Bermain salju di puncak Gunung Affarwat (Gulmarg Fase II) |
Bagi Orang Indonesia yang tinggal di daerah tropis,
liburan ke tempat bersalju merupakan salah satu impian. Biasanya tempat yang
dituju tak jauh-jauh dari Cina, Korea, Jepang, Australia atau Eropa bagi yang
mempunyai dana lebih. Sangat jarang (bahkan tidak ada) yang memasukkan India
sebagai destinasi liburan musim dingin. Maklum, mereka menganggap iklim di
India tak jauh beda dengan di Indonesia sehingga tidak bisa melihat salju. Padahal
India juga mempunyai sebuah tempat bersalju yang tak kalah indahnya dengan
negara-negara tersebut. Namanya Gulmarg. Kota yang berada di bagian barat laut
India ini sering disebut-sebut sebagai “Swissnya India” karena keindahan
gunung-gunungnya yang berselimut salju lengkap dengan pohon-pohon pinus yang mirip
dengan Pegunungan Alpen di Swiss.
Gulmarg merupakan destinasi liburan musim dingin
favorit Warga India terutama bagi penggemar olahraga pemacu adrenalin seperti
ski. Gulmarg terletak di Negara Bagian Jammu dan Kashmir, salah satu wilayah di
India yang rawan konflik karena letaknya dekat dengan perbatasan Pakistan.
Negara bagian ini sudah lama menjadi rebutan tiga negara (Cina, India, dan
Pakistan) karena keindahan alamnya. Tak heran kalau turis asing tak begitu
banyak yang mengunjungi Kashmir karena khawatir akan kondisi keamanan di sana.
Padahal kenyataannya, Kashmir sangat aman untuk turis karena polisi dan tentara
berjaga di mana-mana, siap untuk melindungi warga dan turis.
Menikmati hujan salju di Kongdori (Gulmarg Fase I) |
Negara Bagian Jammu dan Kashmir beribu kota di
Srinagar. Kota ini merupakan gerbang untuk menjelajah tempat-tempat menarik di
Kashmir, termasuk Gulmarg. Untuk mencapai Srinagar dari New Delhi ada dua cara. Cara pertama
dan termurah adalah dengan bus dan kereta tapi memakan waktu cukup lama, 20 jam
lebih. Opsi ini cocok bagi Anda yang punya waktu liburan cukup banyak. Cara
kedua yang paling praktis dan cepat, tentunya dengan naik pesawat terbang. Karena
waktu saya terbatas, saya memilih opsi ini. Saya dan teman terbang dengan
Indigo (salah satu maskapai murah di India) dari Bandara Internasional Indira
Gandhi, New Delhi menuju Bandara Internasional Srinagar. Penerbangan menuju
Srinagar memakan waktu sekitar dua jam dengan pemandangan menakjubkan puncak-puncak
Gunung Himalaya yang berselimut salju di perjalanan.
Tujuan utama saya berlibur ke Kashmir tak lain
adalah untuk bermain salju di Gulmarg. Untuk mencapai Gulmarg yang berjarak sekitar
60 km dari Srinagar, ada tiga cara, yaitu : naik bus umum dengan jadwal sekali
sehari, menyewa kendaraan yang pastinya lebih leluasa atau ikut paket tur yang
harganya lumayan mahal. Sebenarnya saya dan teman berencana naik bus umum. Bus
ini akan berangkat dari Srinagar pada pukul 09.00 pagi dan kembali ke Srinagar
dari Gulmarg pada pukul 17.00. Risiko naik bus umum adalah bila ketinggalan bus
balik dari Gulmarg, kita harus menyewa kendaraan dari Gulmarg yang tentunya
sangat mahal. Dengan mempertimbangkan hal tersebut dan kebetulan hotel tempat
kami menginap menawarkan mobil dengan harga sewa yang cukup murah (nggak jauh
beda dengan naik bus umum), kami lebih memilih naik mobil hotel. Soalnya, kami
jadi lebih leluasa dan tidak perlu khawatir ketinggalan bus.
