Bersiap menaiki Great Wall Cable Car di Mutianyu |
Naik kereta gantung merupakan salah satu cara
menikmati panorama suatu tempat dari ketinggian. Di Indonesia kita menyebutnya
kereta gantung. Di luar negeri namanya macam-macam : cable car (Bahasa Inggris), gondola
(Bahasa Italia), teleferico (Bahasa
Spanyol), telepherique (Bahasa
Perancis), dan lain-lain. Naik kereta gantung memberikan pengalaman yang campur
aduk, antara deg-degan, senang hingga takjub. Anda akan dibuat deg-degan saat
berada di ketinggian ratusan meter, tapi sekaligus takjub dan gembira bisa melihat
panorama menawan dari ketinggian. Karena suka berada di ketinggian, saya tak
mau melewatkan kesempatan naik kereta gantung ketika jalan-jalan keluar negeri.
Bagi yang fobia ketinggian, tentunya tidak saya sarankan untuk menaiki kereta
gantung. Berikut lima pengalaman saya
naik kereta gantung ketika berlibur keluar negeri.
Panorama Pulau Sentosa dan laut dilihat dari Singapore Cable Car |
Singapore Cable Car, Singapura
Inilah pengalaman pertama saya naik kereta gantung yang akhirnya membuat ketagihan. Tak tanggung-tanggung, saya melakukannya di negara tetangga, Singapura. Sebenarnya saya tahu kalau di Indonesia juga ada kereta gantung, yaitu di Taman Mini Indonesia Indah dan di Taman Impian Jaya Ancol. Namun, karena berbagai alasan, saya belum punya kesempatan untuk menaikinya. Makanya, ketika jalan-jalan ke Singapura pada Bulan Juli 2008, saya mencoba naik Singapore Cable Car dari Stasiun Harbour Front Tower 2 ke Stasiun Sentosa Island, dengan membayar tiket sejumlah SGD 19 (dulu sekitar Rp 123.500,00). Sebenarnya
ada cara yang lebih murah untuk mencapai Pulau Sentosa dari daratan utama
Singapura, yaitu dengan naik bus atau kereta api (monorel). Namun, saya memilih
naik kereta gantung karena seumur-sumur saya belum pernah merasakannya.
Pengalaman pertama naik kereta gantung, sangat menyenangkan karena pada
dasarnya saya senang berada di ketinggian (berada di tempat yang tinggi). Dari
kereta gantung ini, saya bisa melihat panorama indah Singapura, Selat Pulau
Sentosa, bahkan Pulau Batam (Indonesia) karena saat itu cuaca cerah. Singapore Cable Car melewati rute sepanjang 1.750 meter, dengantiga stasiun. Stasiun awal berada di atas bukit Mount Faber, stasiun kedua di Harbour
Front, dan stasiun ketiga di Pulau Sentosa. Dari Stasiun Mount Faber
menuju Stasiun Harbour Front Tower 2
lintasan kereta gantung ini menurun cukup terjal karena turun dari Bukit Mount Faber yang memiliki ketinggian 120
meter di atas permukaan laut. Selanjutnya dari Harbour Front Tower 2 menuju Stasiun Sentosa Island lintasan mendatar tapi melewati selat sempit.
Genting Skyway melintasi kawasan hutan hijau di jurang perbukitan yang diselimuti kabut |
Genting Skyway, Malaysia
Pengalaman kedua
naik kereta gantung adalah saat mengunjungi Genting
Highland, Malaysia. Genting Highland merupakan dataran
tinggi yang berjarak sekitar 51 km dari Kuala Lumpur. Di tempat ini sudah dibangun kawasan wisata terpadu
yang bernama Genting Resort World (satu grup dengan Sentosa Resort World, Singapore) yang
terdiri dari taman bermain (amusement
park) semacam Dufan, kasino, pusat perbelanjaan, dan hotel. Kawasan
wisatanya menurut saya kurang menarik, baik dari segi bangunan maupun atraksi
wisata yang ditawarkan. Wahana permainan yang ada jauh lebih menarik dan
menantang di Dufan, Ancol. Yang menarik adalah kereta gantung menuju Genting Highland yang dinamakan Genting Skyway. Menaiki Genting Skyway benar-benar memacu
adrenalin. Kereta gantung ini memiliki jalur sepanjang 3,38 km dengan rute yang
menanjak sangat terjal. Dari stasiun awal di Gohtong Jaya, rute kereta gantung
langsung menanjak melewati kawasan hutan hijau di perbukitan dengan konyur
tanah yang miring. Semakin ke atas rutenya semakin menanjak terjal dengan
kemiringan lebih dari 30 derajat. Di bawah jalur kereta gantung menganga jurang-jurang
dalam penuh bebatuan. Pemandangan yang terlihat dari jendela kereta gantung
memang menakjubkan. Hamparan hutan hijau yang diselimuti kabut tipis menutupi
lereng perbukitan di antara jurang yang dalam. Mata saya yang tadinya
mengantuk, mendadak segar melihat panorama hijau di mana-mana sehingga
perjalanan selama 15 menit pun tak terasa.
