Mendengar nama London, yang terbersit di benak kita adalah Big Ben, Istana Buckingham dan Tower Bridge. Namun London bukan hanya tempat-tempat kondang yang biasa muncul di brosur wisata itu. Masih banyak tempat menarik lainnya yang layak dikunjungi, terutama bila kita mau sedikit keluar dari pusat kota London. Berada di London selama seminggu, membuat saya mengenal beberapa tempat menarik yang selama ini luput dari perhatian media. Inilah beberapa spot menarik di sekitar London yang menanti kunjungan Anda.
Hackney
Saya beruntung mempunyai teman yang tinggal di Hackney, London. Sonia Mimouni namanya. Dia adalah Gadis Perancis yang sudah lama tinggal di London. Berkat kebaikan hatinya, saya bisa menginap gratis di London selama hampir dua minggu dan mengetahui tempat-tempat menarik di London yang belum banyak di-expose media. Salah satunya adalah Hackney.
Hackney merupakan sebuah distrik di London, bagian dari Metropolitan London yang berada di sebelah timur laut pusat kota London. Untuk mencapai Hackney, Anda bisa naik Bus Nomor 30/38/48/55/56 (dan masih banyak lagi) dari Terminal Victoria atau naik tube/overground (kereta api) jalur North London Line dan turun di Stasiun Hackney Central atau Dalston Kingsland atau bisa juga naik overground jalur East London Line turun di Stasiun Dalston Junction atau Haggerston.
Hackney merupakan tipikal kota kecil (town) dengan irama kehidupan yang lebih santai. Di kota kecil ini, Anda bisa melihat dan merasakan kehidupan Warga Inggris yang sebenarnya tidak seperti di pusat kota London yang metropolis. Jalanan lebih tenang, suasana kota juga lebih sepi. Namun, fasilitas hidup di Hackney tergolong lengkap. Di kota ini terdapat balai kota (town hall), supermarket, gedung bioskop, aneka macam restoran, dan taman-taman yang asri. Yang lebih menyenangkan, di Hackney terdapat masjid dan beberapa restoran muslim. Tak heran karena di Hackney memang banyak pendatang dari berbagai negara Islam seperti Turki, Nigeria, dan Maroko. Bagi umat muslim seperti saya, menemukan masjid dan restoran muslim (halal) di negara berpenduduk mayoritas non muslim seperti Inggris adalah anugerah. Saya bisa menunaikan ibadah sholat tanpa harus dilihatin banyak orang dan makan dengan lahap karena terjamin kehalalannya.
Masjid Ramazan-I Serif, Hackney, London
Tempat nongkrong paling asyik di Hackney adalah di pinggiran Sungai Lea (Lea River), Anak Sungai Thames. Di sepanjang sungai kecil ini terdapat jalur untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda. Setiap pagi dan sore, tempat ini ramai oleh Warga Hackney yang jogging atau bersepeda. Di sore yang cerah, saya sempat diajak jalan-jalan oleh Sonia dan teman-temanya di pinggiran Sungai Lea. Dengan membawa bekal makanan dan minuman ringan dari rumah, kami duduk-duduk di tepi sungai sambil melihat lalu lalang orang jogging dan bunga-bunga sakura yang sedang bermekaran.
Camden Town
Tak jauh dari pusat Kota London terdapat daerah yang semarak bernama Camden Town (biasa disingkat Camden). Tempat ini berada di sebelah utara pusat kota London. Camden merupakan salah satu tempat nongkrong favorit muda-mudi London. Cara paling praktis mencapai Camden adalah naik tube (kereta bawah tanah) jalur northern (northern line) dan turun di Stasiun Camden Town.
