di salah satu sudut pulau yang cukup fotogenik.

Gili Bedil yang benar-benar imut

Selesai mencumbui daratan Gili Bedil, tiba saatnya mencumbui bawah lautnya. Siapa yang tak tergoda melihat air laut sebening kaca berwarna hijau toska? Tak menyia-nyikan waktu, saya pun langsung mengenakan peralatan snorkeling dan nyebur ke lautan di sebelah selatan Gili Bedil. Kalau di Gili Keramat, spot snorkeling-nya ada di tengah laut, spot snorkeling di Gili Bedil berada tak jauh dari bibir pantai. Jadi, saya tak perlu susah-susah berenang ke tengah laut.

Seperti kata Pak Mustakim, bawah laut Gili Bedil memang tak kalah memukau dengan bawah laut Gili Keramat. Terumbu karangnya juga beraneka ragam tapi kebanyakan hanya jenis hard coral. Mungkin karena letaknya yang hanya beberapa meter dari bibir pantai. Ikannya cukup banyak walau tak sebanyak di Gili Keramat. Mungkin di sisi pulau lainnya ikannya lebih banyak tapi saya tidak sempat membuktikannya karena keterbatasan waktu. Yang pasti, panorama bawah laut Gili Bedil dan Gili Keramat memang menakjubkan. Bagi pecinta olahraga snorkeling dan diving yang sudah bosan dengan Bali/Lombok, saya sarankan untuk snorkeling dan diving di Gili Bedil dan Gili Keramat. Another underwater paradise is waiting for you.

Getting There
Untuk mencapai Gili Bedil dan Gili Keramat, sebaiknya Anda terbang dulu menuju Mataram, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari Mataram, lanjutkan perjalanan darat selama dua jam ke Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur. Anda bisa naik kendaraan umum atau menyewa mobil dari Mataram menuju Pelabuhan Kayangan. Selanjutnya, Anda tinggal naik ferry menuju Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa dalam waktu satu setengah hingga dua jam. Dari Pelabuhan Poto Tano, Anda bisa naik ojek ke Pantai La Pade, Desa Labuhan Padi. Dari Pantai La Pade, Anda tinggal menyewa speed boat untuk mencapai Gili Bedil dan Gili Keramat. (edyra)**

Thursday, 17 February 2011

VIHARA RATANAVANA ARAMA


Ingin melihat Patung Budha Tidur (Reclining Buddha)? Nggak usah jauh-jauh ke Thailand. Di Indonesia juga ada, tepatnya di Desa Sendangcoyo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Di sana terdapat sebuah vihara, di mana terdapat Patung Budha Tidur seperti yang ada di Thailand. Nama viharanya adalah Vihara Ratanavana Arama.

Vihara Ratanavana Arama didirikan oleh Bhante Sudhammo di lahan seluas 6 hektar, di Desa Sendangcoyo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Dari jalan raya utama (Jalur Pantura), di Kota Lasem, kita harus masuk sejauh 4 km untuk menuju vihara ini. Awalnya luas lahan vihara hanya 1 hektar. Namun, berkat uluran tangan para donatur, lahan vihara bertambah luas menjadi 6 hektar. Dipilihnya Lasem sebagai tempat dibangunnya vihara tak lain karena Lasem merupakan salah satu titik perkembangan Agama Budha di Indonesia sejak zaman Majapahit. Di Desa Ngasinan, Warugunung, tak jauh dari Sendangcoyo, terdapat makam Brotoçanti, salah satu keturunan Putri Campa. Konon, Patih Gajah Mada pernah bersemedi di tempat itu.


