10 EXOTIC POOLS IN BALI
Posted in
Labels:
Sisi Lain Bali
|
at
17:02
Siap-siap untuk renang di kolam Renang Hotel Ubud Hanging Garden yang menakjubkan |
Berenang merupakan salah satu
aktivitas olahraga sekaligus rekreasi yang sangat menyenangkan. Dengan berenang,
kita menggerakkan seluruh otot yang ada di tubuh kita sehingga tubuh menjadi
bugar. Berenang akan semakin menyenangkan bila dilakukan di kolam renang yang indah
dengan panorama menakjubkan di sekitarnya. Bicara tentang renang rasanya tidak
afdol kalau tidak menyebut Bali karena di pulau cantik ini terdapat puluhan
hotel/vila/resort yang mempunyai kolam renang menawan. Berikut sepuluh kolam
renang menakjubkan di Bali yang patut Anda coba bila Anda benar-benar pecinta
renang.
1. Alila Villas Uluwatu
Jl.
Belimbing Sari, Banjar Tambiyak, Pecatu, Bali
2. Ayana Resort & Spa (Dulu The
Ritz Carlton Bali)
Jl.
Karang Mas Sejahtera, Jimbaran, Bali
3. Bvlgari Hotels & Resorts
Jalan
Goa Lempeh, Banjar Dinas Kangin, Uluwatu, Bali
4. Four Seasons Resort Bali at Sayan
Jl.
Raya Sayan, Ubud, Bali
5. Grand Hyatt Bali
Kawasan
Wisata Nusa Dua
6. Karma Kandara Resorts
Jl.
Villa Kandara, Banjar Wijaya Kusuma, Ungasan, Bali
7. Pan Pacific Nirwana Bali Resort (Dulu Le
Meridien Nirwana Bali Resort)
Jl. Raya Tanah Lot, Tabanan, Bali
8. Rama Candidasa Resort & Spa
Jl.
Raya Sengkidu, Candidasa, Karangasem, Bali
9. The Royal Pita Maha
Desa
Kedewatan, Ubud, Bali
10. Ubud Hanging Gardens
Desa
Buahan, Payangan, Ubud, Bali
PRAMUGARI BERJILBAB
Posted in
Labels:
Keliling Indonesia
|
at
17:06
Pramugari berjilbab di Pesawat NAM Air |
Setiap kali bepergian dengan menggunakan pesawat,
saya selalu memperhatikan dengan seksama sosok pramugari di pesawat/maskapai
tersebut. Mulai dari keramahan, kecantikan, kesigapan dalam pelayanan hingga busana/seragam
pramugarinya. Seragam pramugari menarik perhatian saya karena setiap maskapai
memiliki model, warna, dan motif seragam yang berbeda-beda.
Setelah terbang dengan berbagai maskapai baik di
dalam maupun di luar negeri, saya melihat tak ada satu pun maskapai yang seragam
pramugarinya dilengkapi dengan jilbab. Bahkan pramugari dari maskapai
negara-negara Timur Tengah semacam Emirates, Etihad Airways, dan Qatar Airways
pun tidak mengenakan jilbab. Seragam mereka terdiri dari baju/blazer lengan
panjang dan rok selutut yang dilengkapi dengan topi dan kerudung. Anehnya,
kerudungnya cuma dipakai sebagai hiasan/pemanis yang dikalungkan/disampirkan dari
kepala sebelah kanan hingga ke dada mereka. Pastinya topi dan kerudung itu tidak
menutupi aurat sepenuhnya karena leher, telinga, dan sebagian rambut para
pramugari tersebut masih kelihatan. Belum lagi rok yang mereka kenakan panjangnya
hanya selutut, tidak menutupi kaki seluruhnya. Sampai saat ini, maskapai yang menerapkan
kebijakan berjilbab bagi pramugarinya hanya Saudi Arabia Airline, Flynas (maskapai
berbiaya rendah dari Saudi Arabia), dan Egypt Air (Mesir). Semua maskapai
lainnya hanya menetapkan kebijakan berjilbab/berkerudung bagi pramugarinya pada
saat penerbangan haji/umroh.
Di Indonesia juga tidak ada satu pun maskapai yang menerapkan
aturan berjilbab bagi pramugarinya. Saya berpikir mungkin maskapai-maskapai di
Indonesia melarang (tidak mengizinkan) pramugarinya mengenakan jilbab pada saat
bekerja. Namun, ternyata dugaan saya salah. Ketika akan terbang dari Kupang ke
Maumere, Flores, pada tanggal 10 Mei 2014 dengan maskapai NAM Air (anak perusahaan Sriwijaya Air), saya melihat pemandangan yang sedikit
berbeda di Bandara El Tari, Kupang. Saat itu, saya melihat seorang
perempuan mengenakan seragam Pramugari NAM Air, baju
biru, blazer dan celana panjang biru tua, ditambah jilbab biru (sesuai warna
baju) dan topi biru tua (sesuai warna blazer dan celana panjang). Dia berdiri
di dekat seorang pilot dan tiga temannya sesama pramugari yang tidak mengenakan
jilbab. Saya belum yakin kalau perempuan tersebut adalah Pramugari NAM Air
karena selama ini saya belum pernah melihat satu pun pramugari berjilbab di
Indonesia. Pada saat umroh naik Garuda Indonesia, pramugarinya hanya mengenakan
kerudung (rambut dan leher mereka masih terlihat). Itu pun hanya dikenakan pada saat menyambut
kedatangan penumpang saja. Setelah pesawat mengudara/terbang, para Pramugari Garuda
malah melepas kerudungnya. Mungkin mereka merasa ribet ketika menghidangkan
makanan dan minuman harus memakai kerudung.
