Tuesday, 23 December 2014

ENJOYING CABLE CAR WITH BREATHTAKING VIEW

Bersiap menaiki Great Wall Cable Car di Mutianyu




Naik kereta gantung merupakan salah satu cara menikmati panorama suatu tempat dari ketinggian. Di Indonesia kita menyebutnya kereta gantung. Di luar negeri namanya macam-macam : cable car (Bahasa Inggris), gondola (Bahasa Italia), teleferico (Bahasa Spanyol), telepherique (Bahasa Perancis), dan lain-lain. Naik kereta gantung memberikan pengalaman yang campur aduk, antara deg-degan, senang hingga takjub. Anda akan dibuat deg-degan saat berada di ketinggian ratusan meter, tapi sekaligus takjub dan gembira bisa melihat panorama menawan dari ketinggian. Karena suka berada di ketinggian, saya tak mau melewatkan kesempatan naik kereta gantung ketika jalan-jalan keluar negeri. Bagi yang fobia ketinggian, tentunya tidak saya sarankan untuk menaiki kereta gantung. Berikut lima pengalaman saya naik kereta gantung ketika berlibur keluar negeri.
 
Panorama Pulau Sentosa dan laut dilihat dari Singapore Cable Car
 
Singapore Cable Car, Singapura
Inilah pengalaman pertama saya naik kereta gantung yang akhirnya membuat ketagihan. Tak tanggung-tanggung, saya melakukannya di negara tetangga, Singapura. Sebenarnya saya tahu kalau di Indonesia juga ada kereta gantung, yaitu di Taman Mini Indonesia Indah dan di Taman Impian Jaya Ancol. Namun, karena berbagai alasan, saya belum punya kesempatan untuk menaikinya. Makanya, ketika jalan-jalan ke Singapura pada Bulan Juli 2008, saya mencoba naik Singapore Cable Car dari Stasiun Harbour Front Tower 2 ke Stasiun Sentosa Island, dengan membayar tiket sejumlah SGD 19 (dulu sekitar Rp 123.500,00). Sebenarnya ada cara yang lebih murah untuk mencapai Pulau Sentosa dari daratan utama Singapura, yaitu dengan naik bus atau kereta api (monorel). Namun, saya memilih naik kereta gantung karena seumur-sumur saya belum pernah merasakannya. Pengalaman pertama naik kereta gantung, sangat menyenangkan karena pada dasarnya saya senang berada di ketinggian (berada di tempat yang tinggi). Dari kereta gantung ini, saya bisa melihat panorama indah Singapura, Selat Pulau Sentosa, bahkan Pulau Batam (Indonesia) karena saat itu cuaca cerah. Singapore Cable Car melewati rute sepanjang 1.750 meter, dengantiga stasiun. Stasiun awal berada di atas bukit Mount Faber, stasiun kedua di Harbour Front, dan stasiun ketiga di Pulau Sentosa. Dari Stasiun Mount Faber menuju Stasiun Harbour Front Tower 2 lintasan kereta gantung ini menurun cukup terjal karena turun dari Bukit Mount Faber yang memiliki ketinggian 120 meter di atas permukaan laut. Selanjutnya dari Harbour Front Tower 2 menuju Stasiun Sentosa Island lintasan mendatar tapi melewati selat sempit. 



Genting Skyway melintasi kawasan hutan hijau di jurang perbukitan yang diselimuti kabut
 
Genting Skyway, Malaysia
Pengalaman kedua naik kereta gantung adalah saat mengunjungi Genting Highland, Malaysia. Genting Highland merupakan dataran tinggi yang berjarak sekitar 51 km dari Kuala Lumpur. Di tempat ini sudah dibangun kawasan wisata terpadu yang bernama Genting Resort World (satu grup dengan Sentosa Resort World, Singapore) yang terdiri dari taman bermain (amusement park) semacam Dufan, kasino, pusat perbelanjaan, dan hotel. Kawasan wisatanya menurut saya kurang menarik, baik dari segi bangunan maupun atraksi wisata yang ditawarkan. Wahana permainan yang ada jauh lebih menarik dan menantang di Dufan, Ancol. Yang menarik adalah kereta gantung menuju Genting Highland yang dinamakan Genting Skyway. Menaiki Genting Skyway benar-benar memacu adrenalin. Kereta gantung ini memiliki jalur sepanjang 3,38 km dengan rute yang menanjak sangat terjal. Dari stasiun awal di Gohtong Jaya, rute kereta gantung langsung menanjak melewati kawasan hutan hijau di perbukitan dengan konyur tanah yang miring. Semakin ke atas rutenya semakin menanjak terjal dengan kemiringan lebih dari 30 derajat. Di bawah jalur kereta gantung menganga jurang-jurang dalam penuh bebatuan. Pemandangan yang terlihat dari jendela kereta gantung memang menakjubkan. Hamparan hutan hijau yang diselimuti kabut tipis menutupi lereng perbukitan di antara jurang yang dalam. Mata saya yang tadinya mengantuk, mendadak segar melihat panorama hijau di mana-mana sehingga perjalanan selama 15 menit pun tak terasa.


