Saya pun tak mau melewatkan kesempatan menyusuri Sungai Chao Phraya ketika liburan ke Bangkok tahun 2008 yang lalu. Saya sudah menjelajahi Bangkok dengan berbagai sarana transportasi darat, baik bus kota, kereta bawah tanah (subway/MRT), maupun skytrain (saya kesulitan mencari padanannya dalam Bahasa Indonesia). Jadi, tinggal sarana transportasi air/sungai (perahu) yang belum saya coba di Bangkok. Kebetulan saya menginap di sebuah hostel di Silom Road, nggak jauh dari Lumpini Park, sehingga untuk bisa menyusuri Sungai Chao Phraya saya harus naik skytrain dari Stasiun Sala Daeng dan turun di Stasiun Saphan Taksin.
Begitu sampai di Stasiun Saphan Taksin, Anda akan melihat banyak tour operator yang menawarkan paket tur menyusuri Sungai Chao Phraya. Berbagai paket tur menarik ditawarkan kepada para turis dilengkapi dengan foto-foto yang indah. Sayangnya, berbagai paket tur tersebut harganya relatif mahal (lebih dari THB 1000). Bagi Anda yang baru pertama kali berkunjung ke Bangkok harus hati-hati. Jangan mudah tergoda dengan berbagai tawaran paket tur tersebut. Berjalanlah keluar stasiun, ke arah Sungai Chao Phraya, dan sampailah Anda di Dermaga Sathorn (Sathorn Pier), titik awal untuk menjelajahi Sungai Chao Phraya.
Ada dua pilihan yang menarik untuk menyusuri Sungai Chao Phraya. Pilihan pertama, bagi Anda yang nggak mau repot dan nggak mau ambil risiko salah naik perahu, Anda bisa ikut perahu khusus turis, dengan membeli tiket one day river pass seharga THB 150 per orang. Tiket ini berlaku untuk satu hari penuh. Anda bisa naik turun perahu di dermaga mana saja yang Anda suka, selama Anda masih memegang tiket. Jadi tiketnya simpan baik-baik ya, jangan sampai hilang! Kalau Anda tertarik mengikuti tur ini, Anda harus menyisihkan waktu sekitar 4 jam (pulang pergi). Sebaiknya Anda datang ke Sathorn Pier pagi hari sehingga Anda lebih leluasa menjelajahi Sungai Chao Phraya dan bisa mampir ke berbagai tempat wisata menarik di pinggir sungai. Perahu untuk turis cukup besar, bisa mengangkut sekitar 120 orang, dan ada pemandu berbahasa Inggris. Perahu ini akan menyusuri Sungai Chao Phraya dan berhenti di beberapa dermaga yang dekat dengan tempat-tempat wisata.
Pilihan kedua, naiklah perahu reguler (public boat) bersama dengan Warga Bangkok dan para turis lainnya. Perahu ini beroperasi setiap hari, dari jam 06.00 hingga 19.30 (Senin sampai Jumat) dan dari jam 06.00 sampai jam 18.40 (Sabtu, Minggu, dan hari libur). Tarif public boat ini yang cukup murah, dari THB 9 sampai THB 30, tergantung panjang rute yang ditempuh. Inilah pilihan yang saya ambil. Sebagai backpacker yang suka tantangan dan nggak suka diatur-atur (sekalian bisa ngirit) saya memilih naik public boat supaya bisa berbaur dengan penduduk lokal dan para turis. Perahu ini merupakan salah satu sarana transportasi pen tingdi Bangkok. Warga Bangkok yang bekerja (berkantor) di pinggir Sungai Chao Phraya dan nggak ingin terjebak macet di jalanan Kota Bangkok, lebih memilih naik perahu daripada naik bus ataupun angkutan darat lainnya. Dengan naik public boat ini, kita bisa melihat Warga Bangkok yang cantik-cantik dan modis-modis. Rute public boat ini ada beberapa jalur : merah, hijau, kuning dan orange. Pilihlah yang orange, karena jalur ini akan singgah di Grand Palace dan Wat Pho. Jangan sampai salah naik perahu! Soalnya, kalau salah Anda akan terbawa ke tempat lain. Di setiap perahu ada bendera yang berwarna sama dengan warna jalurnya. Namun, Anda bisa salah naik karena pengumuman selalu menggunakan Bahasa Thai, bukan Bahasa Inggris.
