Wednesday, 17 December 2014

GULMARG, INDIA WINTER WONDERLAND

Bermain salju di puncak Gunung Affarwat (Gulmarg Fase II)



Bagi Orang Indonesia yang tinggal di daerah tropis, liburan ke tempat bersalju merupakan salah satu impian. Biasanya tempat yang dituju tak jauh-jauh dari Cina, Korea, Jepang, Australia atau Eropa bagi yang mempunyai dana lebih. Sangat jarang (bahkan tidak ada) yang memasukkan India sebagai destinasi liburan musim dingin. Maklum, mereka menganggap iklim di India tak jauh beda dengan di Indonesia sehingga tidak bisa melihat salju. Padahal India juga mempunyai sebuah tempat bersalju yang tak kalah indahnya dengan negara-negara tersebut. Namanya Gulmarg. Kota yang berada di bagian barat laut India ini sering disebut-sebut sebagai “Swissnya India” karena keindahan gunung-gunungnya yang berselimut salju lengkap dengan pohon-pohon pinus yang mirip dengan Pegunungan Alpen di Swiss.

Gulmarg merupakan destinasi liburan musim dingin favorit Warga India terutama bagi penggemar olahraga pemacu adrenalin seperti ski. Gulmarg terletak di Negara Bagian Jammu dan Kashmir, salah satu wilayah di India yang rawan konflik karena letaknya dekat dengan perbatasan Pakistan. Negara bagian ini sudah lama menjadi rebutan tiga negara (Cina, India, dan Pakistan) karena keindahan alamnya. Tak heran kalau turis asing tak begitu banyak yang mengunjungi Kashmir karena khawatir akan kondisi keamanan di sana. Padahal kenyataannya, Kashmir sangat aman untuk turis karena polisi dan tentara berjaga di mana-mana, siap untuk melindungi warga dan turis.
 
Menikmati hujan salju di Kongdori (Gulmarg Fase I)

Negara Bagian Jammu dan Kashmir beribu kota di Srinagar. Kota ini merupakan gerbang untuk menjelajah tempat-tempat menarik di Kashmir, termasuk Gulmarg. Untuk mencapai Srinagar dari New Delhi ada dua cara. Cara pertama dan termurah adalah dengan bus dan kereta tapi memakan waktu cukup lama, 20 jam lebih. Opsi ini cocok bagi Anda yang punya waktu liburan cukup banyak. Cara kedua yang paling praktis dan cepat, tentunya dengan naik pesawat terbang. Karena waktu saya terbatas, saya memilih opsi ini. Saya dan teman terbang dengan Indigo (salah satu maskapai murah di India) dari Bandara Internasional Indira Gandhi, New Delhi menuju Bandara Internasional Srinagar. Penerbangan menuju Srinagar memakan waktu sekitar dua jam dengan pemandangan menakjubkan puncak-puncak Gunung Himalaya yang berselimut salju di perjalanan.

Tujuan utama saya berlibur ke Kashmir tak lain adalah untuk bermain salju di Gulmarg. Untuk mencapai Gulmarg yang berjarak sekitar 60 km dari Srinagar, ada tiga cara, yaitu : naik bus umum dengan jadwal sekali sehari, menyewa kendaraan yang pastinya lebih leluasa atau ikut paket tur yang harganya lumayan mahal. Sebenarnya saya dan teman berencana naik bus umum. Bus ini akan berangkat dari Srinagar pada pukul 09.00 pagi dan kembali ke Srinagar dari Gulmarg pada pukul 17.00. Risiko naik bus umum adalah bila ketinggalan bus balik dari Gulmarg, kita harus menyewa kendaraan dari Gulmarg yang tentunya sangat mahal. Dengan mempertimbangkan hal tersebut dan kebetulan hotel tempat kami menginap menawarkan mobil dengan harga sewa yang cukup murah (nggak jauh beda dengan naik bus umum), kami lebih memilih naik mobil hotel. Soalnya, kami jadi lebih leluasa dan tidak perlu khawatir ketinggalan bus. 

