Pantai Sekongkang letaknya tersembunyi di sudut barat daya Pulau Sumbawa, tepatnya di Desa Sekongkang Bawah, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Untuk menuju pantai ini memang butuh perjuangan. Dari Pelabuhan Poto Tano, di ujung barat Pulau Sumbawa, Anda harus menyusuri jalan berkelok-kelok, naik turun dan kerap berlubang di sana-sini, sejauh 55 km. Namun, semua pengorbanan Anda akan terbayar lunas begitu sampai di Pantai Sekongkang. Pantai berpasir putih bersih nan lembut akan menyambut kedatangan Anda. Air laut sebening kristal berwarna hijau kebiruan pun akan menyegarkan mata Anda. Bukit-bukit yang menjulang tinggi di sekeliling pantai, semakin menambah keeksotisan Pantai Sekongkang ini.
Matahari sudah agak condong ke barat ketika saya dan Annas sampai di Pantai Sekongkang. Sinarnya sudah tidak begitu terik, namun masih terasa hangat. Saya segera check in di Tropical Beach Club & Spa Resort, satu-satunya hotel yang berada persis di pinggir Pantai Sekongkang dan merupakan hotel terbaik di Kabupaten Sumbawa Barat. Setelah menaruh barang di kamar dan ganti baju, kami segera jalan-jalan di sekitar hotel dan duduk-duduk santai di kursi malas, di pinggir kolam renang yang menghadap ke pantai. Annas malah langsung berenang di kolam renang. Saya belum pengen berenang karena masih capai, dan ingin bermalas-malasan dulu menikmati pemandangan pantai yang indah di depan hotel.
Pantai Perawan nan cantik
Menjelang matahari terbenam (sunset), kami segera menuju pantai yang berada persis di depan hotel kami. Kami berjalan menyusuri Pantai Sekongkang yang berpasir putih nan lembut seperti tepung. Pasir di pantai ini benar-benar putih bersih dan lembut. Butiran pasirnya terasa sangat lembut di kaki. Saya pun memilih berjalan tanpa alas kaki agar bisa merasakan kelembutan pasir pantai ini. Kami bermain-main di pantai yang cantik ini sambil menunggu matahari terbenam. Karena menghadap ke barat, Pantai Sekongkang adalah tempat yang tepat untuk melihat sunset. Bukit-bukit yang berdiri kokoh memagari salah satu sudut pantai semakin menambah cantik foto-foto sunset Anda.
Pantai Sekongkang benar-benar sepi dan masih alami. Bak perawan, pantai ini masih murni dan belum terjamah. Akses yang cukup sulit dan lokasi yang terisolasi membuat pantai ini jarang dikunjungi turis. Turis lokal jarang yang mengetahui keberadaan Pantai Sekongkang. Justru turis asing penggemar selancar (surfing) yang banyak berdatangan ke pantai ini. Kebanyakan mereka mengetahui keberadaan Pantai Sekongkang dari mulut ke mulut. Saat kami datang ke pantai ini, tidak ada pengunjung lain selain kami berdua. Jadi kami bisa bermain-main di pantai dengan bebas tanpa terganggu pengunjung lain. Benar-benar seperti pantai pribadi.
Menjelang matahari terbenam (sunset), kami segera menuju pantai yang berada persis di depan hotel kami. Kami berjalan menyusuri Pantai Sekongkang yang berpasir putih nan lembut seperti tepung. Pasir di pantai ini benar-benar putih bersih dan lembut. Butiran pasirnya terasa sangat lembut di kaki. Saya pun memilih berjalan tanpa alas kaki agar bisa merasakan kelembutan pasir pantai ini. Kami bermain-main di pantai yang cantik ini sambil menunggu matahari terbenam. Karena menghadap ke barat, Pantai Sekongkang adalah tempat yang tepat untuk melihat sunset. Bukit-bukit yang berdiri kokoh memagari salah satu sudut pantai semakin menambah cantik foto-foto sunset Anda.
Pantai Sekongkang benar-benar sepi dan masih alami. Bak perawan, pantai ini masih murni dan belum terjamah. Akses yang cukup sulit dan lokasi yang terisolasi membuat pantai ini jarang dikunjungi turis. Turis lokal jarang yang mengetahui keberadaan Pantai Sekongkang. Justru turis asing penggemar selancar (surfing) yang banyak berdatangan ke pantai ini. Kebanyakan mereka mengetahui keberadaan Pantai Sekongkang dari mulut ke mulut. Saat kami datang ke pantai ini, tidak ada pengunjung lain selain kami berdua. Jadi kami bisa bermain-main di pantai dengan bebas tanpa terganggu pengunjung lain. Benar-benar seperti pantai pribadi.