Vihara Ratanavana Arama sangat menarik dan berbeda dengan vihara-vihara lainnya di Indonesia karena di vihara ini terdapat rangkaian Patung Sang Budha (Sidhartha Gautama), mulai dari saat kelahiran sampai menjadi Budha hingga wafat, yang terbagi menjadi lima situs patung. Untuk melihat berbagai bentuk Patung Sidharta Gautama, dari halaman utama vihara, kita harus mendaki sejumlah anak tangga karena patung-patung tersebut dibangun di atas tanah yang konturnya miring. Sebelum melihat Patung Sang Budha, jangan lupa untuk lapor dan mengisi buku tamu di sekretariat. Kita tidak perlu bayar untuk mengunjungi Vihara Ratanavana Arama, tetapi pengelola vihara akan menerima dengan senang hati bila kita memberikan donasi seikhlasnya.

Situs Pertama
Setelah mendaki beberapa anak tangga, kita akan sampai di situs pertama. Di situs ini terdapat taman yang asri, di mana terdapat Patung Sidharta Gautama lahir, Dewi Mahamaya (Ibunda Sidharta Gautama), gajah putih, ular naga raksasa sepanjang 25 meter, dan tujuh bunga teratai. Semua patung tersebut berwarna emas.

Situs Kedua
Sedikit naik dari situs pertama, kita akan tiba di situs kedua. Di situs ini terdapat Patung Sidharta Gautama setinggi tiga meter sedang duduk bersemedi di bawah pohon beringin. Badannya terlihat kurus kering (tulang rusuknya terlihat menonjol) dengan kedua tangannya diletakkan di depan perut. Patung ini menggambarkan Sidharta Gautama yang bersemedi selama enam tahun di Hutan Uruvela, India.


Situs ketiga
Selanjutnya di situs ketiga, terdapat Patung Sidharta Gautama berdiri di atas bunga teratai dengan tangan kanan diangkat setingga dada, dengan telapak tangan menghadap ke depan. Patung ini menggambarkan Sidharta Gautama telah menemukan tujuh langkah mencapai kesempurnaan hidup, yaitu : Sati (perhatian), Dhamma (penyelidikan), Viriya (semangat), Piti (kegiuran), Pasadi (ketenangan), Samadhi (pemusatan pikiran), dan Upekkha (keseimbangan batin). Di samping patung terdapat tembok yang bertuliskan beberapa ajaran utama Sidharta Gautama. Pahatan tulisan tersebut berbunyi “Jalan utama berunsur delapan : (1) Pengertian benar, (2) Pikiran benar, (3) Ucapan benar, (4) Perbuatan benar, (5) Mata pencaharian benar, (6)Daya upaya benar,(7) Perhatian benar, dan (8) Konsentrasi benar.”


Situs Keempat
Di situs berikutnya, terdapat Patung Sidharta Gautama duduk bersila di atas bunga teratai sedang menyampaikan ajarannya kepada lima muridnya. Di situs ini juga terdapat patung seekor rusa. Situs ini menggambarkan Sidharta Gautama yang telah menjadi Budha Gautama. Untuk pertama kalinya, Sang Budha menyampaikan ajarannya kepada lima muridnya di Taman Rusa Isipatana, India.


Situs Kelima
Semakin ke atas, kita akan sampai di situs kelima, di mana terdapat Patung Budha Tidur. Patung sepanjang 14 meter tersebut berada di sebuah bangunan terbuka dengan atap yang mulai rusak. Sang Budha tidur dengan posisi tidur miring ke kanan dan tangan kanannya dilipat di depan wajahnya. Patung ini menggambarkan Sang Budha Gautama meninggal dunia dengan sempurna.


Miniatur Candi Borobudur (Candi Sudhammo Mahathera)
Selain kelima situs di atas, ada satu situs lainnya yang menjadi daya tarik Vihara Ratanavana Arama, yaitu Miniatur Candi Borobudur yang bernama Candi Sudhammo Mahathera. Situs ini letaknya agak terpisah dari kompleks vihara dan rangkaian Patung Budha Gautama, kira-kira 200 meter di sebelah utara kompleks vihara. Miniatur Candi Borobudur ini dinamakan Candi Sudhammo Mahathera karena di dalam bangunan candi ini terdapat makam Bhante Sudhammo, sang pendiri vihara. Konon, semasa hidupnya Bhante Sudhamo pernah bercita-cita membangun Miniatur Candi Borobudur, maka setelah meninggal dunia beliau dimakamkan di dalam miniatur bangunan tersebut.