Great Wall Cable Car, Cina
Tembok Besar Cina (Great Wall) memiliki beberapa tempat yang bisa diakses turis, di
antaranya adalah Badaling, Mutianyu (baca : Mu Tian Yu), dan Simatai. Ketiga tempat tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Badaling letaknya paling dekat
dari Beijing dan paling mudah dicapai sehingga paling ramai dikunjungi turis.
Mutianyu letaknya cukup jauh dari Beijing tapi lebih indah dari Badaling dan
tak seramai Badaling. Sedangkan Simatai letaknya paling jauh dari Beijing dan
pastinya lumayan sulit dicapai. Dengan mempertimbangkan segala kelebihan dan
kekurangannya, saya dan teman memilih untuk mengunjungi Mutianyu. Baik di
Badaling maupun Mutianyu tersedia kereta gantung yang akan membawa
turis/pengunjung dari tempat parkir menuju Tembok Besar. Namanya Great Wall Cable Car. Maklum, jarak dari
tempat parkir menuju Tembok Besar cukup jauh dan jalannya menanjak cukup terjal.
Sebenarnya, kita bisa saja jalan kaki menuju Tembok Besar asalkan badan fit dan
cuaca mendukung. Namun, karena saat itu sedang memasuki pergantian musim dari
musim dingin ke musim semi di mana suhu udara cukup dingin bagi saya yang
terbiasa tinggal di daerah tropis, kami dengan mantap memilih naik kereta
gantung. Apalagi jalan menuju Tembok Besar mendaki terjal dan saat itu kami
kurang tidur karena pesawat kami mendarat di Beijing tengah malam. Jalur Mutianyu Great Wall Cable Car tidak
begitu panjang tapi menanjak terjal karena mendaki. Panorama yang terlihat dari
dalam kereta gantung tergolong biasa saja, hanya pegunungan berbatu dengan
sedikit pepohonan. Saat pagi hari, kabut tipis menyelimuti pegunungna tersebut
sehingga memberi kesan mistis.
Ngong Ping 360, Hong Kong
Saat jalan-jalan ke Hongkong, saya juga mencoba
naik kereta gantung yang ada di sana. Namanya Ngong Ping 360 Cable Car.
Kereta gantung ini berada di Pulau Lantau dengan jalur sepanjang 5,7 km. Ngong Ping 360 membawa pengunjung dari
Stasiun Tung Cung berada di dataran rendah (dekat pantai) menuju Stasiun Ngong
Ping yang berada di atas bukit tinggi. Ngong Ping sendiri merupakan kawasan
wisata di mana terdapat tiga atraksi menarik, yaitu Desa Ngong Ping, Biara Po
Lin (Po
Lin Monastery), dan Patung Budha raksasa setinggi 34 meter. Jalur Ngong Ping 360 akan memacu adrenalin
Anda karena rutenya mendaki cukup terjal melewati laut/selat dan bukit berbatu
yang cukup tinggi. Pemandangan yang ditawarkan sangat menawan berupa laut, perbukitan,
gedung-gedung pencakar langit, dan Bandara Internasional Hongkong yang dibangun
di atas pulau buatan hasil reklamasi.
Hamparan salju dan deretan pohon pinus yang terlihat dari Gondola Gulmarg |
Gulmarg Gondola, Kashmir, India
Sejauh ini, Gondola Gulmarg di Kashmir, India
merupakan kereta gantung dengan panorama paling spektakuler yang pernah saya
naiki. Gondola Gulmarg merupakan salah satu gondola (kereta gantung) tertinggi
di dunia karena stasiun tertingginya berada di ketinggian lebih dari 4.000
meter di atas permukaan laut (dpl). Gondola Gulmarg membawa turis/pengunjung
dari Stasiun Gulmarg (stasiun awal) menuju Stasiun Kongdori (Gulmarg Fase I
yang berada di ketinggian 3.050 dpl), dan Stasiun Affarwat (Gulmarg Fase II
yang berada di ketinggian 4.084 dpl). Saat terbaik menaiki Gondola Gulmarg
adalah di musim dingin, ketika suhu udara di bawah 0 derajat. Saat itu,
panorama yang terlihat dari jendela gondola sangat menakjubkan. Sejauh mata
memandang yang terlihat hanyalah hamparan salju putih, pucuk-pucuk pohon pinus,
dan puncak-puncak gunung yang diselimuti salju. Sesekali gondola menembus gumpalan
awan putih di bawah naungan langit biru. Sensasinya benar-benar susah
dilukiskan dengan kata-kata. (edyra)***
No comments:
Post a Comment