Great Wall Cable Car, Cina
Tembok Besar Cina (Great Wall) memiliki beberapa tempat yang bisa diakses turis, di antaranya adalah Badaling, Mutianyu (baca : Mu Tian Yu), dan Simatai. Ketiga tempat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Badaling letaknya paling dekat dari Beijing dan paling mudah dicapai sehingga paling ramai dikunjungi turis. Mutianyu letaknya cukup jauh dari Beijing tapi lebih indah dari Badaling dan tak seramai Badaling. Sedangkan Simatai letaknya paling jauh dari Beijing dan pastinya lumayan sulit dicapai. Dengan mempertimbangkan segala kelebihan dan kekurangannya, saya dan teman memilih untuk mengunjungi Mutianyu. Baik di Badaling maupun Mutianyu tersedia kereta gantung yang akan membawa turis/pengunjung dari tempat parkir menuju Tembok Besar. Namanya Great Wall Cable Car. Maklum, jarak dari tempat parkir menuju Tembok Besar cukup jauh dan jalannya menanjak cukup terjal. Sebenarnya, kita bisa saja jalan kaki menuju Tembok Besar asalkan badan fit dan cuaca mendukung. Namun, karena saat itu sedang memasuki pergantian musim dari musim dingin ke musim semi di mana suhu udara cukup dingin bagi saya yang terbiasa tinggal di daerah tropis, kami dengan mantap memilih naik kereta gantung. Apalagi jalan menuju Tembok Besar mendaki terjal dan saat itu kami kurang tidur karena pesawat kami mendarat di Beijing tengah malam. Jalur Mutianyu Great Wall Cable Car tidak begitu panjang tapi menanjak terjal karena mendaki. Panorama yang terlihat dari dalam kereta gantung tergolong biasa saja, hanya pegunungan berbatu dengan sedikit pepohonan. Saat pagi hari, kabut tipis menyelimuti pegunungna tersebut sehingga memberi kesan mistis.
 
Bandara Internaasional Hongkong, daerah Tung Cung, dan laut dilihat dari Ngong Ping 360 Cable Car

Ngong Ping 360, Hong Kong
Saat jalan-jalan ke Hongkong, saya juga mencoba naik kereta gantung yang ada di sana. Namanya Ngong Ping 360 Cable Car. Kereta gantung ini berada di Pulau Lantau dengan jalur sepanjang 5,7 km. Ngong Ping 360 membawa pengunjung dari Stasiun Tung Cung berada di dataran rendah (dekat pantai) menuju Stasiun Ngong Ping yang berada di atas bukit tinggi. Ngong Ping sendiri merupakan kawasan wisata di mana terdapat tiga atraksi menarik, yaitu Desa Ngong Ping, Biara Po Lin (Po Lin Monastery), dan Patung Budha raksasa setinggi 34 meter. Jalur Ngong Ping 360 akan memacu adrenalin Anda karena rutenya mendaki cukup terjal melewati laut/selat dan bukit berbatu yang cukup tinggi. Pemandangan yang ditawarkan sangat menawan berupa laut, perbukitan, gedung-gedung pencakar langit, dan Bandara Internasional Hongkong yang dibangun di atas pulau buatan hasil reklamasi.

Hamparan salju dan deretan pohon pinus yang terlihat dari Gondola Gulmarg
 
Gulmarg Gondola, Kashmir, India
Sejauh ini, Gondola Gulmarg di Kashmir, India merupakan kereta gantung dengan panorama paling spektakuler yang pernah saya naiki. Gondola Gulmarg merupakan salah satu gondola (kereta gantung) tertinggi di dunia karena stasiun tertingginya berada di ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut (dpl). Gondola Gulmarg membawa turis/pengunjung dari Stasiun Gulmarg (stasiun awal) menuju Stasiun Kongdori (Gulmarg Fase I yang berada di ketinggian 3.050 dpl), dan Stasiun Affarwat (Gulmarg Fase II yang berada di ketinggian 4.084 dpl). Saat terbaik menaiki Gondola Gulmarg adalah di musim dingin, ketika suhu udara di bawah 0 derajat. Saat itu, panorama yang terlihat dari jendela gondola sangat menakjubkan. Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah hamparan salju putih, pucuk-pucuk pohon pinus, dan puncak-puncak gunung yang diselimuti salju. Sesekali gondola menembus gumpalan awan putih di bawah naungan langit biru. Sensasinya benar-benar susah dilukiskan dengan kata-kata. (edyra)***
  

No comments:

Post a Comment