Gunung Rinjani merupakan salah satu gunung terindah
di Indonesia. Gunung yang berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan
gunung tertinggi ketiga di Indonesia (setelah Gunung Jayawijaya di Papua dan
Gunung Kerinci di Jambi) dengan ketinggian mencapai 3.726 meter di atas
permukaan laut (dpl). Selain mempunyai ketinggian yang menantang, Rinjani juga memiliki
danau kawah yang sangat indah bernama Danau Segara Anak lengkap dengan anak
gunung di salah satu sudut danau bernama Gunung Baru Jari. Tak heran kalau
Rinjani menjadi impian para pendaki gunung baik dari dalam maupun luar negeri
termasuk saya. Sayangnya, sampai detik ini saya belum mempunyai kesempatan
untuk mendaki Rinjani karena berbagai macam alasan. Ketika saya masih tinggal
di Lombok tahun 2005 silam, sebenarnya saya sudah berniat mendaki Rinjani
bersama teman-teman. Saya sudah melakukan persiapan fisik beberapa hari
sebelumnya dan bekal untuk pendakian pun sudah saya siapkan. Namun, untung tak
dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tepat sehari sebelum keberangkatan
menuju Rinjani, saya mengalami kecelakaan yang cukup parah. Alhasil, rencana
mendaki Rinjani gagal total dan saya hanya bisa melepas kepergian teman-teman yang
akan mendaki Rinjani dengan sedih.
Beberapa tahun kemudian saya pindah ke Kupang
karena tuntutan pekerjaan. Karena itulah saya sering terbang bolak-balik
Surabaya - Kupang, untuk menengok orang tua dan saudara-saudara. Ketika terbang
melintasi rute Surabaya - Kupang dan sebaliknya, kerap kali saya melihat
keindahan Gunung Rinjani dari balik jendela pesawat. Sayangnya, puncak Rinjani
beserta Danau Segara Anaknya selalu tertutup awan atau kabut. Baru pada
penerbangan Kupang - Surabaya pada tanggal 24 Desember 2014 kemarin, saya
beruntung bisa melihat Puncak Rinjani beserta Danau Segara Anaknya dari jendela
pesawat tanpa terhalang awan atau kabut. Tentunya saya bahagia tak terkira. Apalagi
saya juga berhasil mengabadikan keindahan Rinjani dengan kamera kesayangan karena
saya memang selalu membawa kamera setiap kali bepergian dengan pesawat. Saat itu,
saya duduk di kursi nomor 12 A, tepat di sebelah pintu keluar darurat sebelah
kiri. Sayangnya, tempat duduk ini ternyata kurang strategis untuk memotret
pemandangan nun jauh di bawah sana. Pasalnya pandangan kita terhalang bentangan
sayap pesawat. Saya pun celingak-celinguk mencari kursi kosong di samping
jendela kiri, baik di bagian depan maupun belakang pesawat. Untunglah di bagian
belakang pesawat, masih ada beberapa kursi kosong dekat jendela kiri pesawat
karena saat itu kursi pesawat hanya terisi penumpang sekitar 70%. Saya pun
segera pindah ke bagian belakang agar tak kehilangan momen memotret Rinjani. Setelah
duduk di kursi bagain belakang (saya lupa nomornya), saya pun bisa memeotret
Rinjani dengan leluasa. Dan inilah keindahan Rinjani yang berhasil tertangkap
kamera saya. (edyra)***
No comments:
Post a Comment