Lalu lintas di Kota Srinagar yang macet dan semrawut

Tepat jam 09.00 pagi keesokan harinya, kami berangkat meninggalkan Srinagar dengan mobil jeep hotel kami. Jalanan di Srinagar cukup ramai dan semrawut. Apalagi saat itu sedang ada perbaikan jalan di sana-sini sehingga perjalanan jadi tersendat. Selain saya, teman, dan pemilik hotel yang merangkap sebagai pemandu (tour guide), ternyata ada penumpang lain yang ikut di mobil kami, seorang turis dari Mauritius yang tak lain adalah tamu hotel juga. Rupanya pemilik hotel mencari tambahan peserta tur agar lebih untung. Tapi tak mengapa. Yang penting harga sesuai kesepakatan semula dan dia tidak membatasi waktu kunjungan ke Gulmarg.

Setelah keluar dari Kota Srinagar, jalanan mulai lancar, tak ada lagi kemacetan. Pemandangan juga makin indah karena kami melewati kawasan pedesaan, dengan ladang-ladang gandum dan bunga warna-warni. Mata saya yang tadinya mengantuk, jadi segar kembali melihat hamparan bunga bermekaran di ladang.

Sekitar satu jam berkendara, kami tiba di daerah Tangmarg. Tempat ini merupakan tempat pemberhentian (rest area) bagi para turis yang akan menuju Gulmarg, di mana banyak terdapat warung-warung yang menjual makanan dan minuman hangat. Kami berhenti sejenak di salah satu warung untuk menikmati teh hangat dan kue-kue khas Kashmir. Di tengah udara yang dingin, nikmat sekali menyeruput teh hangat ditemani kue-kue lezat. Apalagi setelah ini, sudah tidak ada lagi penjual makanan/minuman lagi. Selain itu, kami juga ke toilet. Udara dingin membuat kami pengen sering buang air.

Kami melanjutkan perjalanan kembali, dan tak lama kemudian kami memasuki wilayah Gulmarg. Hal ini ditandai dengan sebuah gerbang dan mulai banyak pohon-pohon pinus di kanan kiri jalan. Di sebuah tempat penyewaaan jaket dan sepatu boot, sopir menghentikan kendaraan dan memberi kesempatan kepada kami kalau ingin menyewa kedua benda tersebut. Karena sudah memakai jaket tebal dua lapis, kami tak menyewa jaket lagi. Kami hanya menyewa sepatu boot khusus untuk tempat bersalju. Pasalnya kami hanya memakai sepatu sneaker yang pastinya tidak cocok untuk medan bersalju.

Perjalanan kami lanjutkan kembali melewati medan yang makin ekstrim. Jalan makin menanjak terjal dan berkelok-kelok menyusuri punggung gunung. Kendaraan kami pun berjalan lebih pelan. Namun, panorama makin menawan karena di kanan kiri kami adalah hutan pinus yang dasarnya tertutup hamparan salju putih. Saya pun makin tak sabar tiba di Gulmarg.

Hotel Hilltop Gulmarg yang dikepung timbunan salju
 
Tak berapa lama kemudian kami pun tiba di Gulmarg. Jeep-jeep dan mobil pribadi tampak memenuhi tempat parkir. Meski cuaca sedang mendung dan udara dingin menggigit, ternyata Gulmarg tetap ramai. Segera saya memakai topi kupluk, syal, dan sarung tangan sebelum turun dari mobil. Tak lupa juga sepatu boot karena saya lihat salju di mana-mana. Sejauh mata memandang yang terlihat hanya hamparan salju putih dengan pohon-pohon pinus yang tak kelihatan akarnya karena tertimbun salju. Bahkan, beberapa bangunan hotel hanya nampak atap dan sebagian dinding atasnya. Dinding bagian bawah bangunan tertutup timbunan salju tebal.

Pemandu hanya mengantarkan kami sampai di tempat parkir Gulmarg. Selanjutnya kami diberi kebebasan untuk menikmati Gulmarg, sementara dia menunggu di sekitar tempat parkir. Tanpa membuang waktu, kami segera berjalan menuju stasiun gondola yang akan membawa kami ke Puncak Gunung Affarwat, tempat kami akan bermain salju. Saat musim panas, sebenarnya kita bisa berjalan kaki untuk mendaki puncak Gunung Affarwat. Namun, saat musim dingin di mana salju tebal menghampar di mana-mana, satu-satunya cara untuk mencapai puncak Gunung Affarwat adalah dengan gondola.