Tak lama kemudian, saya naik ke dalam pesawat NAM
Air yang akan membawa saya ke Maumere. Ternyata dugaan saya benar. Perempuan berjilbab
yang saya lihat tadi, adalah Pramugari NAM Air. Namun, ketika di atas pesawat,
pramugari berjilbab tersebut melepas blazer dan topinya seperti ketiga
temannya. Tentunya pramugari berjilbab tersebut mengenakan baju/blouse lengan
panjang beda dengan ketiga temannya yang mengenakan blouse lengan pendek. Saya benar-benar
surprise dan seakan nggak percaya. Baru kali itu saya melihat pramugari
berjilbab yang sebenarnya. Sejauh ini (sampai dengan tahun 2014), hanya NAM Air
maskapai yang memperbolehkan pramugarinya berjilbab. Saya tidak tahu kalau ada
maskapai Indonesia laiinya mengizinkan pramugarinya berjilbab.
Pada saat kembali ke Kupang dua hari kemudian, saya
juga melihat seorang pramugari berjilbab lagi di NAM Air. Saat itu, saya sempat
ngobrol-ngobrol sebentar dengan pramugari berjilbab tersebut. Sebagai seorang
muslim, tentunya saya gembira melihat fenomena pramugari berjilbab. Berarti ada
kemajuan dalam dunia penerbangan (pramugari) di Indonesia. Setidaknya,
perempuan berjilbab mempunyai kesempatan yang sama seperti perempuan lainnya
(tidak berjilbab) untuk menjadi pramugari walau saat ini hanya NAM Air yang menerima
pramugari berjilbab. Semoga ke depannya semakin banyak maskapai di Indonesia yang
mengizinkan pramugarinya berjilbab. (edyra)***
AKHIRNYA BISA MEMOTRET GUNUNG RINJANI DARI PESAWAT!
Posted in
Labels:
Keliling Indonesia
|
at
11:14
Gunung Rinjani merupakan salah satu gunung terindah
di Indonesia. Gunung yang berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan
gunung tertinggi ketiga di Indonesia (setelah Gunung Jayawijaya di Papua dan
Gunung Kerinci di Jambi) dengan ketinggian mencapai 3.726 meter di atas
permukaan laut (dpl). Selain mempunyai ketinggian yang menantang, Rinjani juga memiliki
danau kawah yang sangat indah bernama Danau Segara Anak lengkap dengan anak
gunung di salah satu sudut danau bernama Gunung Baru Jari. Tak heran kalau
Rinjani menjadi impian para pendaki gunung baik dari dalam maupun luar negeri
termasuk saya. Sayangnya, sampai detik ini saya belum mempunyai kesempatan
untuk mendaki Rinjani karena berbagai macam alasan. Ketika saya masih tinggal
di Lombok tahun 2005 silam, sebenarnya saya sudah berniat mendaki Rinjani
bersama teman-teman. Saya sudah melakukan persiapan fisik beberapa hari
sebelumnya dan bekal untuk pendakian pun sudah saya siapkan. Namun, untung tak
dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tepat sehari sebelum keberangkatan
menuju Rinjani, saya mengalami kecelakaan yang cukup parah. Alhasil, rencana
mendaki Rinjani gagal total dan saya hanya bisa melepas kepergian teman-teman yang
akan mendaki Rinjani dengan sedih.
Beberapa tahun kemudian saya pindah ke Kupang
karena tuntutan pekerjaan. Karena itulah saya sering terbang bolak-balik
Surabaya - Kupang, untuk menengok orang tua dan saudara-saudara. Ketika terbang
melintasi rute Surabaya - Kupang dan sebaliknya, kerap kali saya melihat
keindahan Gunung Rinjani dari balik jendela pesawat. Sayangnya, puncak Rinjani
beserta Danau Segara Anaknya selalu tertutup awan atau kabut. Baru pada
penerbangan Kupang - Surabaya pada tanggal 24 Desember 2014 kemarin, saya
beruntung bisa melihat Puncak Rinjani beserta Danau Segara Anaknya dari jendela
pesawat tanpa terhalang awan atau kabut. Tentunya saya bahagia tak terkira. Apalagi
saya juga berhasil mengabadikan keindahan Rinjani dengan kamera kesayangan karena
saya memang selalu membawa kamera setiap kali bepergian dengan pesawat. Saat itu,
saya duduk di kursi nomor 12 A, tepat di sebelah pintu keluar darurat sebelah
kiri. Sayangnya, tempat duduk ini ternyata kurang strategis untuk memotret
pemandangan nun jauh di bawah sana. Pasalnya pandangan kita terhalang bentangan
sayap pesawat. Saya pun celingak-celinguk mencari kursi kosong di samping
jendela kiri, baik di bagian depan maupun belakang pesawat. Untunglah di bagian
belakang pesawat, masih ada beberapa kursi kosong dekat jendela kiri pesawat
karena saat itu kursi pesawat hanya terisi penumpang sekitar 70%. Saya pun
segera pindah ke bagian belakang agar tak kehilangan momen memotret Rinjani. Setelah
duduk di kursi bagain belakang (saya lupa nomornya), saya pun bisa memeotret
Rinjani dengan leluasa. Dan inilah keindahan Rinjani yang berhasil tertangkap
kamera saya. (edyra)***
Subscribe to:
Posts (Atom)