Candi Sudhammo Mahathera dikelilingi pagar yang terbuat dari batu dengan relief berupa gambar Bhante Sudhammo. Di candi ini terdapat 49 buah stupa yang terdiri atas tiga lapis/susun, dengan perincian sebagai berikut : lapisan pertama (paling bawah) terdiri dari 24 stupa, lapisan kedua (tengah) terdiri dari 16 stupa, lapisan ketiga (atas) terdiri dari 8 stupa, dan di puncak terdapat sebuah stupa yang paling besar. Jadi sepintas, bangunan Candi Sudhammo Mahathera sangat mirip dengan Candi Borobudur. (edyra)***

Sumber : Koran Tempo, 28 Oktober 2007.

Monday, 7 February 2011

TUJUH TITIK TERINDAH PULAU LOMBOK

Nampang sejenak di Tanjung Ringgit, salah satu titik terindah Pulau Lombok

Apa yang ada di benak Anda bila mendengar nama Lombok? Pantai Senggigi, Gunung Rinjani, atau Gili Trawangan? Nggak salah memang, semua itu ada di Pulau Lombok. Ketiganya merupakan objek wisata yang sangat tersohor ke seantero negeri bahkan ke berbagai penjuru dunia. Namun, Lombok bukan sekedar Senggigi dan Gili. Ada begitu banyak tempat cantik dan menarik di Lombok yang belum terungkap, baik pantai, air terjun, danau kawah ataupun pulau-pulau kecil (gili). Saya mempunyai tujuh tempat favorit di Lombok, yang belum diketahui banyak orang. Ketujuh tempat tersebut merupakan tujuh titik terindah di Pulau Lombok. Ketujuh tempat yang letaknya tersebar di berbagai sudut Pulau Lombok tersebut adalah : Gili Genting (Gili Imut), Tanjung Ringgit, Pantai Surga, Pantai Mawun, Pantai Selong Blanak, Pantai Malimbu, dan Gunung Rinjani. Saya akan mencoba mengulas satu per satu ketujuh tempat indah tersebut.

1. Gili Genting (Gili Imut)
Sebenarnya nama pulau mungil nan cantik ini adalah Gili Genting. Gili dalam bahasa setempat (Bahasa Sasak) artinya pulau. Namun, karena begitu imutnya pulau ini, saya memberinya nama Gili Imut. Teman-teman juga tidak ada yang protes dengan nama pemberian saya itu. Jadilah nama Gili Imut populer di antara teman-teman saya daripada nama aslinya, Gili Genting.

Gili Genting (Gili Imut)

Perkenalan saya dengan Gili Genting terjadi pada tahun 2003. Pada waktu itu, saya dan teman-teman beramai-ramai naik motor mengunjungi Gili Genting, yang letaknya sekitar 70 km dari Kota Mataram. Mas Tovic-lah yang telah berjasa menunjukkan pulau mungil nan indah ini kepada saya. Sejak saat itu, saya langsung jatuh cinta pada Gili Genting dan rajin mengunjunginya.

Gili Genting sebenarnya hanyalah sebuah pulau karang yang berbentuk seperti bukit. Jaraknya dari daratan Pulau Lombok hanya sekitar dua ratus meter. Selat yang memisahkan Gili Genting dengan Pulau Lombok merupakan selat yang dangkal. Anda bisa berenang atau berjalan kaki untuk menyeberanginya. Bahkan, pada saat benar-benar surut, Anda bisa mencapai Gili Genting dengan mengendarai sepeda atau sepeda motor. Saya sendiri pernah menyeberang ke Gili Genting dengan naik sepeda motor.

