Menikmati keindahan Air Terjun Lapopu |
Pulau
Sumba terkenal akan alamnya yang gersang dan udaranya yang panas. Namun, di
balik semua itu, pulau di Nusa Tenggara Timur ini menyimpan banyak keindahan alam yang belum diketahui khalayak
ramai. Mulai dari pantai, danau, gua hingga air terjun. Semuanya masih alami
dan belum tersentuh komersialisasi. Salah satu yang menarik perhatian saya
adalah Air Terjun Lapopu. Air terjun ini bak oase di tengah gersangnya Pulau
Sumba.
Air
Terjun Lapopu berada di dalam kawasan Taman Nasional Manupeu Tanah Daru,
tepatnya di Desa Lapopu, Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat. Jaraknya
sekitar 24 km dari Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat. Sayangnya, dari
Waikabubak tak ada satu pun rambu-rambu atau penunjuk arah ke Air Terjun
Lapopu. Petugas hotel yang saya tanya, hanya memberi petunjuk bahwa air terjun
ini berada di daerah Wanokaka, tanpa memberikan penjelasan yang detil bagaimana
rute jalan ke sana.
Dengan
modal nekad, sore hari saya berangkat sendirian menuju Air Terjun Lapopu dengan
mengendarai sepeda motor yang saya sewa dari tukang ojek. Saya mengarahkan sepeda
motor menuju Wanokaka. Ternyata jalan menuju Wanokaka juga minim rambu-rambu.
Padahal Wanokaka merupakan kota kecamatan. Setelah melewati Wanokaka, saya
menjumpai banyak pertigaan jalan tanpa rambu-rambu sama sekali. Mau tak mau
saya bertanya arah jalan ke penduduk setempat agar tidak tersesat. Untunglah
saya bisa tiba dengan selamat di tempat parkir Air Terjun Lapopu setelah
menempuh perjalanan selama hampir 45 menit.
Suasana
di sekitar tempat parkir Air Terjun Lapopu sangat sepi sore itu. Tak ada satu
pun pengunjung selain saya. Pohon-pohon tinggi berdaun rindang yang banyak
tumbuh di sana semakin menambah asri suasana sekaligus menambah kesan mistis. Ada
beberapa bangunan di sekitar tempat parkir tersebut, di antaranya adalah pos
untuk membayar retribusi masuk ke Air Terjun Lapopu, kantor/pos jaga Taman
Nasional Manupeu Tanah Daru, dan toilet. Semuanya kosong, tak ada penjaganya
satu pun. Tak jauh dari situ, terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro
(PLTMH) Lapopu yang airnya berasal dari Air Terjun Lapopu. PLTMH ini mempunyai
kapasitas energi 2 x 800 KWH dan akan menyuplai jaringan PLN.
Ketika
saya hendak meninggalkan tempat parkir, tiba-tiba muncul seorang bapak dari
Gedung PLTMH Lapopu. Dia menyapa saya dengan ramah dan menanyakan maksud
kedatangan saya. Saya pun menjawab ingin mengunjungi Air Terjun Lapopu. Rupanya
bapak tersebut adalah salah satu penjaga PLTMH Lapopu. Karena saya sendirian dan
sedikit ngeri juga berkelana sendirian di kawasan taman nasional yang banyak
ditumbuhi pohon-pohon besar, saya meminta bapak tersebut menemani saya menuju
Air Terjun Lapopu. Untunglah bapak tersebut tidak menolak ajakan saya.
Sebenarnya
memang tidak disarankan mengunjungi Air Terjun Lapopu seorang diri. Maklum,
lokasi air terjun ini berada di dalam kawasan Taman Nasional Manupeu Tanah Daru
yang ditumbuhi hutan lebat. Selain itu, tempatnya juga jauh dari perkampungan
penduduk dan menurut penduduk setempat, kawasan Air Terjun Lapopu juga masih
angker. Jadi, sebaiknya memang tidak sendirian ke sana.
Tanpa
membuang waktu, saya segera berjalan menuju Air Terjun Lapopu ditemani bapak
penjaga PLTMH Lapopu (maaf, saya lupa namanya). Kami berjalan menyusuri jalan
setapak di pinggir sungai, di bawah naungan pepohonan rindang. Kami juga harus
meniti jembatan bambu darurat untuk menyeberangi sungai. Jembatan tersebut
merupakan hasil swadaya masyarakat setempat yang dibuat untuk memudahkan para
turis dan pengunjung Air Terjun Lapopu. Sebelum ada jembatan tersebut,
pengunjung cukup kerepotan mencapai air terjun. Mereka harus berjalan melintasi
aliran sungai di antara bebatuan yang licin. Saat musim penghujan lebih parah
lagi karena sungai menjadi lebih dalam dan arusnya cukup deras.
