JALAN-JALAN SEPUTAR DENPASAR

Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Monumen Bajra Sandhi)

Anda ingin berwisata ke tempat yang “tidak biasa” di Bali? Cobalah berkunjung ke Denpasar. Mungkin selama ini, Anda hanya mengetahui Denpasar sebagai ibu kota provinsi Bali dan tidak tahu hal menarik lainnya tentang Denpasar. Maklum, kebanyakan turis hanya mengenal Kuta, Sanur, Ubud, Tanah Lot, dan Bedugul yang memang sudah sangat tersohor. Mereka hanya numpang lewat Denpasar, bila ingin berkunjung ke Ubud, Bedugul, atau tempat wisata lainnya di daerah Bali Utara dan Bali Timur. Mereka tidak singgah barang sejenak di Denpasar karena tidak mengetahui bahwa di Denpasar dan sekitarnya pun banyak tempat menarik. Padahal, Denpasar juga memiliki pesona wisata yang tidak kalah menariknya dengan tempat-tempat wisata lainnya di Bali. Berikut lima tempat menarik di Denpasar, yang layak Anda kunjungi ketika sedang liburan di Bali.

Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Monumen Bajra Sandhi)
Monumen Perjuangan Rakyat Bali merupakan simbol rakyat Bali untuk menghormati para pahlawan dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi, dari zaman ke zaman. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di pintu utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan bangunan utama monumen yang menjulang setinggi 45 meter. Monumen yang sangat megah dan indah ini terletak di pusat Kota Denpasar, tepatnya di tengah Lapangan Puputan Renon, di depan Kantor Gubernur Kepala Daerah Provinsi Bali.

Monumen Bajra Sandhi yang megah dan indah

Monumen Perjuangan Rakyat Bali juga dikenal dengan nama “Monumen Bajra Sandhi” karena bentuknya menyerupai bajra atau genta yang digunakan oleh para Pendeta Hindu dalam mengucapkan Weda (mantra) pada saat upacara keagamaan. Monumen ini dibangun pada tahun 1987 dan diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal 14 Juni 2003. Tujuan pembangunan monumen ini adalah untuk mengabadikan jiwa dan semangat perjuangan rakyat Bali, sekaligus menggali, memelihara, mengembangkan serta melestarikan budaya Bali untuk diwariskan kepada generasi penerus sebagai modal untuk melangkah maju menapak dunia yang semakin sarat dengan tantangan dan hambatan.

Arsitektur Monumen Perjuangan Rakyat Bali sangat kental dengan budaya Bali dan falsafah Agama Hindu, yakni lingga dan yoni. Bangunan utama monumen melambangkan lingga, sedangkan dasar bangunan monumen melambangkan yoni. Pada bangunan utama monumen, dapat kita lihat :
  • Guci Amertha, disimbolkan dengan kumba (semacam periuk) yang terlihat di bagian atas monumen.
  • Ekor Naga Basuki, diwujudkan di dekat Swamba, dan kepalanya pada Kori Agung.
  • Badan Bedawang Akupa, diwujudkan pada landasan monumen.
  • Gunung Mendara Giri, diwujudkan dengan monumen yang menjulang tinggi.
  • Kolam yang mengelilingi monumen, diibaratkan sebagai Ksirarnawa (lautan susu).
Keseluruhan area monumen berbentuk bujur sangkar, dengan menerapkan konsepsi Tri Mandala, yaitu :
1. Utama Mandala adalah bangunan utama yang terletak paling tengah.
2. Madya Mandala adalah pelataran yang mengitari Utama Mandala.
3. Nista Mandala adalah pelataran yang paling luar, yang mengitari Madya Mandala.