Tanjung Elaq-Elaq yang bentuknya mirip lidah

Yang membuat Gili Genting istemewa adalah panorama alam yang ada di pulau ini dan di sekelilingnya. Pemandangan di sekitar Gili Imut sangat menakjubkan. Ada laut biru, pantai berpasir putih, pulau mungil, dan Tanjung Elaq-Elaq (elaq dalam Bahasa Sasak artinya lidah) yang bentuknya seperti lidah manusia. Untuk bisa menikmati panorama alam yang memukau Anda harus mendaki ke puncak pulau. Dari sana Anda bisa melihat panorama 360 derajat di sekeliling pulau. Di sebelah utara ada pulau mungil di tengah laut biru, di sebelah timur terlihat Pantai Sekotong, di sebelah selatan terhampar Tanjung Elaq-Elaq dan daratan Pulau Lombok serta di sebelah barat terdapat Gili Lontar dan Gunung Agung di kejauhan. Panorama menjadi semakin menakjubkan saat matahari terbenam. Gradasi warna jingga, kuning keemasan dan lembayung yang dibiaskan oleh sang mentari mendominasi langit di sekitar Gili Imut mennghasilkan lukisan alam yang sempurna.

2. Tanjung Ringgit
Mungkin sebelumnya Anda belum pernah mendengar nama tempat ini. Kalau Anda bertanya kepada Orang Lombok di mana letak Tanjung Ringgit, belum tentu mereka tahu. Baru segelintir orang saja yang tahu Tanjung Ringgit karena letaknya tersembunyi di ujung tenggara Pulau Lombok. Secara administratif masuk ke dalam wilayah Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur. Jika ditempuh dengan kendaraan bermotor dari Kota Mataram memakan waktu sekitar dua jam. Butuh perjuangan dan nyali yang besar untuk bisa mencapai Tanjung Ringgit karena akses jalan ke tempat ini sangat buruk. Dari Mataram sampai Desa Pemongkong, kondisi jalan lumayan bagus. Namun, dari Desa Pemongkong sampai ke lTanjung Ringgit, jalan rusak parah. Di beberapa tempat, aspal jalan sudah hilang sama sekali sehingga jalan berubah menjadi jalan tanah berbatu.


Tanjung Ringgit

Tanjung Ringgit merupakan salah satu pantai terindah di Lombok. Tanjung Ringgit memiliki garis pantai yang berlekuk-lekuk bukan memanjang seperti pantai-pantai lainnya. Setiap sudut pantainya terukir dengan indah dan memiliki keunikan tersendiri. Sebagian besar pantai di Tanjung Ringgit dibatasi tebing karang terjal, yang terhampar indah seperti lukisan. Pada masa pendudukan Jepang, daerah ini pernah dijadikan benteng pertahanan Jepang. Nggak heran kalau sampai saat ini masih dapat dilihat sebuah gua dan dua buah meriam peninggalan bangsa Jepang. Lokasi ini hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki kurang lebih 800 meter dari jalan utama. Pada musim penghujan, padang rumput dan tanaman perdu di sekitar tebing berwarna hijau segar karena banyak memperoleh air hujan, tetapi di musim kemarau padang rumput di daerah ini berubah warna menjadi coklat karena kekurangan air. Tentu saja hal ini membuat Tanjung Ringgit selalu terlihat indah setiap saat, kapanpun Anda datang. Bila di musim hujan bukit-bukit batu bak diselimuti permadani berwarna hijau, di musim kemarau bukit batu nan indah itu seakan diselimuti oleh permadani berwarna coklat. Lukisan alam yang begitu menawan ini selalu membuat takjub setiap insan yang melihatnya. Saat pertama kali mengunjungi Tanjung Ringgit, saya sampai bengong tak bisa berkata-kata saking takjubnya.