Bila Anda memilih naik public boat, Anda tidak perlu membeli tiket di dermaga. Di atas perahu, ada kondektur (sebagian besar perempuan) yang akan menarik ongkos kepada Anda, persis seperti kalau kita naik bus kota di Indonesia. Carilah tempat duduk di bagian pinggir supaya bisa melihat pemandangan indah di sepanjang sungai dan mudah mengabadikannya dengan kamera Anda. Jangan pilih duduk di bangku paling depan kalau Anda tidak ingin terciprat air. Bila sungai sedang berombak ataupun berpapasan dengan perahu lain, penumpang yang duduk di bangku paling depan biasanya akan terciprat air sungai yang keruh. Namun, bila Anda naik perahu pas jam sibuk (jam berangkat dan pulang kantor), biasanya perahu sangat ramai dan penuh sesak. Jangan harap Anda bisa memilih tempat duduk yang strategis. Sebaliknya, bisa saja Anda tidak kebagian tempat duduk dan harus berdiri berdesakan dengan penumpang lain. Jadi nikmati saja, berdiri berdesakan di atas perahu sambil menyaksikan pemandangan menarik di sepanjang Sungai Chao Phraya. Syukur kalau kita berdesakan dengan turis ataupun cewek Thailand yang cantik. Walaupun harus berdiri lama di atas perahu,nggak masalah kan?
Bila Anda memilih naik public boat, Anda tidak perlu membeli tiket di dermaga. Di atas perahu, ada kondektur (sebagian besar perempuan) yang akan menarik ongkos kepada Anda, persis seperti kalau kita naik bus kota di Indonesia. Carilah tempat duduk di bagian pinggir supaya bisa melihat pemandangan indah di sepanjang sungai dan mudah mengabadikannya dengan kamera Anda. Jangan pilih duduk di bangku paling depan kalau Anda tidak ingin terciprat air. Bila sungai sedang berombak ataupun berpapasan dengan perahu lain, penumpang yang duduk di bangku paling depan biasanya akan terciprat air sungai yang keruh. Namun, bila Anda naik perahu pas jam sibuk (jam berangkat dan pulang kantor), biasanya perahu sangat ramai dan penuh sesak. Jangan harap Anda bisa memilih tempat duduk yang strategis. Sebaliknya, bisa saja Anda tidak kebagian tempat duduk dan harus berdiri berdesakan dengan penumpang lain. Jadi nikmati saja, berdiri berdesakan di atas perahu sambil menyaksikan pemandangan menarik di sepanjang Sungai Chao Phraya. Syukur kalau kita berdesakan dengan turis ataupun cewek Thailand yang cantik. Walaupun harus berdiri lama di atas perahu,nggak masalah kan?
Perjalanan menyusuri Sungai Chao Phraya sangat menyenangkan. Apalagi sungai ini cukup luas dan bersih. Air Sungai Chao Phraya memang berwarna coklat keruh, karena sungai ini membawa endapan lumpur. Namun, sungai ini sangat bersih. Tak terlihat satupun sampah di permukaan sungai. Kalaupun ada, hanya tanaman enceng gondok di bebarapa tempat. Soalnya ada peraturan yang menyatakan, “barangsiapa membuang sampah di sungai akan dikenakan denda THB 20.” Alhasil, Sungai Chao Phraya pun bersih dan nggak bau. Saya benar-benar salut dan iri pada pemerintah Thailand yang bisa menjaga sungainya tetap bersih sehingga bisa menjadi tujuan wisata. Kapan ya, sungai-sungai di Indonesia bisa bersih dan tidak bau seperti Sungai Chao Phraya? Padahal Indonesia memiliki banyak sungai besar yang nggak kalah indahnya dengan Sungai Chao Phraya.
