Kota Sejuta Sepeda Motor
Kota sejuta sepeda motor. Itulah salah satu julukan yang disandang Hanoi, karena begitu banyaknya sepeda motor di sana. Sepeda motor mirip di Hanoi mirip lebah. Bergerombol, menderu, dan menerjang bebas. Mereka menyusup ke kanan dan kiri, menguasai jalanan Hanoi yang sempit dan berdebu dan tak peduli dengan pengguna jalan yang lain. Mereka juga tak peduli dengan keselamatan diri mereka. Kebanyakan tak mengenakan helm dan sepertinya juga tak paham rambu-rambu lalu lintas. Di jalan yang sangat ramai dan semrawutnya minta ampun (Jakarta kalah semrawut bo!), mereka dengan santainya menggunakan ponsel baik untuk mengirim pesan singkat (SMS) ataupun menelepon. Parahnya lagi, mereka sangat suka membunyikan klakson yang sangat nyaring bunyinya. Bisa Anda bayangkan, betapa berisiknya jalanan di Hanoi pada saat jam-jam sibuk. Apalagi polisi juga jarang terlihat di jalanan Hanoi. Semakin berkuasalah para pengendara sepeda motor itu.
Menyeberang jalan adalah saat-saat paling mendebarkan dan menyeramkan di Hanoi. Saya selalu sport jantung bila akan menyeberang jalan di sana. Saya sampai harus menunggu bermenit-menit di trotoar, menunggu jalanan sepi untuk menyeberang. Padahal, menunggu jalanan sepi di Hanoi bagaikan menanti hujan turun di musim kemarau alias lama banget dan nggak mungkin (kecuali di larut malam atau di waktu subuh). Biasanya saya ikut penduduk lokal ataupun rombongan turis untuk menyeberang jalan agar lebih aman. Namun, bila terpaksa harus menyeberang jalan sendirian, saya pasti berdoa dulu sebelum menyeberang. Jangankan menyeberang jalan, berjalan di trotoar saja tidak aman di Hanoi. Beberapa kali saya hampir terserempet sepeda motor ketika sedang berjalan di trotoar. Trotoar di Hanoi sangat sempit, dan biasanya penuh dengan pedagang kaki lima ataupun sepeda motor yang sedang diparkir.
Kota Sejuta Toko
Selain sepeda motor yang sangat banyak (jumlahnya mencapai lebih dari 1.500.000 unit), di Hanoi juga terdapat banyak toko dengan berbagai macam barang yang dijual. Nggak heran kalau Hanoi juga mendapat julukan sebagai “kota sejuta toko.” Saya baru kali ini melihat toko begitu banyak di sebuah kota. Toko tersebar merata di seluruh sudut Hanoi. Hampir setiap rumah di pinggir jalan adalah toko. Apalagi di Old Quarter (Kota Tua Hanoi) dan French Quarter. Semua rumah di pinggir jalan adalah toko atau tempat usaha, baik restoran, kafe ataupun biro perjalanan (travel agent). Hanya di beberapa tempat saja tidak terdapat toko, yaitu di kompleks perkantoran pemerintah dan di pusat kota (sekitar Istana Presiden dan Mausoleum Ho Chi Minh). Saya sampai heran dan bertanya-tanya. Kalau semuanya jadi pedagang, siapa yang jadi dokter, guru, pengacara dan lain-lain ya?
Kota sejuta sepeda motor. Itulah salah satu julukan yang disandang Hanoi, karena begitu banyaknya sepeda motor di sana. Sepeda motor mirip di Hanoi mirip lebah. Bergerombol, menderu, dan menerjang bebas. Mereka menyusup ke kanan dan kiri, menguasai jalanan Hanoi yang sempit dan berdebu dan tak peduli dengan pengguna jalan yang lain. Mereka juga tak peduli dengan keselamatan diri mereka. Kebanyakan tak mengenakan helm dan sepertinya juga tak paham rambu-rambu lalu lintas. Di jalan yang sangat ramai dan semrawutnya minta ampun (Jakarta kalah semrawut bo!), mereka dengan santainya menggunakan ponsel baik untuk mengirim pesan singkat (SMS) ataupun menelepon. Parahnya lagi, mereka sangat suka membunyikan klakson yang sangat nyaring bunyinya. Bisa Anda bayangkan, betapa berisiknya jalanan di Hanoi pada saat jam-jam sibuk. Apalagi polisi juga jarang terlihat di jalanan Hanoi. Semakin berkuasalah para pengendara sepeda motor itu.
Menyeberang jalan adalah saat-saat paling mendebarkan dan menyeramkan di Hanoi. Saya selalu sport jantung bila akan menyeberang jalan di sana. Saya sampai harus menunggu bermenit-menit di trotoar, menunggu jalanan sepi untuk menyeberang. Padahal, menunggu jalanan sepi di Hanoi bagaikan menanti hujan turun di musim kemarau alias lama banget dan nggak mungkin (kecuali di larut malam atau di waktu subuh). Biasanya saya ikut penduduk lokal ataupun rombongan turis untuk menyeberang jalan agar lebih aman. Namun, bila terpaksa harus menyeberang jalan sendirian, saya pasti berdoa dulu sebelum menyeberang. Jangankan menyeberang jalan, berjalan di trotoar saja tidak aman di Hanoi. Beberapa kali saya hampir terserempet sepeda motor ketika sedang berjalan di trotoar. Trotoar di Hanoi sangat sempit, dan biasanya penuh dengan pedagang kaki lima ataupun sepeda motor yang sedang diparkir.