Lalu lintas di Kota Srinagar yang macet dan semrawut |
Tepat jam 09.00 pagi keesokan harinya, kami
berangkat meninggalkan Srinagar dengan mobil jeep hotel kami. Jalanan di
Srinagar cukup ramai dan semrawut. Apalagi saat itu sedang ada perbaikan jalan
di sana-sini sehingga perjalanan jadi tersendat. Selain saya, teman, dan
pemilik hotel yang merangkap sebagai pemandu (tour guide), ternyata ada penumpang lain yang ikut di mobil kami,
seorang turis dari Mauritius yang tak lain adalah tamu hotel juga. Rupanya
pemilik hotel mencari tambahan peserta tur agar lebih untung. Tapi tak mengapa. Yang penting harga sesuai kesepakatan semula dan dia tidak membatasi waktu
kunjungan ke Gulmarg.
Setelah keluar dari Kota Srinagar, jalanan mulai
lancar, tak ada lagi kemacetan. Pemandangan juga makin indah karena kami
melewati kawasan pedesaan, dengan ladang-ladang gandum dan bunga warna-warni. Mata
saya yang tadinya mengantuk, jadi segar kembali melihat hamparan bunga
bermekaran di ladang.
Sekitar satu jam berkendara, kami tiba di daerah
Tangmarg. Tempat ini merupakan tempat pemberhentian (rest area) bagi para turis yang akan menuju Gulmarg, di mana
banyak terdapat warung-warung yang menjual makanan dan minuman hangat. Kami
berhenti sejenak di salah satu warung untuk menikmati teh hangat dan kue-kue
khas Kashmir. Di tengah udara yang dingin, nikmat sekali menyeruput teh hangat
ditemani kue-kue lezat. Apalagi setelah ini, sudah tidak ada lagi penjual
makanan/minuman lagi. Selain itu, kami juga ke toilet. Udara dingin membuat
kami pengen sering buang air.
Kami melanjutkan perjalanan kembali, dan tak lama
kemudian kami memasuki wilayah Gulmarg. Hal ini ditandai dengan sebuah gerbang
dan mulai banyak pohon-pohon pinus di kanan kiri jalan. Di sebuah tempat penyewaaan
jaket dan sepatu boot, sopir menghentikan kendaraan dan memberi kesempatan
kepada kami kalau ingin menyewa kedua benda tersebut. Karena sudah memakai
jaket tebal dua lapis, kami tak menyewa jaket lagi. Kami hanya menyewa sepatu
boot khusus untuk tempat bersalju. Pasalnya kami hanya memakai sepatu sneaker yang pastinya tidak cocok untuk
medan bersalju.
Perjalanan kami lanjutkan kembali melewati medan
yang makin ekstrim. Jalan makin menanjak terjal dan berkelok-kelok menyusuri punggung gunung. Kendaraan kami pun
berjalan lebih pelan. Namun, panorama makin menawan karena di kanan kiri kami
adalah hutan pinus yang dasarnya tertutup hamparan salju putih. Saya pun makin
tak sabar tiba di Gulmarg.
Hotel Hilltop Gulmarg yang dikepung timbunan salju |
Tak berapa lama kemudian kami pun tiba di Gulmarg.
Jeep-jeep dan mobil pribadi tampak memenuhi tempat parkir. Meski cuaca sedang
mendung dan udara dingin menggigit, ternyata Gulmarg tetap ramai. Segera saya
memakai topi kupluk, syal, dan sarung tangan sebelum turun dari mobil. Tak lupa
juga sepatu boot karena saya lihat salju di mana-mana. Sejauh mata memandang
yang terlihat hanya hamparan salju putih dengan pohon-pohon pinus yang tak
kelihatan akarnya karena tertimbun salju. Bahkan, beberapa bangunan hotel hanya
nampak atap dan sebagian dinding atasnya. Dinding bagian bawah bangunan
tertutup timbunan salju tebal.
Pemandu hanya mengantarkan kami sampai di tempat
parkir Gulmarg. Selanjutnya kami diberi kebebasan untuk menikmati Gulmarg,
sementara dia menunggu di sekitar tempat parkir. Tanpa membuang waktu, kami
segera berjalan menuju stasiun gondola yang akan membawa kami ke Puncak Gunung
Affarwat, tempat kami akan bermain salju. Saat musim panas, sebenarnya kita
bisa berjalan kaki untuk mendaki puncak Gunung Affarwat. Namun, saat musim
dingin di mana salju tebal menghampar di mana-mana, satu-satunya cara untuk
mencapai puncak Gunung Affarwat adalah dengan gondola.