Diorama di dalam Monumen Perjuangan Rakyat Bali

Bangunan gedung monumen pada Utama Mandala terdiri dari tiga lantai, yaitu :
  • Utamaning Utama Mandala adalah lantai tiga yang letaknya paling atas, berfungsi sebagai ruang peninjauan, tempat untuk menikmati keindahan suasana di sekeliling monumen. Pada saat cuaca cerah, para pengunjung bisa menikmati panorama Kota Denpasar dari tempat ini. Untuk mencapai tempat ini, para pengunjung harus mendaki anak tangga melingkar yang lumayan tinggi.
  • Madyaning Utama Mandala adalah lantai dua yang berfungsi sebagai ruang diorama, tempat dipajangnya diorama perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa yang berjumlah 33 unit. Dioramanya mirip dengan yang ada di Monas, Jakarta tetapi yang di sini hanya menampilkan perjuangan rakyat Bali sejak zaman kerajaan, masuknya Agama Hindu, zaman penjajahan, perang kemerdekaan, hingga saat ini. Di bagian luar, di sekeliling ruangan ini terdapat serambi atau teras terbuka untuk menikmati suasana sekitar.
  • Nistaning Utama Mandala adalah lantai dasar monumen, di mana terdapat ruang informasi, ruang administrasi, ruang pameran, ruang perpustakaan, ruang penjualan souvenir, ruang rapat, dan toilet. Di tengah-tengah ruangan terdapat kolam ikan dengan air mancur, delapan tiang agung dan juga tangga naik berbentuk tapak dara.

Pemandangan Kota Denpasar dlihat dari lantai tiga Monumen Perjuangan Rakyat Bali

Monumen Perjuangan Rakyat Bali dibuka untuk umum setiap hari kecuali hari libur nasional (tanggal merah), dengan jam buka : Senin - Jumat (08.30 - 17.00 WITA), Sabtu - Minggu (09.30 - 17.00 WITA). Untuk masuk ke monumen ini, setiap pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000,00 untuk dewasa (lokal) dan Rp 2.000,00 untuk anak-anak (lokal). Untuk turis asing, tiket masuknya Rp 10.000,00 untuk dewasa dan Rp 5.000,00 untuk anak-anak.

Saat ini, monumen kebanggaan Rakyat Bali ini selain berfungsi sebagai monumen perjuangan juga berfungsi sebagai tempat berkumpul Warga Denpasar dan sekitarnya untuk sekedar rekreasi maupun berolahraga. Setiap pagi dan sore, monumen ini selalu dipadati Warga Denpasar untuk berolahraga, baik jalan santai, jogging, yoga, basket, maupun sepak bola. Pedagang makanan dan minuman ringan juga banyak di sekitar monumen ini. Anda tidak usah khawatir bakal kelaparan atau kehausan bila sedang berkunjung ke monumen ini. Jadi, luangkan waktu untuk berkunjung ke Monumen Perjuangan Rakyat Bali bila sedang berlibur di Bali!

Desa Budaya Kertalangu (Bali Cultural Park)
Desa Budaya Kertalangu (Bali Cultural Park) terletak di tengah lahan persawahan yang asri, di pinggir Jalan By Pass Ngurah Rai, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur. Untuk menuju lokasi, dari arah Kuta atau Sanur, Anda tinggal masuk dari Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar. Saat Anda memasuki lokasi, ada papan nama besar Desa Budaya Kertalangu di sebelah kiri jalan.

Jogging track di Desa Budaya Kertalangu

Pembangunan Desa Budaya Kertalangu berawal dari kekhawatiran Warga Desa Kesiman Kertalangu akan makin hilangnya lahan persawahan di jalur hijau desa tersebut dan berganti menjadi kawasan pemukiman/perumahan penduduk. Warga Desa Kesiman Kertalangu bersama pihak swasta bahu-membahu membangun desa wisata dengan konsep desa budaya (cultural village), dengan memberdayakan Warga Desa Kesiman Kertalangu. Desa wisata seluas 80 hektar ini diresmikan oleh Wakil Walikota Denpasar pada bulan Juni 2007. Dengan adanya desa budaya tersebut, para petani tetap bisa menjalankan aktivitasnya dan mendapat nilai plus dari aktivitas pertaniannya.

