Manneken Pis memakai baju bertuliskan 112, nomor telepon darurat di Eropa
Manneken Pis sebenarnya hanya berupa patung perunggu biasa. Ukurannya pun sangat mungil, hanya setinggi 61 cm (24 inch). Patung yang dalam Bahasa Perancis disebut Le Petit Julien ini berada di sudut jalan Rue de l'Étuve (Stoofstraat) dan Rue du Chêne (Eikstraat), Brussel. Lokasi ini tak jauh dari Grand Place (Grote Markt), alun-alun utama di Brussel yang selalu ramai dipadati turis. Manneken Pis yg berada di sudut jalan tersebut, hanyalah tiruan/replika yg dibuat oleh Jerome Duquesnoy pada tahun 1619. Manneken Pis yang asli dibuat pada tahun 1388 dan sekarang disimpan di Museum of the City of Brussels, yang berada di Maison du Roi, Grand Place.
Awalnya, Manneken Pis tidak memakai baju. Namun, untuk lebih menarik perhatian turis, pemerintah kota Brussel mendandani dan memberi baju serta aksesori untuk patung ini. Kostum yang dikenakan Manneken Pis berganti beberapa kali tiap bulan. Penggantian kostum ini disesuaikan dengan peristiwa/kejadian yang terjadi di Brussel ataupun di dunia internasional. Misalnya : pada hari Valentine, Manneken Pis akan mengenakan baju mirip Cupid, pada hari Pramuka Internasional, Manneken Pis akan mengenakan baju mirip Robert Baden-Powell (Bapak Pandu Dunia), dan pada hari Natal Manneken Pis akan mengenakan baju Sinterklas.
Manneken Pis memakai Baju Adat Lampung, pemberian Pemerintah Indonesia
Tak jarang Manneken Pis mengenakan busana nasional negara sahabat di hari kemerdekaan negara tersebut atau ketika Manneken Pis mendapat hadiah baju dari negara tersebut. Sampai saat ini, Manneken Pis memiliki kostum yang berjumlah 800-an, yang berasal dari berbagai negara. Kostum-kostum tersebut disimpan bersama patung asli Manneken Pis di Museum of the City of Brussels. Pemerintah Indonesia juga sudah memberikan hadiah baju untuk Manneken Pis, berupa satu set Baju Adat Lampung lengkap dengan aksesorinya. Baju tersebut dipakai oleh Manneken Pis sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 18 - 19 Agustus 2008 (peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-63), 18-19 Mei 2009 (dalam rangka kunjungan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata IndonesiaI, Jero Wacik, ke Brussel untuk meresmikan Taman Indonesia di Parc Paradisio), dan 18 - 19 Mei 2009 (peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-64).
Souvenir Mannekin Pis
Meskipun imut-imut, Manneken Pis sudah sangat tersohor ke berbagai penjuru dunia. Setiap turis yang datang ke Brussel bisa dipastikan selalu mengunjungi Manneken Pis. Kunjungan ke ibu kota Uni Eropa, serasa tak lengkap tanpa melihat Manneken Pis. Tak heran kalau sejumlah toko souvenir dan coklat di Brussel tak mau menyia-nyiakan momen tersebut. Mereka menangkap peluang bisnis dari nama besar Manneken Pis, dengan membuat beragam souvenir dalam bentuk Manneken Pis dengan berbagai ukuran. Mulai dari kartu pos, gantungan kunci, magnet kulkas, patung mini, hingga pembuka botol. Bahkan coklat dan permen pun dibuat dengan bentuk Manneken Pis. Souvenir-souvenir tersebut pun laris manis diborong para turis.
Coklat dan permen berbentuk Manneken Pis
Di balik sosok mungil Manneken Pis, tersimpan beberapa cerita/legenda menarik. Sejauh ini, ada lima legenda Manneken Pis yang berkembang di antara warga Brussel. Legenda yang paling terkenal adalah tentang Duke Godfrey III dari Leuven, Belgia. Pada tahun 1142, pasukan di bawah pimpinan Duke Godfrey III bertempur melawan pasukan Raja Berthouts (Raja dari Grimbergen, Belgia). Pasukan ini meletakkan seorang anak kecil di dalam keranjang, dan menggantungkannya di sebuah pohon untuk menyemangati mereka yang sedang bertempur. Kemudian, anak kecil tersebut mengencingi Pasukan Berthouts hingga akhirnya mereka kalah.
Patung Mannekin Pis sedang makan wafel yang berukuran lebih besar dari aslinya di dekat Toko Wafel, Brussel
Legenda kedua menyebutkan bahwa pada abad ke-14, Brussel dikepung oleh kekuatan asing. Kota ini telah bertahan untuk beberapa lama, sehingga musuh berencana untuk membombardir Brussel dengan bom peledak. Namun, ada seorang anak kecil bernama Julianske yang kebetulan sedang memata-matai musuh yang tengah bersiap meledakkan Brussel. Julianske langsung mengencingi sumbu bom tersebut dan selamatlah Brussel dari pengeboman.
Cerita lain menyebutkan ada seorang pedagang kaya yang sedang berkunjung ke Brussel bersama keluarganya. Apesnya, saat itu anak lelakinya yang masih kecil tiba-tiba menghilang. Kemudian, pedagang itu membentuk sebuah tim yang ditugaskan untuk mencari anaknya. Setelah mencari di berbagai sudut Kota Brussel, tim tersebut berhasil menemukan anak pedagang yang hilang itu, yang ternyata sedang buang air kecil di sebuah taman. Sebagai tanda terima kasih kepada Warga Brussel yang membantu pencarian anaknya, pedagang itu membangun patung anak kecil sedang kencing di Brussel.
Cerita keempat adalah tentang seorang ibu yang kehilangan anaknya ketika sedang berbelanja di Brussel. Karena panik, ibu tersebut berseru kepada setiap orang yang dia jumpai untuk membantunya mencari anaknya yang hilang. Setelah dilakukan pencarian di seluruh penjuru Kota Brussel, akhirnya anak itu ditemukan tengah buang air kecil di sudut jalan kecil. Kemudian, ibu tersebut membangun patung anak kecil sedang buang air kecil sebagai tanda terima kasih untuk Warga Brussel yang berhasil menemukan anaknya.
Legenda terakhir bercerita tentang kebakaran yang terjadi di sebuah Kastil Kerajaan Belgia. Karena peristiwa kebakaran tersebut, seorang anak muda yang sedang tidur akhirnya terbangun. Kemudian dia buang air kecil di kastil tersebut. Anehnya, api tersebut langsung padam terkena air kencing anak muda tersebut dan Kastil Kerajaan Belgia pun selamat dari kebakaran. Untuk memperingati peristiwa tersebut, Raja Belgia memerintahkan pembangunan patung anak kecil sedang pipis di Brussel. (edyra)*
No comments:
Post a Comment