Tanjung Ringgit yang indah dengan tebing-tebing curamnya

Selain tebing karang, Gua dan Meriam Jepang, di Tanjung Ringgit Anda juga bisa menyaksikan panorama matahari terbit, Gunung Rinjani, dan juga Pulau Sumbawa di kejauhan. Tanjung Ringgit juga memiliki beberapa pantai berpasir putih dengan air laut yang sangat bening. Pantai ini dikelilingi oleh bukit-bukit hijau dengan hamparan padang rumput. Karena masih jarang terjamah, pantai-pantai di Tanjung Ringgit sangat sunyi dan bersih. Pantai-pantai tersebut cocok untuk lokasi snorkeling karena terumbu karangnya sangat cantik dan masih dalam kondisi baik. Aneka terumbu karang baik karang keras (hard coral) maupun karang lunak (soft coral) bisa dengan mudah Anda jumpai di Tanjung Ringgit. Ikan beraneka jenis, warna, dan ukuran juga banyak terdapat di sana. Singkatnya, Tanjung Ringgit memang sangat mempesona baik panorama pantainya maupun panorama bawah lautnya.

3. Pantai Surga
Mendengar namanya, Anda pasti membayangkan sebuah pantai yang sangat indah. Tidak salah memang. Pantai yang letaknya jauh terpencil di sudut tenggara Pulau Lombok ini, memang cantik luar biasa. Dengan pasir putihnya yang lembut, lautnya yang hijau biru, dan ombaknya yang besar, Pantai Surga sukses memikat para peselancar dari berbagai negara. Akses jalan yang sulit dan letaknya yang terpencil tidak menghalangi para peselancar untuk mengunjunginya. Mereka rela bersusah payah mengunjungi pantai yang letaknya sekitar 70 km dari Mataram ini, untuk menaklukkan kehebatan ombak Pantai Surga. Bagi Anda yang bukan peselancar tidak usah khawatir. Anda bisa berenang, berjemur, bermain pasir, atau sekedar bermalas-malasan di pinggir pantai sambil membaca buku. Rimbunnya pohon nyiur di pinggir pantai akan menaungi Anda dari teriknya sinar mentari sehingga Anda pun betah-berlama-lama di Pantai Surga.

Pantai Surga yang sangat cantik

Pantai Surga terletak di Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur (searah dengan Tanjung Ringgit). Untuk mencapai Pantai Surga, Anda butuh waktu sekitar dua jam berkendara dari Mataram. Karena searah dengan Tanjung Ringgit, Anda harus bersusah-susah dulu melewati jalan neraka (sangat buruk) untuk mencapai pantai ini. Selanjutnya, hadiah berupa pantai yang luar biasa indahnya akan menghapus segala rasa capek dan lelah Anda.

4. Pantai Mawun
Ketika baru datang di Lombok, saya melihat pantai yang sangat cantik di selembar kartu pos, bernama Pantai Mawun. Karena penasaran, saya mencari berbagai informasi untuk menemukan pantai ini. Ternyata, Pantai Mawun letaknya tidak jauh dari Pantai Kuta yang sudah terkenal di kalangan turis. Pantai Mawun terletak di Desa Tumpak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Jaraknya hanya 10 km dari Pantai Kuta. Akses jalan yang buruk dan kurangnya promosi membuat Pantai Mawun jarang dikunjungi turis. Padahal pantai ini cantik luar biasa. Pantai Mawun berada tersembunyi di antara dua bukit, di Teluk Mawun. Garis pantainya melengkung indah dengan warna air bergradasi hijau biru. Seperti pantai-pantai lainnya di kawasan Lombok Selatan, Pantai Mawun juga berpasir putih. Di pinggir pantai sudah dibangun beberapa gazebo (dalam Bahasa Sasak disebut berugaq), sebagai tempat bersantai para turis. Pohon besar di pinggir pantai juga semakin memperindah pantai dan bisa digunakan para turis untuk berlindung dari teriknya matahari di Pantai Mawun.