Di sepanjang Sungai Chao Phraya Anda akan melihat berbagai pemandangan menarik, antara lain Grand Palace (Istana Raja Thailand), kuil-kuil Budha (Wat), hotel berbintang, pasar tradisional, dan beberapa jembatan yang cantik. Sebagai informasi, terdapat 15 dermaga (pier) di sepanjang Sungai Chao Phraya. Anda bisa turun di dermaga mana saja yang paling dekat dengan tempat tujuan Anda. Yang penting, jangan lupa membawa Peta Bangkok, agar Anda tidak nyasar ataupun salah turun dermaga. Di antara tempat-tempat menarik tersebut, yang menjadi favorit para turis ada 5 tempat yaitu : Wat Arun (Temple of Dawn), Wat Pho (Kompleks Kuil Budha dengan Patung Budha tidur yang sangat besar di dalamnya), Grand Palace, Wat Phra Kaew (satu kompleks dengan Grand Palace) dan The Royal Barges Museum. Kalau saya paling suka turun di Tha Tian Pier (dermaga N7) atau Tha Chang Pier (dermaga N8). Dari Sathorn Pier ke Tha Tian Pier atau Tha Chang Pier saya hanya perlu membayar THB 13 (sekitar Rp 3.700,00). Kedua dermaga tersebut paling dekat dengan Grand Palace Complex dan Wat Pho, tempat wisata paling terkenal di Bangkok, yang nggak pernah sepi turis. Dari Grand Palace ataupun Wat Pho, Anda bisa jalan kaki menuju tempat-tempat wisata lainnya yang nggak jauh dari kedua tempat tersebut. Ada Sanam Luang Park, National Museum, Phrasumain Fortress, Khao San Road (pusat backpacker di Bangkok), Wat Mahathat, dan Wat-Wat lainnya. Perlu Anda ketahui, untuk masuk ke berbagai tempat wisata tersebut, sebagian besar dipungut biaya. Namun, nggak mahal. Yang paling mahal adalah tiket masuk ke Grand Palace, THB 350. Untuk masuk ke Kuil Budha (Wat) sebagian besar gratis, kecuali Wat Pho (tiket masuknya THB 50).
Bila sudah lelah berjalan, Anda bisa duduk-duduk di Sanam Luang Park sambil bermain-main dengan burung merpati yang banyak terdapat di sana. Kalau Anda ingin berfoto dengan dikerubutin banyak burung merpati, Anda tinggal beli sebungkus biji jagung dari para penjual yang ada di sana. Anda juga bisa membeli makanan dan minuman ringan dari pedagang asongan yang banyak berjualan di Sanam Luang Park.
Untuk kembali ke hotel (setelah menjelajah Grand Palace, Wat Pho, dan Wat-Wat lainnya), Anda bisa memilih dermaga terdekat untuk naik perahu lagi sampai ke Sathorn Pier dan berjalan sampai Stasiun Saphan Taksin. Selanjutnya Anda tinggal naik sky train lagi menuju stasiun yang paling dekat dengan hotel Anda.
Dengan biaya yang murah meriah (tanpa ikut tur), Anda bisa menyusuri Sungai Chao Phraya dan menjelajahi tempat-tempat menarik di Bangkok. Anda bisa melihat wajah Bangkok yang berbeda di sepanjang Sungai Chao Phraya, bukan hanya jalanan Bangkok yang ramai dan macet. Jadi, bila Anda berkunjung ke Bangkok, jangan lupa untuk menyusuri Sungai Chao Phraya. Saya jamin, Anda akan mendapatkan pengalaman baru yang menakjubkan. (edyra)***
*Dimuat di Majalah SEKAR No. 34, Juni 2010
Dengan biaya yang murah meriah (tanpa ikut tur), Anda bisa menyusuri Sungai Chao Phraya dan menjelajahi tempat-tempat menarik di Bangkok. Anda bisa melihat wajah Bangkok yang berbeda di sepanjang Sungai Chao Phraya, bukan hanya jalanan Bangkok yang ramai dan macet. Jadi, bila Anda berkunjung ke Bangkok, jangan lupa untuk menyusuri Sungai Chao Phraya. Saya jamin, Anda akan mendapatkan pengalaman baru yang menakjubkan. (edyra)***
*Dimuat di Majalah SEKAR No. 34, Juni 2010
No comments:
Post a Comment