Para turis ngantri untuk naik Gondola Gulmarg di Stasiun Gulmarg |
Dari tempat parkir kami harus berjalan sekitar 500
meter untuk mencapai Stasiun Gondola Gulmarg. Sayangnya, tak ada rambu-rambu/petunjuk
arah yang jelas menuju stasiun gondola maupun loket penjualan tiket. Alhasil,
kami salah ngantri. Kami mengira loket penjualan tiket berada di gedung yang
sama dengan stasiun gondola. Nggak tahunya tempatnya terpisah cukup jauh. Loket
penjualan tiket gondola berada sekitar 200 meter sebelum stasiun gondola.
Jadinya, kami harus keluar dari antrian di stasiun gondola menuju tempat
penjualan tiket. Padahal kami sudah antri lumayan lama di stasiun gondola.
Gondola Gulmarg merupakan salah satu gondola tertinggi di dunia |
Gondola Gulmarg merupakan salah satu gondola
tertinggi di dunia dan mempunyai dua stasiun pemberhentian. Stasiun Fase I
bernama Kongdori, berada di ketinggian 3.050 meter di atas permukaan laut (dpl)
dan Stasiun Fase II bernama Affarwat, berada di ketinggian 4.084 meter dpl. Kami
membeli tiket pulang pergi dengan tujuan Affarwat seharga Rs 1.400,00 (sekitar
Rp 266.000,00).
Pemandangan yang terlihat dari dalam gondola |
Setelah mendapat tiket, kami segera menuju stasiun
gondola untuk mengantri lagi. Untungnya antrian sudah tidak begitu panjang. Tak
sampai sepuluh menit, kami sudah berada di dalam gondola. Panorama yang
terlihat dari dalam gondola sangat menakjubkan. Sejauh mata memandang yang
terlihat hanyalah hamparan salju putih dan pucuk-pucuk pohon-pohon pinus.
Semakin ke atas, panorama semakin menawan. Kami seperti berada di negeri di
atas awan karena di atas kami hanya ada langit biru, sedangkan awan-awan putih
berada di bawah kami. Saya yang biasa tinggal di tropis dan belum pernah
melihat hamparan salju seluas ini, sampai bengong tak bisa berkata-kata.
Pepohonan pinus dan hampatran salju di Kongdori (Gulmarg Fase I) |
Tak lama kemudian, kami tiba di Stasiun Fase I
Kongdori. Dari sini pemandangan sudah menawan, salju pun terhampar luas. Permainan
ski, seluncur salju dan lain-lain bisa dilakukan di sini. Namun, kami tidak
turun dulu di Kongdori. Kami pindah gondola untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun
Fase II Affarwat.
Suasana di Kongdori yang ramai turis |
Perjalanan dari Kongdori menuju Affarwat sangat
menantang. Rute gondola langsung menanjak terjal dengan kemiringan lebih dari
30 derajat. Sesekali gondola menembus gumpalan awan putih yang membuat jantung
kami berdebar-debar. Pemandangan yang tersaji di hadapan membuat kami berdecak
kagum. Salju putih terhampar di mana-mana dengan langit biru yang memayunginya.
Sayangnya kaca jendela gondola kotor dan banyak goresan sehingga menyulitkan
saya untuk memotret panorama indah tersebut.
Stasiun akhir Gondola Gulmarg di Affarwat |
Akhirnya kami tiba di pemberhentian terakhir Gondola
Gulmarg, yaitu Stasiun Fase II Affarwat. Kami segera turun dari gondola dan
keluar dari stasiun. Kami disambut pemandangan yang spektakuler begitu keluar
stasiun. Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah hamparan salju putih,
puncak-puncak gunung, dan pucuk-pucuk pohon-pohon pinus. Puncak Gunung Himalaya
serta perbatasan India dan Pakistan juga nampak dari sini. Asyiknya lagi, turis
tak begitu banyak di Affarwat. Kami seperti berada di negeri di atas awan
karena di atas kami hanya ada langit biru, sedangkan awan-awan putih berada di
bawah kami. Sesaat saya hanya bengong dan tak bisa berkata apa-apa. Saya
seperti tak percaya dengan pemandangan yang tersaji di hadapan saya, yang sulit
dilukiskan dengan kata-kata. Satu-satunya cara untuk melukiskan keindahan
Gulmarg adalah merekamnya dalam bentuk foto atau video. Makanya saya
mengabadikannya dengan kamera kesayangan. Tak salah kalau Gulmarg mendapat
julukan sebagai “Swissnya India.”