Camden Town Station
Banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi di Camden. Di antaranya adalah Jewish Museum, Canal Museum, Gereja Tua St. Pancras, dan Stasiun Kereta Api Internasional St. Pancras dengan arsitekturnya yang bergaya Gothic. Selain itu juga terdapat Camden Market yang menjadi terkenal dengan barang-barangnya yang cukup murah. Camden Market sebenarnya terdiri dari 6 buah pasar yang digabung menjadi satu. Tiap-tiap pasar mempunyai keistimewaan masing-masing. Dari 6 pasar tersebut, ada 2 pasar yang paling ramai dikunjungi turis yaitu Camden Lock Market dan Stables Market. Pasar ini menjual pakaian, aksesori (tas, topi, sepatu, dan lain-lain) dan barang-barang kerajinan (handycraft) murah. Aneka macam oleh-oleh (souvenir) khas London juga bisa Anda dapatkan dengan mudah di sini. Mulai dari kaos, topi, magnet kulkas, gantungan gunci hingga pernak-pernik khas London lainya. Pilihan kios/tokonya pun banyak. Bila Anda belum mendapatkan barang yang Anda cari di Camden Market, Anda bisa mencarinya di toko-toko souvenir yang berada tak jauh dari pasar. Soal harga, Anda tak perlu khawatir karena dijamin lebih murah dibandingkan harga di toko-toko souvenir yang ada di pusat kota London.
Camden Market
Greenwich
Julukan Greenwich (baca Grinits) sebagai “The Home of Time” membuat saya penasaran untuk mengunjunginya. Maklum, Greenwich memang dilalui Garis Bujur Nol Derajat (Prime Meridian Line atau Longitude Zero Degrees), garis imajiner yang menjadi titik awal penghitungan/pembagian waktu di dunia. Untunglah Greenwich masih berada dalam wilayah Metropolitan London sehingga sangat mudah mencapainya. Dengan Kereta Docklands Light Railway (DLR)-kereta api otomatis tanpa masinis-, hanya butuh waktu sekitar 15 menit mencapai Greenwich dari Stasiun Canary Wharf, London.
Tujuan utama saya dan para turis lainnya datang ke Greenwich adalah untuk mengunjungi Flamsteed House atau lebih populer dengan nama The Royal Observatory, Greenwich yang berada di puncak bukit tertinggi di area Greenwich Park. Di tempat inilah terdapat Garis Bujur 0°0’0” atau yang lebih dikenal Greenwich Mean Time (GMT), garis imajiner yang membagi bumi menjadi dua, yaitu belahan bumi barat (Bujur Barat) dan belahan bumi timur (Bujur Timur).
Royal Observatory Greenwich
Royal Observatory, Greenwich dibangun oleh John Flamsteed, pada masa Raja Charles II (tahun 1675), dengan peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1675. Bangunan ini selesai dibangun pada musim panas tahun 1676. Awalnya, bangunan ini diberi nama The Flamsteed House sesuai dengan nama pendirinya. Pada tahun 1957 namanya diubah menjadi The Royal Greenwich Observatory, dan sejak tahun 1998 namanya diubah menjadi The Royal Observatory, Greenwich.
Di kompleks Royal Observatory, Greenwich terdapat tiga tempat menarik yaitu Astronomy Centre, Peter Harrison Planetarium, dan Altazimuth Pavilion. Untuk memasuki Astronomy Centre di mana terdapat Garis Bujur 0°0’0”, pengunjung dewasa (16 tahun ke atas) harus membayar tiket masuk seharga GBP 10 (sekitar Rp 139.000,00), sedangkan untuk memasuki Peter Harrison Planetarium, dan Altazimuth Pavilion pengunjung tidak perlu bayar sepeser pun alias gratis. Pengunjung berusia di bawah 16 tahun, gratis memasuki tiga tempat tersebut. Tiket masuk Astronomy Centre berlaku untuk masa setahun. Jadi, bila suatu saat Anda ingin kembali mengunjungi Royal Observatory, Greenwich di tahun yang sama, Anda tidak perlu membeli tiket lagi.