Kota Sejuta Toko
Selain sepeda motor yang sangat banyak (jumlahnya mencapai lebih dari 1.500.000 unit), di Hanoi juga terdapat banyak toko dengan berbagai macam barang yang dijual. Nggak heran kalau Hanoi juga mendapat julukan sebagai “kota sejuta toko.” Saya baru kali ini melihat toko begitu banyak di sebuah kota. Toko tersebar merata di seluruh sudut Hanoi. Hampir setiap rumah di pinggir jalan adalah toko. Apalagi di Old Quarter (Kota Tua Hanoi) dan French Quarter. Semua rumah di pinggir jalan adalah toko atau tempat usaha, baik restoran, kafe ataupun biro perjalanan (travel agent). Hanya di beberapa tempat saja tidak terdapat toko, yaitu di kompleks perkantoran pemerintah dan di pusat kota (sekitar Istana Presiden dan Mausoleum Ho Chi Minh). Saya sampai heran dan bertanya-tanya. Kalau semuanya jadi pedagang, siapa yang jadi dokter, guru, pengacara dan lain-lain ya?
Kota Seribu Danau
Selain dua julukan di atas, Hanoi juga masih mempunyai satu julukan lagi, yaitu “kota seribu danau.” Puluhan danau menghiasi berbagai penjuru Hanoi. Di antara puluhan danau tersebut, yang paling terkenal adalah Hoan Kiem Lake, West Lake (Hồ Tây), Truc Bach Lake, Halais Lake (Hồ Thiền Quang dalam Bahasa Vietnam), dan Bay Mau Lake. Danau terbesar adalah West Lake. Danau ini terletak di bagian utara Hanoi, berdekatan (sebelahan) dengan Truc Bach Lake. Di sekitar West Lake dan Truc Bach Lake terdapat beberapa hotel berbintang, restoran, dan kuil/pagoda. Kedua danau ini cukup cantik dan asri karena banyak pepohonan di pinggir danau. Sayangnya banyak sampah di kedua danau tersebut sehingga airnya nggak bening lagi. Waktu paling tepat untuk berkunjung ke kedua danau ini adalah sore hari, menjelang matahari terbenam (sunset). Panorama sunset di sekitar West Lake dan Truc Bach Lake sangat cantik dan sayang untuk dilewatkan.
Selain dua julukan di atas, Hanoi juga masih mempunyai satu julukan lagi, yaitu “kota seribu danau.” Puluhan danau menghiasi berbagai penjuru Hanoi. Di antara puluhan danau tersebut, yang paling terkenal adalah Hoan Kiem Lake, West Lake (Hồ Tây), Truc Bach Lake, Halais Lake (Hồ Thiền Quang dalam Bahasa Vietnam), dan Bay Mau Lake. Danau terbesar adalah West Lake. Danau ini terletak di bagian utara Hanoi, berdekatan (sebelahan) dengan Truc Bach Lake. Di sekitar West Lake dan Truc Bach Lake terdapat beberapa hotel berbintang, restoran, dan kuil/pagoda. Kedua danau ini cukup cantik dan asri karena banyak pepohonan di pinggir danau. Sayangnya banyak sampah di kedua danau tersebut sehingga airnya nggak bening lagi. Waktu paling tepat untuk berkunjung ke kedua danau ini adalah sore hari, menjelang matahari terbenam (sunset). Panorama sunset di sekitar West Lake dan Truc Bach Lake sangat cantik dan sayang untuk dilewatkan.
Danau favorit para turis dan Warga Hanoi adalah Hoan Kiem Lake. Selain cantik dan bersih, danau ini terletak di pusat kota Hanoi. Danau yang menjadi pusat wisata di Hanoi ini adalah tempat nongkrong paling asyik. Di tengah Hoan Kiem Lake terdapat sebuah kuil/pagoda (Turtle Pagoda) yang selalu dipadati Warga Hanoi dan para turis. Di sekeliling danau dibangun trotoar sehingga memudahkan orang untuk berjalan mengelilinginya. Pepohonan yang rindang juga memagari danau ini. Nggak heran kalau Hoan Kiem Lake selalu ramai sepanjang hari. Warga Hanoi dan para turis selalu memadati danau ini baik untuk berolahraga (jogging dan taichí), jalan-jalan ataupun sekedar duduk-duduk santai sambil membaca buku di bangku yang banyak terdapat di pinggir danau. Bagi peminat wisata kuliner, Hoan Kiem Lake juga layak direkomendasikan. Kafe dan restauran bertebaran di sepanjang tepian danau. Tinggal pilih makanan lokal, makanan cepat saji (fast food) maupun makanan internasional (China, Thailand, Eropa, Amerika, dan lain-lain) semua tersedia.