Panorama menakjubkan yang terlihat di Affarwat |
Puas bermain salju dan memotret di Affarwat, kami
turun dengan gondola menuju ke Stasiun Fase 1 Kongdori. Di sini suasana lebih
ramai, meski saat itu langit mendung. Ada tempat penyewaan alat-alat ski,
seluncur salju dan tobbogan. Ada juga pedagang asongan yang menjual makanan dan
minuman. Nampak orang-orang tengah asyik bermain ski, seluncur salju atau sekedar
bermain-main salju. Kami pun bergabung bersama mereka untuk bermain-main salju.
Panorama menawan di Kongdori |
Lagi asyik-asyiknya bermain salju, tiba-tiba turun
hujan salju. Awalnya hanya rintik-rintik kecil sehingga kami sangat
menikmatinya. Kami membiarkan serpihan-serpihan salju menerpa tubuh kami.
Tentunya kami menikmatinya sambil berfoto. Maklum, bagi kami yang tinggal di
daerah tropis, hujan salju merupakan fenomena langka. Namun, karena hari makin
sore dan hujan salju tak juga berhenti, kami terpaksa mengakhiri kunjungan di
Kongdori. Kami masuk ke dalam stasiun dan antri untuk naik gondola yang akan
membawa kami kembali ke Stasiun Gulmarg.
Para turis bermain ski di Kongdori |
Permainan seluncur salju di Kongdori |
Seiring gondola yang bergerak meninggalkan Stasiun
Kongdori, berakhir pula liburan kami di Gulmarg. Rasanya berat sekali
meninggalkan Gulmarg. Namun, kami sangat puas karena kami pulang membawa
segudang pengalaman baru yang tak mungkin terlupakan. Semoga suatu hari nanti
kami bisa kembali ke Gulmarg.
Para turis menikmati hujan salju di Kongdori |
How to Get There
Gulmarg berada di Negara Bagian Jammu dan Kashmir,
India. Untuk mencapai Gulmarg, Anda harus terbang dulu ke Srinagar, ibu kota
Jammu dan Kashmir. Dari Jakarta, Anda harus terbang dulu ke New Delhi, kemudian
terbang lagi ke Srinagar. Dari Srinagar, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke
Gulmarg dengan bus atau menyewa kendaraan. Kalau tak ingin repot, Anda bisa
ikut paket tur ke Gulmarg, yang banyak ditawarkan berbagai biro perjalanan dan
hotel di Srinagar.
Tips Enjoying Gulmarg
- Bila Anda ingin melihat dan bermain salju di Gulmarg, waktu terbaik untuk berkunjung ke sana adalah saat musim dingin (Desember - Februari) hingga musim semi (Maret - Mei).
- Pastikan kamera Anda bisa beroperasi di suhu rendah (minus) karena Anda akan memotret di daerah bersalju dengan suhu udara di bawah 0 derajat Celcius.
- Bila Anda berkunjung ke Gulmarg saat musim dingin, jangan lupa membawa jaket tebal, syal, topi kupluk, sarung tangan dan peralatan musim dingin lainnya!.
- Tak perlu khawatir bila Anda lupa membawa jaket tebal dan sepatu boot! Di Tangmarg (desa sebelum Gulmarg) terdapat tempat penyewaan jaket tebal dan sepatu boot. Selain itu, Anda juga bisa membelinya di Srinagar.
- Jangan lupa membawa kaca mata hitam karena hamparan salju putih sangat menyilaukan mata bila terkena sinar matahari.
- Jangan lupa membawa bekal makanan dan minuman secukupnya karena udara dingin membuat Anda cepat lapar. (Edyra)***
hai mas Edyra, mau tanya untuk penyewaan jaket dan boots di Gulmarg kira2 berapa rs ya ? saya april ini ada plan ke kolkata, delhi , agra dan kashmir , berhubung suhu disana beda2 dan saya memutuskan hanya pake sneaker sepertinya saya akan sewa boots di gulmarg nanti~
ReplyDeletemohon reply nya :)
trims,