Pantai Mawun yang tenang dan damai

Untuk mencapai Pantai Mawun, dari Mataram arahkan kendaraan Anda menuju Praya, ibu kota Kabupaten Lombok Tengah. Dari Praya, lanjutkan perjalanan menuju Pantai Kuta. Sebelum sampai di Pantai Kuta, Anda akan menjumpai sebuah pertigaan. Dari pertigaan tersebut, beloklah ke kiri dan lanjutkan perjalanan hingga tiba di sebuah pertigaan dengan penunjuk arah ke Pantai Mawun. Beloklah ke kiri kira-kira 1 km dan sampailah Anda di Pantai Mawun.

Pantai Selong Belanak dengan pulau kecil (Gili Anak Ewoq) di kejauhan

5. Pantai Selong Belanak
Sekitar 10 km di sebelah barat Pantai Mawun, terdapat pantai yang tak kalah cantiknya dengan Pantai Mawun, namanya Pantai Selong Belanak. Pantai ini berada di Desa Selong Belanak, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Berbeda dengan Pantai Mawun, Pantai Selong Belanak terlihat lebih hidup. Terletak di dekat perkampungan penduduk, Pantai Selong Belanak ramai oleh para nelayan dan anak-anak yang bermain di pantai. Di dekat pantai berpasir putih nan landai ini terdapat sebuah pulau mungil, bernama Gili Anak Ewoq. Ombak di Pantai Selong Belanak cukup besar sehingga cocok untuk olahraga selancar (surfing). Pada musim ombak besar, peselancar dari berbagai negara selalu memadati pantai ini. Selain berselancar, aktivitas yang bisa dilakukan para turis adalah berenang, berjemur atau sekedar leyeh-leyeh di pinggir pantai. Kontur pantai yang sangat landai membuat ombak pecah di tengah laut (tidak sampai ke pinggir pantai), sehingga aman untuk mandi atau berenang.

Pantai Selong Belanak yang eksotis

Untuk mencapai Pantai Selong Belanak, dari Pantai Mawun Anda tinggal melanjutkan perjalanan ke arah barat sejauh 10 km. Selain itu, Anda juga bisa berkunjung ke Pantai Selong Belanak terlebih dahulu sebelum ke Pantai Mawun. Dari Mataram, arahkan kendaraan Anda menuju Praya, kemudian lanjutkan perjalanan menuju Desa Penujak (searah dengan Pantai Kuta). Dari pertigaan Desa Penujak, beloklah ke kiri dan ikuti jalan tersebut hingga Anda tiba di Pantai Selong Belanak. Pantai Selong Belanak berjarak sekitar 70 km dari Mataram atau satu setengah jam berkendara.

6. Bukit Malimbu
Bukit Malimbu terletak di Desa Malimbu, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Bukit Malimbu adalah dataran tinggi (perbukitan) yang merupakan terusan area Pantai Senggigi. Konon, nama Malimbu berasal dari nama daerah wisata terkenal di Amerika Serikat, Malibu. Namun karena lidah orang lokal tidak terbiasa dengan nama tersebut, maka penyebutannya berubah menjadi Malimbu. Di depan Bukit Malimbu terbentang Pantai Malimbu yang sangat cantik walau berpasir hitam. Bukit Malimbu berjarak sekitar tujuh kilometer atau lima belas menit berkendara dari Pantai Senggigi. Biasanya para turis akan melewati daerah ini bila akan melakukan perjalanan ke Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan.

Pantai Malimbu dilihat dari Bukit Malimbu

Dari Bukit Malimbu, panorama alam yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari birunya pantai, deburan ombak, hijaunya perbukitan, hingga deretan tiga gili (pulau kecil). Pada saat cuaca cerah, Gunung Agung di Bali juga terlihat dari Bukit Malimbu. Pada sore hari, para turis bisa menyaksikan panorama matahari terbenam karena Bukit Malimbu menghadap ke barat. Keindahan panorama dan keasrian alam menjadikan Bukit Malimbu sebagai lokasi ideal bagi para fotografer untuk mengasah kemampuannya. Banyak turis mancanegara dan turis lokal yang sengaja datang ke Bukit Malimbu hanya untuk mengabadikan keindahan bukit yang masih terjaga keasliannya ini. Sebaiknya Anda datang di sore hari (menjelang matahari terbenam) agar bisa menyaksikan keindahan Bukit Malimbu yang sebenarnya. Namun, Anda tidak usah khawatir bila tidak bisa berkunjung ke sana di sore hari. Anda bisa datang kapan saja karena sepanjang hari, kawasan Bukit Malimbu tetap cantik mempesona.

