Sejenak menikmati keindahan Street Beach
Sungai Brisbane yang bersih dan tenang
Ada banyak cara untuk menjelajah Brisbane, baik dengan naik bus kota, berlayar dengan speedboat (Citycat) atau berjalan kaki. Karena Brisbane tak begitu besar dan atraksi wisatanya banyak terdapat di sepanjang Sungai Brisbane, saya memilih menjelajah Brisbane dengan berjalan kaki menyusuri tepian Sungai Brisbane. Menariknya, tepian Sungai Brisbane baik di sebelah utara maupun selatan, sudah dibangun area khusus utk pejalan kaki dan pengendara sepeda yang nyaman, yaitu Brisbane Riverwalk. Di Hari Sabtu yang cerah, saya menjelajahi Brisbane Riverwalk dari sisi selatan sungai (Southbank) dan bergerak menuju pusat kota di sisi utara sungai.
Streets Beach, pantai buatan yang indah di Brisbane
Streets Beach
Soutbank merupakan salah satu tempat paling menarik di Brisbane. Di kawasan ini, bertebaran atraksi wisata yang patut dilirik. Salah satu yang membuat saya penasaran adalah pantai buatan yang bernama Streets Beach. Brisbane adalah salah satu kota besar di Australia yang tak memiliki pantai. Karena itulah pemerintah kota Brisbane membuat pantai buatan untuk warganya. Streets Beach didesain oleh Desmond Brookes International. Pantai ini mulai dibangun pada Bulan Februari 1991 dan selesai pada Bulan Juni 1992. Pasir putih di pantai ini berasal dari Rous Channel, Teluk Moreton. Untuk menjaga volume pasir putih di Streets Beach, Pemerintah Brisbane selalu menambah pasir putyih sebanyak 70 ton setiap tahunnya. Meski hanya pantai buatan, Streets Beach cukup menarik. Dengan pasir putih dan air laut hijau toska, Streets Beach tak nampak seperti pantai buatan. Apalagi di pinggir pantai ini juga ditanami pohon palm dan pohon kelapa sehingga suasananya mirip pantai alami. Yang membedakan dengan pantai asli adalah di Streets Beach tak ada arus ataupun ombak sehingga lebih aman untuk berenang ataupun bermain air. Saat saya tiba di Streets Beach, suasana begitu semarak. Banyak orang berenang dan bermain air di pantai. Tak ketinggalan anak-anak yang bermain pasir di tepi pantai. Orang-orang yang berjemur di pinggir pantai juga cukup banyak. Mereka semua benar-benar menikmati pantai buatan tersebut. Anehnya lagi, Streets Beach juga memiliki penjaga pantai dengan seragam khusus. Mereka selalu siap sedia di pinggir pantai dan mengawasi aktivitas para pengunjung. Saya sampai heran, apa ya, tugas si penjaga pantai ini?
Wheel of Brisbane
Wheel of Brisbane
Tak jauh dari Streets Beach, terdapat salah satu landmark Brisbane yang cukup banyak digemari para turis, yakni Wheel of Brisbane. Atraksi ini berupa kincir raksasa (observation wheel) setinggi 60 meter yang terdiri dari 42 kapsul kaca mirip Bianglala di Dufan, Ancol. Roda setinggi 60 meter ini merupakan tempat yang tepat untuk melihat panorama Brisbane dari ketinggian. Untuk bisa menaiki kapsul kaca Wheel of Brisbane, Anda harus membayar tiket seharga AUD 15 (sekitar Rp 141.000,00), anak-anak usia 4-12 tahun tiketnya seharga AUD 10 (sekitar Rp 94.000,00), dan anak-anak usia 1 - 3 tahun tiketnya seharga AUD 2 (Rp 18.800,00). Cukup mahal memang. Namun, saya tak melewatkan kesempatan menaiki kincir raksasa ini karena saya suka ketinggian. Setiap mengunjungi suatu kota/negara, saya pasti akan mencari titik tertinggi di kota/negara tersebut, baik tugu, menara atau gedung agar bisa melihat panorama indah kota tersebut. Dari ketinggian, panorama suatu tempat biasanya akan terlihat lebih memukau. Begitu juga dengan Brisbane. Dilihat dari titik tertinggi Wheel of Brisbane, Brisbane terlihat sangat menakjubkan. Sejumlah landmark dan gedung-gedung pencakar langit Brisbane yang berada di Central Business District terlihat dengan jelas. Sungai Brisbane yang berkelok-kelok membelah kota juga terlihat cantik lengkap dengan sejumlah jembatan indah di atasnya.
Tugu unik di Queensland Cultural Centre
Queensland Cultural Centre
Tempat menarik lainnya di Southbank adalah Queensland Cultural Centre. Bagi penggemar seni dan budaya/sejarah, wajib hukumnya mampir ke Queensland Cultural Centre karena di kompleks ini berjajar galeri seni dan museum yang menarik. Beberapa di antaranya adalah : Queensland Art Gallery, Queensland Museum, Queensland Performing Arts Centre, State Library of Queensland, dan Queensland Gallery of Modern Art. Saya sampai bingung harus mengunjungi galeri atau museum yang mana karena semua kelihatannya menarik. Karena waktu saya terbatas, saya hanya mengunjungi Queensland Museum dan Queensland Gallery of Modern Art yang tidak memungut biaya sepeser pun dari pengunjungnya. Bila waktu Anda terbatas, sebaiknya pilihlah museum yang sesuai minat Anda agar Anda masih punya waktu untuk menjelajahi sisi Brisbane lainnya. Bila Anda berniat mengunjungi seluruh galeri seni dan museum tersebut, sepertinya butuh waktu seharian untuk mengunjungi seluruh galeri seni dan museum tersebut.