Ombak Yoyo
Pantai Sekongkang sudah terkenal sampai ke mancanegara, terutama di kalangan peselancar (surfer). Pantai Sekongkang masuk dalam daftar arena berselancar terbaik di muka bumi ini. Nggak heran apabila peselancar kelas dunia senantiasa mengagendakan kejuaraan selancar (International Surfing Championship) di pantai ini. Oleh para peselancar, ombak di Pantai Sekongkang diberi nama “Ombak Yoyo.” Pasalnya, gerakan ombak di Pantai Sekongkang ibarat mainan yoyo yang terayun-ayun naik turun, siap ditunggangi dengan papan selancar. Saya juga sempat melihat beberapa peselancar yang sedang menari-nari di atas Ombak Yoyo Pantai Sekongkang. Mereka terlihat sangat enjoy berselancar di pantai yang sepi ini. Nggak seperti pantai-pantai di Bali yang sudah penuh sesak dengan para peselancar dari berbagai penjuru dunia.
How to Get There
Bila Anda berangkat dari Jakarta atau kota-kota lain di Pulau Jawa, sebaiknya Anda terbang menuju Mataram, ibu kota provinsi NTB. Dari Mataram, dibutuhkan waktu sekitar enam jam untuk sampai ke Pantai Sekongkang. Anda bisa naik bus sampai ke Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur. Selanjutnya Anda tinggal naik ferry selama sekitar dua jam sampai ke Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa. Dari Pelabuhan Poto Tano, di ujung barat Pulau Sumbawa, Anda butuh waktu sekitar dua jam menyusuri jalan sepanjang 55 km dan sampailah Anda di Pantai Sekongkang.
Sebenarnya ada speedboat dari Pelabuhan Kayangan ke Benete. Waktu tempuhnya hanya satu setengah jam. Namun, fasilitas ini hanya diperuntukkan bagi karyawan PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT). Selain itu, pada tanggal 18 Februari 2004, seorang pengusaha setempat melakukan kerja sama dengan PT. Merpati Nusantara untuk membuka jalur penerbangan Denpasar-Sekongkang. Lapangan terbang untuk didarati pesawat jenis Twin Otter pun disiapkan di Sekongkang. Tujuan awalnya adalah memudahkan para karyawan PT. NNT menjalankan aktivitas dan ke depannya diharapkan keberadaan lapangan terbang ini bisa menggairahkan potensi wisata di Kabupaten Sumbawa Barat, terutama daerah Sekongkang dan sekitarnya. Namun, apa daya, gara-gara bom di Kedubes Australia, di Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta, pada bulan September 2004, menyebabkan penerbangan dihentikan hingga sekarang. (edyra)***
Pantai Sekongkang sudah terkenal sampai ke mancanegara, terutama di kalangan peselancar (surfer). Pantai Sekongkang masuk dalam daftar arena berselancar terbaik di muka bumi ini. Nggak heran apabila peselancar kelas dunia senantiasa mengagendakan kejuaraan selancar (International Surfing Championship) di pantai ini. Oleh para peselancar, ombak di Pantai Sekongkang diberi nama “Ombak Yoyo.” Pasalnya, gerakan ombak di Pantai Sekongkang ibarat mainan yoyo yang terayun-ayun naik turun, siap ditunggangi dengan papan selancar. Saya juga sempat melihat beberapa peselancar yang sedang menari-nari di atas Ombak Yoyo Pantai Sekongkang. Mereka terlihat sangat enjoy berselancar di pantai yang sepi ini. Nggak seperti pantai-pantai di Bali yang sudah penuh sesak dengan para peselancar dari berbagai penjuru dunia.
How to Get There
Bila Anda berangkat dari Jakarta atau kota-kota lain di Pulau Jawa, sebaiknya Anda terbang menuju Mataram, ibu kota provinsi NTB. Dari Mataram, dibutuhkan waktu sekitar enam jam untuk sampai ke Pantai Sekongkang. Anda bisa naik bus sampai ke Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur. Selanjutnya Anda tinggal naik ferry selama sekitar dua jam sampai ke Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa. Dari Pelabuhan Poto Tano, di ujung barat Pulau Sumbawa, Anda butuh waktu sekitar dua jam menyusuri jalan sepanjang 55 km dan sampailah Anda di Pantai Sekongkang.
Sebenarnya ada speedboat dari Pelabuhan Kayangan ke Benete. Waktu tempuhnya hanya satu setengah jam. Namun, fasilitas ini hanya diperuntukkan bagi karyawan PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT). Selain itu, pada tanggal 18 Februari 2004, seorang pengusaha setempat melakukan kerja sama dengan PT. Merpati Nusantara untuk membuka jalur penerbangan Denpasar-Sekongkang. Lapangan terbang untuk didarati pesawat jenis Twin Otter pun disiapkan di Sekongkang. Tujuan awalnya adalah memudahkan para karyawan PT. NNT menjalankan aktivitas dan ke depannya diharapkan keberadaan lapangan terbang ini bisa menggairahkan potensi wisata di Kabupaten Sumbawa Barat, terutama daerah Sekongkang dan sekitarnya. Namun, apa daya, gara-gara bom di Kedubes Australia, di Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta, pada bulan September 2004, menyebabkan penerbangan dihentikan hingga sekarang. (edyra)***