7. Gunung Rinjani
Gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia, setelah Gunung Jayawijaya dan Gunung Kerinci. Gunung ini memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut. Gunung Rinjani menjadi favorit para pecinta alam (khususnya pendaki gunung) karena merupakan salah satu gunung terindah di Indonesia. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas area sekitar 41.330 hektar. Gunung Rinjani memiliki ekosistem alam yang lengkap, mulai dari savana, edelweiss, hutan dataran rendah hingga hutan dataran tinggi.

Danau Segara Anak dilihat dari puncak Gunung Rinjani

Di sebelah barat Kerucut Rinjani terdapat kaldera/kawah dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang ke arah timur dan barat. Di kaldera ini terdapat Danau Segara Anak seluas 11.000.000 meter persegi dengan kedalaman 230 meter. Danau Segara Anak merupakan tempat yang sangat ideal untuk berkemah. Para pendaki biasanya singgah ke danau ini untuk mengambil air minum, beristirahat ataupun bermalam. Aktivitas seru yang bisa Anda lakukan di Danau Segara Anak adalah memancing ikan. Di danau kawah yang indah ini banyak terdapat ikan mas dan ikan mujair yang besar-besar. Cukup dengan menggunakan nilon dan kail, dengan mudah Anda bisa menangkap ikan-ikan itu. Selanjutnya, Anda tinggal membakar ikan-ikan itu dan ikan bakar lezat pun siap dinikmati di tengah udara yang dingin.

Gunung Barujari di sudut Danau Segara Anak

Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Barujari yang memiliki kawah berukuran 170 m × 200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m di atas permukaan laut. Gunung kecil ini terakhir kali aktif/meletus pada Bulan Mei 2009, setelah sebelumnya meletus pada tahun 2004. Sebelumnya, Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994. Sampai sekarang ini, Gunung Barujari masih terus aktif dan tumbuh.

Pendakian ke puncak Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak, bisa melalui dua jalur, yaitu Jalur Sembalun dan Jalur Senaru. Tiap-tiap jalur memiliki karakteristik yang unik, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika Anda memilih Jalur Sembalun, Anda akan melihat keindahan savana yang sangat luas. Namun, jika Anda memilih Jalur Senaru, Anda akan melewati hutan rimba.

Untuk mencapai puncak Gunung Rinjani (dari arah danau), pendaki harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700 meter dan menaiki punggung gunung setinggi 1.000 meter yang bisa ditempuh dalam 2 tahap, masing-masing 2 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. Pendakian ke puncak biasa dilakukan pada jam 3 dini hari untuk mendapat momen indah, matahari terbit di puncak Gunung Rinjani. Perjalanan menuju puncak tergolong berat karena harus berjalan menyusuri bibir kawah yang curam dan terjal. Dua ratus meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena pendaki akan melewati medan berpasir dan berkerikil, di mana satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok kerikil). Pendakian yang berat dan menantang akan berbuah manis ketika para pendaki tiba di puncak Gunung Rinjani. Pemandangan alam yang luar biasa indah akan menyambut para pendaki. Saat cuaca cerah, Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa akan terlihat jelas dari puncak Gunung Rinjani. Sebagian besar garis pantai Pulau Lombok juga bisa terlihat. Segala rasa capek dan lelah terbayar lunas di puncak Gunung Rinjani. (edyra)***

*Dimuat di Majalah SEKAR No. 69, 2 November 2011