Antrian di loket penjualan tiket sangat panjang, ketika saya tiba Royal Observatory, Greenwich. Meski tiket masuknya cukup mahal, GBP 10, para turis tetap semangat ngantri. Maklum, mereka juga seperti saya, ingin melihat secara langsung dan berfoto di Garis Bujur 0°0’0”, garis imajiner yang membagi bumi menjadi dua, yaitu belahan bumi barat (sebelah barat Garis Bujur 0°0’0”) dan belahan bumi timur (sebelah timur kanan Garis Bujur 0°0’0”). Dan ternyata, sangat susah untuk bisa memotret ataupun berfoto di Garis Bujur tersebut. Antrian turis yang ingin berfoto sangat berjubel dan seolah tiada habisnya. Makanya, begitu ada kesempatan saya langsung menyerobot untuk foto di garis bujur tersebut. Rugi rasanya, datang jauh-jauh ke Greenwich bila tidak berfoto di garis bujur nol derajat tersebut.
Di dekat Garis Bujur Nol Derajat, terdapat sebuah kotak sertifikat bagi mereka yang pernah menjejakkan kaki di garis ini. Pengunjung yang ingin mendapatkan sertifikat tinggal memasukkan uang koin 1 Pound, dan kotak tersebut akan mengeluarkan selembar sertifikat bertanda waktu tepat di saat kita datang ke tempat itu dalam ketepatan sepersepuluh ribu detik waktu Greenwich Mean Time (GMT). Sertifikat itu ditandatangani oleh Direktur Royal Observatory, Greenwich.
Selain Royal Observatory, Greenwich, masih ada beberapa tempat menarik di Greenwich Park. Taman yang sangat luas ini dibagi menjadi beberapa area, antara lain : Kompleks Royal Observatory, Greenwich (terdiri dari Astronomy Centre, Peter Harrison Planetarium, dan Altazimuth Pavilion), Taman Bunga (Flower Garden), Taman Rusa (The Wilderness/Deer Park), Taman Mawar (Rose Garden), dan padang rumput yang luas. Perlu stamina prima untuk bisa menjelajahi keseluruhan Greenwich Park karena luasnya mencapai 74 hektar. Karena waktu saya terbatas, saya tidak mungkin menjelajahi seluruh sudut Greenwich Park. Saya hanya mengunjungi beberapa tempat yang menarik perhatian saya. Salah satunya adalah Flower Garden, di mana terdapat berbagai macam bunga cantik warna-warni. Mata saya benar-benar dimanjakan di Flower Garden. Warna-warni bunga yang tengah bermekaran tersebut benar-benar menyegarkan mata saya. Kedatangan saya di Greenwich memang bertepatan dengan musim semi saat bunga-bunga bermekaran di mana-mana. Apalagi ketika saya berjalan melewati jajaran pohon bunga sakura (Cherry Blossom) yang tengah bermekaran dengan bunganya yang berwarna pink. Saya benar-benar takjub dan tak bisa berkata-kata. Impian saya untuk melihat bunga sakura bermekaran telah tercapai meski saya belum pernah pergi ke Jepang. Sejak kedatangan saya di Greenwich, saya sudah terpesona melihat begitu banyak bunga sakura bermekaran di beberapa sudut kota. Yang mengejutkan, ternyata saya bisa melihat lebih banyak bunga sakura di Greenwich Park. Benar-benar anugerah terindah buat saya.
Windsor
Tempat menarik lain yang layak untuk dikunjungi di sekitar London adalah Windsor. Windsor merupakan kota kecil yang berada sekitar 34 km di sebelah barat London. Untuk mencapai kota ini sangat mudah. Cara paling praktis adalah dengan naik kereta api dari Stasiun Waterloo London dan turun di Stasiun Windsor & Eton Riverside. Anda juga bisa naik Bus (Green Line) Nomor 700/701/702 dari Terminal Victoria London. Perjalanan dengan kereta atau bus memakan waktu sekitar satu jam.
