|
Pramugari berjilbab di Pesawat NAM Air |
Setiap kali bepergian dengan menggunakan pesawat,
saya selalu memperhatikan dengan seksama sosok pramugari di pesawat/maskapai
tersebut. Mulai dari keramahan, kecantikan, kesigapan dalam pelayanan hingga busana/seragam
pramugarinya. Seragam pramugari menarik perhatian saya karena setiap maskapai
memiliki model, warna, dan motif seragam yang berbeda-beda.
Setelah terbang dengan berbagai maskapai baik di
dalam maupun di luar negeri, saya melihat tak ada satu pun maskapai yang seragam
pramugarinya dilengkapi dengan jilbab. Bahkan pramugari dari maskapai
negara-negara Timur Tengah semacam Emirates, Etihad Airways, dan Qatar Airways
pun tidak mengenakan jilbab. Seragam mereka terdiri dari baju/blazer lengan
panjang dan rok selutut yang dilengkapi dengan topi dan kerudung. Anehnya,
kerudungnya cuma dipakai sebagai hiasan/pemanis yang dikalungkan/disampirkan dari
kepala sebelah kanan hingga ke dada mereka. Pastinya topi dan kerudung itu tidak
menutupi aurat sepenuhnya karena leher, telinga, dan sebagian rambut para
pramugari tersebut masih kelihatan. Belum lagi rok yang mereka kenakan panjangnya
hanya selutut, tidak menutupi kaki seluruhnya. Sampai saat ini, maskapai yang menerapkan
kebijakan berjilbab bagi pramugarinya hanya Saudi Arabia Airline, Flynas (maskapai
berbiaya rendah dari Saudi Arabia), dan Egypt Air (Mesir). Semua maskapai
lainnya hanya menetapkan kebijakan berjilbab/berkerudung bagi pramugarinya pada
saat penerbangan haji/umroh.
Di Indonesia juga tidak ada satu pun maskapai yang menerapkan
aturan berjilbab bagi pramugarinya. Saya berpikir mungkin maskapai-maskapai di
Indonesia melarang (tidak mengizinkan) pramugarinya mengenakan jilbab pada saat
bekerja. Namun, ternyata dugaan saya salah. Ketika akan terbang dari Kupang ke
Maumere, Flores, pada tanggal 10 Mei 2014 dengan maskapai NAM Air (anak perusahaan Sriwijaya Air), saya melihat pemandangan yang sedikit
berbeda di Bandara El Tari, Kupang. Saat itu, saya melihat seorang
perempuan mengenakan seragam Pramugari NAM Air, baju
biru, blazer dan celana panjang biru tua, ditambah jilbab biru (sesuai warna
baju) dan topi biru tua (sesuai warna blazer dan celana panjang). Dia berdiri
di dekat seorang pilot dan tiga temannya sesama pramugari yang tidak mengenakan
jilbab. Saya belum yakin kalau perempuan tersebut adalah Pramugari NAM Air
karena selama ini saya belum pernah melihat satu pun pramugari berjilbab di
Indonesia. Pada saat umroh naik Garuda Indonesia, pramugarinya hanya mengenakan
kerudung (rambut dan leher mereka masih terlihat). Itu pun hanya dikenakan pada saat menyambut
kedatangan penumpang saja. Setelah pesawat mengudara/terbang, para Pramugari Garuda
malah melepas kerudungnya. Mungkin mereka merasa ribet ketika menghidangkan
makanan dan minuman harus memakai kerudung.
Tak lama kemudian, saya naik ke dalam pesawat NAM
Air yang akan membawa saya ke Maumere. Ternyata dugaan saya benar. Perempuan berjilbab
yang saya lihat tadi, adalah Pramugari NAM Air. Namun, ketika di atas pesawat,
pramugari berjilbab tersebut melepas blazer dan topinya seperti ketiga
temannya. Tentunya pramugari berjilbab tersebut mengenakan baju/blouse lengan
panjang beda dengan ketiga temannya yang mengenakan blouse lengan pendek. Saya benar-benar
surprise dan seakan nggak percaya. Baru kali itu saya melihat pramugari
berjilbab yang sebenarnya. Sejauh ini (sampai dengan tahun 2014), hanya NAM Air
maskapai yang memperbolehkan pramugarinya berjilbab. Saya tidak tahu kalau ada
maskapai Indonesia laiinya mengizinkan pramugarinya berjilbab.
Pada saat kembali ke Kupang dua hari kemudian, saya
juga melihat seorang pramugari berjilbab lagi di NAM Air. Saat itu, saya sempat
ngobrol-ngobrol sebentar dengan pramugari berjilbab tersebut. Sebagai seorang
muslim, tentunya saya gembira melihat fenomena pramugari berjilbab. Berarti ada
kemajuan dalam dunia penerbangan (pramugari) di Indonesia. Setidaknya,
perempuan berjilbab mempunyai kesempatan yang sama seperti perempuan lainnya
(tidak berjilbab) untuk menjadi pramugari walau saat ini hanya NAM Air yang menerima
pramugari berjilbab. Semoga ke depannya semakin banyak maskapai di Indonesia yang
mengizinkan pramugarinya berjilbab. (edyra)***