Gazebo di Desa Budaya Kertalangu

Dengan konsep desa budaya, Kertalangu menghadirkan sesuatu yang berbeda. Banyak aktivitas menarik yang bisa Anda lakukan di Desa Budaya Kertalangu, antara lain : jogging, yoga, bersepeda, memancing, naik kuda, atau outbond. Bila Anda malas melakukan kegiatan apa pun, Anda juga bisa duduk-duduk santai di gazebo (bale bengong) sambil menikmati makanan ringan yang Anda bawa dari rumah ataupun Anda beli di sana. Di Desa Budaya Kertalangu banyak penjual makanan dan minuman ringan yang semuanya adalah Warga Desa Kesiman Kertalangu. Untuk perusahaan atau kantor, juga bisa melakukan aktivitas outbond atau family gathering di Desa Budaya Kertalangu, karena di sana telah tersedia fasilitas untuk kegiatan outbond.

Naik kuda di Desa Budaya Kertalangu

Saat ini, Desa Budaya Kertalangu telah dilengkapi berbagai fasilitas wisata untuk memanjakan para turis/pengunjung yang datang ke sana. Berikut fasilitas wisata yang terdapat di Desa Budaya Kertalangu :
• Jalur Jogging (Lestari Jogging Track)
Jogging track berlantai semen selebar dua meter dan sepanjang 4 km yang berada di tengah areal persawahan yang asri dengan udara yang masih segar untuk dinikmati bersama keluarga dengan tanpa dipungut biaya (gratis). Sepanjang jalur jogging ini Anda bisa melihat aktivitas masyarakat/petani dalam mengolah lahan persawahan. Pemandangan di sepanjang jalur jogging ini, berubah-ubah sesuai dengan musim. Jika Anda datang pada saat musim tanam, Anda bisa menyaksikan petani yang sedang membajak sawah atau menanam padi. Setelah padi ditanam, sawah akan menghijau. Sedangkan pada saat menjelang musim panen, sawah akan berubah menjadi kuning keemasan. Pada musim-musim terntentu, sawah tadi akan berubah penjadi lading jagung.
• Sentra Industri Kerajinan Bali (Undagi)
Di tempat ini Anda bisa melihat aktivitas masyarakat berkreasi dalam berbagai macam produk kerajinan seperti : keramik, lilin hias, gerabah, seni ukir kayu, dan seni ukir batu alam. Anda bisa menyaksikan proses pembuatan barang kerajinan tersebut dari awal sampai akhir. Seluruh industri tersebut merupakan mata pencaharian masyarakat desa setempat dengan harga yang relatif murah.
• Kolam Pancing
Tersedia beberapa kolam pancing lengkap dengan gazebo dan restoran yang terletak di tengah areal persawahan sebagi sarana rekreasi keluarga.
• ‘Pesraman’Desa Budaya Kertalangu
Bila Anda ingin belajar menari, menabuh gamelan Bali, memasak atau kegiatan budaya Bali lainnya, Anda bisa belajar di tempat ini. Warga Desa Kesiman Kertalangu dengan senang hati akan berbagi ilmu pengetahuan kepada Anda.
• Salon kecantikan dan SPA
Alam SPA & beauty salon mempunyai fasilitas yang lengkap, nyaman dan juga ahli terapi yang handal yang siap melayani Anda. Manjakan diri Anda di SPA dengan pemandangan hamparan sawah yang luas dan indah.
• Bale Yoga
Setiap Minggu pagi, ada kelas yoga gratis di tempat ini. Para pengunjung bisa mengikuti yoga di tempat ini tanpa perlu bayar sepeser pun. Anda hanya perlu membawa matras yoga dan mengenakan pakaian yang nyaman untuk beryoga.
• Panggung Terbuka (Open Stage)
Di panggung terbuka ini, Anda bisa menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti pesta pernikahan, pesta ulang tahun, pameran ataupun peluncuran produk baru (launching new product). Di tempat ini juga sering dilakukan pementasan kesenian khas bali seperti Tari Kecak dan Tari Barong (berdasarkan pesanan terlebih dahulu, minimal 40 orang).
• Restoran (Green Padi Restaurant)
Restauran dengan pemandangan areal persawahan dan dirancang menyatu dengan alam sekitar, dengan berbagai pilihan menu makanan yang bisa menampung sekitar 400 orang.
Toko Souvenir (Ganesh Art Mall & Souvenir)
Anda bisa membeli berbagai barang kerajinan (souvenir) dan oleh-oleh khas Bali di sini, mulai dari baju, kaos, topi, sandal, dan pernak-pernik cantik lainnya. Oleh-oleh makanan khas Bali seperti keripik buah, keripik belut, kacang disko, dan dodol buah juga tersedia.
Fasilitas Outbond (Wana Asri Outbond Activities)
Di Desa Budaya Kertalangu telah tersedia fasilitas untuk kegiatan outbond seperti flying fox dan berkuda.
Untuk masuk ke Desa Budaya Kertalangu, Anda tidak dipungut biaya apa pun (gratis) kecuali biaya parkir Rp 2.000,00 untuk mobil dan Rp 1.000,00 untuk sepeda motor.