Windsor Castle
Salah satu daya tarik utama Windsor adalah Kastil Windsor (Windsor Castle), yang merupakan kastil tertua dan terluas di dunia yang masih ditempati hingga saat ini. Dari Stasiun Windsor & Eton Riverside, saya berjalan kaki sekitar 10 menit untuk mencapai kastil ini. Antrian di loket sangat panjang ketika saya tiba di depan Kastil Windsor. Padahal hari masih pagi. Untunglah setelah bersabar mengantri selama lebih dari 30 menit, saya bisa masuk ke dalam Kastil Windsor.
Kastil Windsor merupakan salah satu kediaman resmi Keluarga Kerajaan Inggris selama hampir 1000 tahun. Ratu Elizabeth II menjadikan tempat ini sebagai rumah pribadi yang biasa dipergunakan untuk menghabiskan waktu di akhir pekan, dan juga sebagai tempat melaksanakan kegiatan-kegiatan resminya. Untungnya, beberapa bagian yang menarik dari kastil ini dibuka untuk umum dan dapat dikunjungi para wisatawan.
Salah satu sudut Windsor Castle
Kastil Windsor dibangun oleh Raja William (William The Conqueror, Duke of Normandy) pada abad XI. Pada awalnya Kastil Windsor merupakan benteng pertahanan dan tidak dipergunakan sebagai tempat tinggal raja. Namun, kemudian menjadi salah satu tempat tinggal Keluarga Keraajan Inggris sampai sekarang. Kastil ini juga sering dipergunakan untuk acara seremonial dan menjamu tamu kenegaraan.
Beberapa tempat menarik di Kastil Windsor yang bisa dikunjungi oleh turis di antaranya adalah State Apartments, Queen Mary's Doll House, dan St George's Chapel. State Apartments merupakan tempat tinggal Raja dan Ratu Inggris dari masa ke masa. Berbagai lukisan dan karya seni menghiasi apartemen ini, termasuk lukisan di langit-langit (ceiling) karya Antonio Verrio, patung karya Grinling Gibbons serta sejumlah lukisan karya Rembrandt, Rubens, dan Canaletto.
Queen Mary’s Dolls House (Rumah Boneka Ratu Mary) juga menarik untuk dikunjungi. Tempat ini dibangun oleh arsitek Sir Edwin Lutyens dari tahun 1921 sampai 1924 untuk dipersembahkan kepada Ratu Mary. Rumah boneka ini merupakan yang paling terkenal dan paling indah di dunia. Rumah ini berisi ribuan benda karya seniman dan desainer terkemuka. Salah satu benda yang paling mencolok di Queen Mary’s Dolls House adalah boneka terkenal dari Perancis bernama France dan Marianne yang ditampilkan dalam pakaian dan aksesoris terbaiknya.
St.George's Chapel
Tempat terakhir yang saya kunjungi adalah St. George’s Chapel. Kapel cantik dengan arsitektur bergaya Gothic ini dibangun pada tahun 1348, pada masa pemerintahan Raja Edward III. Selain sebagai tempat beribadah, di dalam kapel ini juga terdapat makam dari Keluarga Kerajaan Inggris di antaranya adalah makam Raja Charles I dan Raja Henry VIII beserta istri ketiganya Jane Seymour. Kapel ini tertutup untuk umum pada hari Minggu karena digunakan untuk ibadah.
Changing Guard Ceremony
Selain tempat-tempat tersebut, atraksi menarik yang dapat dilihat saat mengunjungi Kastil Windsor adalah upacara pergantian penjaga atau yang dikenal dengan sebutan “Guard Mounting”. Acara ini meliputi arak-arakan dan upacara pergantian penjaga yang diiringi oleh marching band. Upacara ini berlangsung setiap hari (selain hari Minggu) pada pukul 11.00 dan berlangsung selama kurang lebih 45 menit. (edyra)***
No comments:
Post a Comment