Dari
jembatan bambu tersebut, Air Terjun Lapopu yang menjulang tinggi sudah terlihat
dengan jelas. Sungai yang mengalir di bawah jembatan juga terlihat eksotis karena
airnya berwarna hijau toska dengan taburan batu-batuan beragam bentuk dan
ukuran. Baru kali ini saya melihat sungai dengan air berwarna hijau toska
seperti itu. Rupanya dasar sungai yang berupa batu kapur lah yang menyebabkan
sungai tersebut berwarna hijau toska.
Setelah
menyeberangi jembatan bambu, tiba juga kami di depan Air Terjun Lapopu. Sesaat
saya bengong, melihat air terjun yang sangat menakjubkan di depan mata saya. Saya
sangat bersyukur bisa menyaksikan keindahan Air Terjun Lapopu dengan mata
kepala sendiri. Air Terjun Lapopu bentuknya cukup unik. Tidak seperti air
terjun kebanyakan di mana air terjun jatuh dari tebing yang berdiri tegak, Air
Terjun Lapopu merupakan air terjun bertingkat (cascading). Air terjun ini jatuh dari tebing yang miring dan
bertingkat-tingkat (berundak-undak) dengan total ketinggian mencapai 92 meter
di atas permukaan sungai. Kemudian air menyebar di sela-sela pepohonan dan
akhirnya jatuh ke kolam yang airnya jernih berwarna hijau toska. Kolam ini
membentuk sungai dengan taburan bebatuan aneka bentuk dan ukuran. Bila Anda
ingin mandi atau sekedar bermain air, kolam tersebut merupakan lokasi yang
tepat.
Sebenarnya
saya ingin mandi di kolam hijau toska yang berada di bawah Air Terjun Lapopu.
Namun, karena hari sudah sore saya mengurungkan niat tersebut. Saya lebih
memilih untuk mengabadikan keindahan Air Terjun Lapopu dengan kamera kesayangan
saya. Saya memotretnya dari berbagai sudut tanpa gangguan siapa pun karena saat
itu memang tak ada pengunjung lain. Dengan penampilan Air Terjun Lapopu yang
sudah cantik seperti itu, tentunya tak sulit mendapatkan foto-foto indah.
Ibaratnya, asal jepret saja, Anda pasti bisa mendapatkan foto yang menarik.
Apalagi bila Anda memang sudah ahli/jago untk urusan fotografi. Saya yakin,
foto-foto menakjubkan seperti di kartu pos atau kalender bisa Anda dapatkan
dengan mudah. Tak heran kalau Air Terjun Lapopu mendapat predikat sebagai air
terjun terindah di Sumba.
How to Get There
Untuk
mencapai Air Terjun Lapopu, Anda harus terbang dulu ke Tambolaka, Sumba Barat
Daya. Untuk mencapai Tambolaka, Anda bisa terbang dari Denpasar (dengan Garuda
Indonesia atau Wings Air) atau Kupang (dengan Garuda Indonesia dan Trans Nusa).
Dari Tambolaka/Waitabula, lanjutkan perjalanan ke Waikabubak, ibu kota
Kabupaten Sumba Barat. Anda bisa naik kendaraan umum (travel/bus/ojek) untuk
mencapai Waikabubak. Selanjutnya, Anda bisa menyewa kendaraan atau naik ojek
untuk mencapai Air Terjun Lapopu karena tidak ada kendaraan umum menuju air
terjun ini. Dari Waikabubak arahkan kendaraan Anda menuju Wanokaka. Setelah sampai
di Wanokaka, Anda harus banyak bertanya arah ke penduduk setempat karena tidak
ada satu pun rambu-rambu atau penunjuk arah ke Air Terjun Lapopu. Setelah tiba di tempat parkir, lanjutkan
perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 300 meter, menyusuri tepian sungai dan
menyeberangi jembatan bamboo hingga tiba di Air Terjun Lapopu. (edyra)***
Nice bgt.. Boleh tau sewa motor sama tukang ojeknya brp ya perhari?
ReplyDeleteThank's
Dulu Rp 100.000,00 per hari. Sewa motor/mobil di Sumba agak susah dan cukup mahal, nggak seperti di Bali/Lombok.
ReplyDelete