Roma Street Parkland
Roma Street Parkland
Menyeberangi Jembatan Kurilpa yang arsitekturnya sangat unik, saya tiba di sisi utara Sungai Brisbane. Tujuan saya selanjutnya adalah Roma Street Parkland, taman subtropis terluas terluas di dunia yang berada di sebelah stasiun kereta api utama Brisbane, Roma Street Station. Roma Street Parkland menempati area seluas 16 hektar. Untuk memasuki taman ini, Anda bisa memilih pintu masuk mana saja yang terdekat dengan Anda karena ada 16 pintu masuk. Karena saya datang dari arah selatan (Roma Street Station), pintu masuk terdekat adalah dari Roma Street Station.
Cantiknya warna-warni bunga di Roma Street Parkland
Memasuki Roma Street Parkland, saya disambut hamparan rumput hijau dan gemericik air di danau buatan. Seketika suasana berubah menjadi tenang dan asri. Kalau tak melihat gedung-gedung tinggi di sekitar taman, saya lupa kalau sedang berada di tengah kota besar. Roma Street Parkland memang bak oase di tengah belantara gedung tinggi Brisbane. Taman cantik ini dibagi menjadi beberapa bagian sesuai spesies tananmn, antara lain : The Aridland, Fern Gully, The Forest, The lake, The Lookout, Pandanus Headland, dan Spectacle Garden. Yang paling menarik perhatian saya adalah Spectacle Garden. Di bagian ini terdapat aneka macam bunga warna-warni yang sedap dipandang mata. Mulai dari alamanda, bugenvil, kana, krisan, soka, hingga lavender. Apalagi saat itu, berbagai bunga tersebut tengah bermekaran dengan cantiknya. Alhasil, warna-warni bunga tersebut benar-benar menyegarkan mata saya dan membuat saya betah berlama-lama di taman.
Brisbane City Hall
King George Square
Dari Roma Street Parkland saya bergerak menuju King George Square, di pusat Kota Brisbane. Suasana di King George Square sangat semarak karena tempat ini merupakan salah satu tempat nongkrong favorit Warga Brisbane. Di alun-alun ini terdapat sejumlah bangunan cantik nan menarik. Dua bangunan yang paling menarik adalah Brisbane City Hall dan Albert Steet Uniting Church. Brisbane City Hall terlihat menonjol berkat arsitekturnya yang bergaya Renaissance dan menara jam (clock tower) yang menjulang setinggi 70 meter. Selain itu, dindingnya yang terbuat dari batu alam berwarna coklat juga membuatnya terlihat berbeda dari bangunan di sekitarnya. Brisbane City Hall mulai dibangun pada Bulan Juli 1920 dan dibuka secara resmi pada tanggal 8 April 1930. Selain berfungsi sebagai balai kota, gedung ini juga dimanfaatkan Museum Brisbane (Museum of Brisbane).
Story Bridge
Story Bridge
Dibelah
Sungai Brisbane yang berkelok-kelok, mengharuskan Brisbane membangun banyak
jembatan. Uniknya, jembatan-jembatan yang membentang di atas Sungai Brisbane,
memiliki desain arsitektur yang berbeda-beda. Salah satu jembatan yang paling
menarik dan wajib dikunjungi di Brisbane adalah Story Bridge. Jembatan sepanjang 777 meter ini mulai dibangun pada
tanggal 24 Mei 1935 dan dibuka untuk umum pada tahun 6 Juli 1940. Awalnya,
jembatan ini bernama Jubilee Bridge tetapi
kemudian diubah menjadi Story Bridge untuk
menghormati John Douglas Story, seorang tokoh (pegawai
negeri) yang berjuang keras untuk pembangunan jembatan ini. Keseluruhan
konstruksi Story Bridge terbuat dari
besi baja. Jembatan setinggi 74 meter ini menghubungkan Fortitude Valley dengan Kangaroo
Point. Story Bridge telah lama menjadi landmark
Brisbane dan selalu menjadi objek foto favorit para turis berkat arsitekturnya
yang menarik dan lampu-lampu yang menghiasi seluruh badan jembatan di malam
hari. Bila Anda bernyali besar, Anda bisa mendaki jembatan ini dengan mengikuti
paket Story Bridge Adventure Climb. Biaya paket pendakian Story Bridge
cukup menguras kantong, mulai dari AUD 89 (sekitar Rp 836.600,00) sampai dengan
AUD 130 (sekitar Rp 1.222.000,00), tergantung dari waktu pendakian. Karena
biaya yang cukup mahal, saya tidak tertarik mendaki Story Bridge. Saya lebih memilih berjalan menyeberangi Story Bridge hingga tiba di Kangaroo Point. Tak lupa saya
mengabadikan keindahan Story Bridge di
senja hari dengan kamera kesayangan saya. Duduk-duduk di tepian Sungai Brisbane
sambil memandangi kerlap-kerlip lampu Story
Bridge dan lalu lalang boat di bawah
jembatan menjadi akhir petualangan saya di Brisbane. (edyra)***
No comments:
Post a Comment