Para turis ngantri untuk naik Gondola Gulmarg di Stasiun Gulmarg
 
Dari tempat parkir kami harus berjalan sekitar 500 meter untuk mencapai Stasiun Gondola Gulmarg. Sayangnya, tak ada rambu-rambu/petunjuk arah yang jelas menuju stasiun gondola maupun loket penjualan tiket. Alhasil, kami salah ngantri. Kami mengira loket penjualan tiket berada di gedung yang sama dengan stasiun gondola. Nggak tahunya tempatnya terpisah cukup jauh. Loket penjualan tiket gondola berada sekitar 200 meter sebelum stasiun gondola. Jadinya, kami harus keluar dari antrian di stasiun gondola menuju tempat penjualan tiket. Padahal kami sudah antri lumayan lama di stasiun gondola. 

Gondola Gulmarg merupakan salah satu gondola tertinggi di dunia

Gondola Gulmarg merupakan salah satu gondola tertinggi di dunia dan mempunyai dua stasiun pemberhentian. Stasiun Fase I bernama Kongdori, berada di ketinggian 3.050 meter di atas permukaan laut (dpl) dan Stasiun Fase II bernama Affarwat, berada di ketinggian 4.084 meter dpl. Kami membeli tiket pulang pergi dengan tujuan Affarwat seharga Rs 1.400,00 (sekitar Rp 266.000,00).

Pemandangan yang terlihat dari dalam gondola
 
Setelah mendapat tiket, kami segera menuju stasiun gondola untuk mengantri lagi. Untungnya antrian sudah tidak begitu panjang. Tak sampai sepuluh menit, kami sudah berada di dalam gondola. Panorama yang terlihat dari dalam gondola sangat menakjubkan. Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah hamparan salju putih dan pucuk-pucuk pohon-pohon pinus. Semakin ke atas, panorama semakin menawan. Kami seperti berada di negeri di atas awan karena di atas kami hanya ada langit biru, sedangkan awan-awan putih berada di bawah kami. Saya yang biasa tinggal di tropis dan belum pernah melihat hamparan salju seluas ini, sampai bengong tak bisa berkata-kata. 

Pepohonan pinus dan hampatran salju di Kongdori (Gulmarg Fase I)

Tak lama kemudian, kami tiba di Stasiun Fase I Kongdori. Dari sini pemandangan sudah menawan, salju pun terhampar luas. Permainan ski, seluncur salju dan lain-lain bisa dilakukan di sini. Namun, kami tidak turun dulu di Kongdori. Kami pindah gondola untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Fase II Affarwat.

Suasana di Kongdori yang ramai turis
 
Perjalanan dari Kongdori menuju Affarwat sangat menantang. Rute gondola langsung menanjak terjal dengan kemiringan lebih dari 30 derajat. Sesekali gondola menembus gumpalan awan putih yang membuat jantung kami berdebar-debar. Pemandangan yang tersaji di hadapan membuat kami berdecak kagum. Salju putih terhampar di mana-mana dengan langit biru yang memayunginya. Sayangnya kaca jendela gondola kotor dan banyak goresan sehingga menyulitkan saya untuk memotret panorama indah tersebut.

Stasiun akhir Gondola Gulmarg di Affarwat
 
Akhirnya kami tiba di pemberhentian terakhir Gondola Gulmarg, yaitu Stasiun Fase II Affarwat. Kami segera turun dari gondola dan keluar dari stasiun. Kami disambut pemandangan yang spektakuler begitu keluar stasiun. Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah hamparan salju putih, puncak-puncak gunung, dan pucuk-pucuk pohon-pohon pinus. Puncak Gunung Himalaya serta perbatasan India dan Pakistan juga nampak dari sini. Asyiknya lagi, turis tak begitu banyak di Affarwat. Kami seperti berada di negeri di atas awan karena di atas kami hanya ada langit biru, sedangkan awan-awan putih berada di bawah kami. Sesaat saya hanya bengong dan tak bisa berkata apa-apa. Saya seperti tak percaya dengan pemandangan yang tersaji di hadapan saya, yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Satu-satunya cara untuk melukiskan keindahan Gulmarg adalah merekamnya dalam bentuk foto atau video. Makanya saya mengabadikannya dengan kamera kesayangan. Tak salah kalau Gulmarg mendapat julukan sebagai “Swissnya India.”