Penuh Bangunan Klasik
Di Hanoi yang berpenduduk sekitar 3 juta jiwa ini, kita tak akan disuguhi pemandangan khas kota besar yang serba gemerlap ataupun hiburan malam yang hingar-bingar. Mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan gedung-gedung klasik nan cantik peninggalan Perancis, pagoda-pagoda peninggalan Kekaisaran Vietnam, taman-taman yang luas, serta danau-danau yang indah dan tenang. Sebagai informasi, Vietnam dijajah Perancis dari tahun 1874 sampai dengan tahun 1945. Vietnam mendapat kemerdekaanya dari Perancis, pada tanggal 2 September 1945. Nggak heran kalau bangunan bergaya Perancis banyak terdapat di Hanoi.
Penuh Bangunan Klasik
Di Hanoi yang berpenduduk sekitar 3 juta jiwa ini, kita tak akan disuguhi pemandangan khas kota besar yang serba gemerlap ataupun hiburan malam yang hingar-bingar. Mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan gedung-gedung klasik nan cantik peninggalan Perancis, pagoda-pagoda peninggalan Kekaisaran Vietnam, taman-taman yang luas, serta danau-danau yang indah dan tenang. Sebagai informasi, Vietnam dijajah Perancis dari tahun 1874 sampai dengan tahun 1945. Vietnam mendapat kemerdekaanya dari Perancis, pada tanggal 2 September 1945. Nggak heran kalau bangunan bergaya Perancis banyak terdapat di Hanoi.
Bagi peminat arsitektur, Hanoi adalah kota yang akan memanjakan selera Anda terhadap seni bangunan. Bangunan-bangunan bergaya gothic sampai art deco ada di setiap sudut kota. Cobalah berjalan jalan di sekitar kawasan diplomatik di Ngo Quyen Street, kawasan perkantoran pemerintah di Dhin Tien Hoang Street, dan sekitar Mausoleum Ho Chi Minh. Bangunan peninggalan Perancis yang paling menonjol di Hanoi adalah Hanoi Opera House dan Hanoi Cathedral. Kedua bangunan ini sangat cantik dan khas Perancis.
Jangankan bangunan peninggalan Perancis yang relatif “masih muda” (dibangun pada abad ke-19), artefak yang berasal jauh dari masa sebelumnya juga masih utuh. Pemerintah Vietnam yang komunis sangat menghargai warisan bangsanya, meskipun ada kaitannya dengan imperialisme Cina maupun Perancis. Bangunan-bangunan peninggalan Dinasti Ly yang memerintah Kerajaan Vietnam di abad ke-11 juga masih lestari, misalnya One Pillar Pagoda. Pagoda ini adalah pagoda yang unik, karena bangunan yang berdiri di atas kolam ini hanya ditopang sebuah tiang besar setinggi kurang lebih 3 meter. One Pillar Pagoda yang menjadi inspirasi Unity Vietnam masih teguh berdiri hingga kini, sejak dibangun pada tahun 1049. Meskipun pernah beberapa kali hancur akibat penjajahan Perancis sampai Perang Vietnam, pemerintah terus saja merestorasi One Pillar Pagoda sehingga tetap utuh.
Kaya dengan Museum
Hanoi juga memiliki tempat-tempat bersejarah yang layak dikunjungi turis. Di antaranya Museum dan Mausoleum Ho Chi Minh, Taman Lenin, Museum Militer Vietnam, dan Museum Fine Art. Yang paling ramai dikunjungi para turis adalah Kompleks Mausoleum Ho Chi Minh. Di mausoleum ini terbaring jenazah Ho Chi Minh yang sudah dibalsem dan dijaga oleh sepasukan tentara bersenjata lengkap. Ho Chi Minh, Bapak Bangsa Vietnam ini wafat pada tahun 1969 dalam usia 79 tahun. Untuk mengenang perjuangannya, jenazahnya disimpan di mausoleum. Di belakang mausoleum, terdapat rumah tinggal Ho Chi Minh yang dibangun dari kayu sederhana. Bangunan ini sekarang dijadikan museum. Setiap pengunjung dapat melihat ruang kerjanya, kamar tidurnya, dan ruang tamu. Sebagai informasi, mausoleum ini buka setiap hari dari jam 09.00- 17.00 dan tutup pada hari Jumat.
Hanoi memang kota yang menarik, terlepas dari segala keruwetan lalu lintas di sana. Ada banyak hal menarik yang bisa kita lihat di Hanoi. Jadi kapan Anda akan berkunjung ke Hanoi? (edyra)***
*Dimuat di Majalah SEKAR No. 42, Oktober 2010.
Hanoi memang kota yang menarik, terlepas dari segala keruwetan lalu lintas di sana. Ada banyak hal menarik yang bisa kita lihat di Hanoi. Jadi kapan Anda akan berkunjung ke Hanoi? (edyra)***
*Dimuat di Majalah SEKAR No. 42, Oktober 2010.
No comments:
Post a Comment