Panorama menakjubkan yang terlihat di Affarwat
 
Puas bermain salju dan memotret di Affarwat, kami turun dengan gondola menuju ke Stasiun Fase 1 Kongdori. Di sini suasana lebih ramai, meski saat itu langit mendung. Ada tempat penyewaan alat-alat ski, seluncur salju dan tobbogan. Ada juga pedagang asongan yang menjual makanan dan minuman. Nampak orang-orang tengah asyik bermain ski, seluncur salju atau sekedar bermain-main salju. Kami pun bergabung bersama mereka untuk bermain-main salju.

Panorama menawan di Kongdori
 
Lagi asyik-asyiknya bermain salju, tiba-tiba turun hujan salju. Awalnya hanya rintik-rintik kecil sehingga kami sangat menikmatinya. Kami membiarkan serpihan-serpihan salju menerpa tubuh kami. Tentunya kami menikmatinya sambil berfoto. Maklum, bagi kami yang tinggal di daerah tropis, hujan salju merupakan fenomena langka. Namun, karena hari makin sore dan hujan salju tak juga berhenti, kami terpaksa mengakhiri kunjungan di Kongdori. Kami masuk ke dalam stasiun dan antri untuk naik gondola yang akan membawa kami kembali ke Stasiun Gulmarg.
 
Para turis bermain ski di Kongdori

Permainan seluncur salju di Kongdori
 
Seiring gondola yang bergerak meninggalkan Stasiun Kongdori, berakhir pula liburan kami di Gulmarg. Rasanya berat sekali meninggalkan Gulmarg. Namun, kami sangat puas karena kami pulang membawa segudang pengalaman baru yang tak mungkin terlupakan. Semoga suatu hari nanti kami bisa kembali ke Gulmarg.
 
Para turis menikmati hujan salju di Kongdori

How to Get There
Gulmarg berada di Negara Bagian Jammu dan Kashmir, India. Untuk mencapai Gulmarg, Anda harus terbang dulu ke Srinagar, ibu kota Jammu dan Kashmir. Dari Jakarta, Anda harus terbang dulu ke New Delhi, kemudian terbang lagi ke Srinagar. Dari Srinagar, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Gulmarg dengan bus atau menyewa kendaraan. Kalau tak ingin repot, Anda bisa ikut paket tur ke Gulmarg, yang banyak ditawarkan berbagai biro perjalanan dan hotel di Srinagar.

Tips Enjoying Gulmarg

  • Bila Anda ingin melihat dan bermain salju di Gulmarg, waktu terbaik untuk berkunjung ke sana adalah saat musim dingin (Desember - Februari) hingga musim semi (Maret - Mei).

  • Pastikan kamera Anda bisa beroperasi di suhu rendah (minus) karena Anda akan memotret di daerah bersalju dengan suhu udara di bawah 0 derajat Celcius.

  • Bila Anda berkunjung ke Gulmarg saat musim dingin, jangan lupa membawa jaket tebal, syal, topi kupluk, sarung tangan dan peralatan musim dingin lainnya!.

  • Tak perlu khawatir bila Anda lupa membawa jaket tebal dan sepatu boot! Di Tangmarg (desa sebelum Gulmarg) terdapat tempat penyewaan jaket tebal dan sepatu boot. Selain itu, Anda juga bisa membelinya di Srinagar.

  • Jangan lupa membawa kaca mata hitam karena hamparan salju putih sangat menyilaukan mata bila terkena sinar matahari.

  • Jangan lupa membawa bekal makanan dan minuman secukupnya karena udara dingin membuat Anda cepat lapar. (Edyra)***
*Dimuat di Majalah Grazia Edisi Juli 2016.

1 comment:

  1. hai mas Edyra, mau tanya untuk penyewaan jaket dan boots di Gulmarg kira2 berapa rs ya ? saya april ini ada plan ke kolkata, delhi , agra dan kashmir , berhubung suhu disana beda2 dan saya memutuskan hanya pake sneaker sepertinya saya akan sewa boots di gulmarg nanti~

    mohon reply nya :)

    trims,

    ReplyDelete