Desa Budaya Kertalangu (Bali Cultural Park)
Jl. By Pass Ngurah Rai No. 88 x, Kesiman Kertalangu, Denpasar
Telp. : (0361) 461 727
Fax. : (0361) 461 287
Website : www.baliculturalpark.com
E-mail : marketing@baliculturalpark.com

Bali Shell Museum (Museum Kerang Bali)
Berbicara museum, Anda pasti membayangkan bangunan kuno yang kotor, pengap, dan berdebu. Namun, beda dengan Bali Shell Museum atau Museum Kerang Bali. Museum yang terletak di Sunset Road, Kuta ini sangat bersih, terawat, dan modern. Tidak ada kesan kuno dan menyeramkan di museum yang memiliki moto “A place that will change your thought about shells” ini. Dan memang terbukti, setelah mengunjungi museum kerang ini, persepsi saya tentang kerang berubah total. Dari yang dulunya jijik dan geli terhadap kerang, berubah menjadi cinta terhadap kerang.

Bali Shell Museum, satu-satunya museum kerang di Indonesia

Museum yang dibuka pada tanggal 20 September 2009 ini adalah museum kerang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Ada beragam jenis kerang dan fosil kerang berumur ratusan juta tahun yang bisa Anda lihat di Bali Shell Museum. Setiap harinya, Bali Shell Museum dibuka mulai pukul 09.30 hingga pukul 21.30 WITA. Untuk masuk ke Bali Shell Museum pengunjung dewasa dikenakan tiket masuk Rp 50.000,00, sedangkan anak-anak dikenakan Rp 30.000,00.

Museum kerang ini terdiri dari tiga lantai. Lantai satu dan sebagian lantai dua merupakan galeri/toko yang memajang aneka kerang yang sudah diolah menjadi berbagai hiasan rumah dan pernak-pernik lucu. Untuk masuk ke galeri/toko ini pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis. Pengunjung bisa membeli berbagai souvenir kerang yang unik di tempat ini. Mulai dari gantungan kunci, bingkai foto, hiasan dinding dan berbagai pernik lucu dari kerang. Ada juga aneka kulit/cangkang kerang dengan bentuk dan warna yang sangat cantik.

Di sebagian lantai dua dan lantai tiga merupakan museum kerang yang sebenarnya. Di lantai dua museum, pengunjung bisa melihat berbagai fosil kerang, terutama spesies nautilus dalam ukuran yang sangat besar (raksasa) dan telah berumur jutaan tahun. Fosil kerang yang diklaim terbesar di Asia ini disebut Crinions, dan diperkirakan berumur 395 juta tahun. Fosil ini berdiameter 1,4 meter dengan berat 170 kilogram. Ada pula fosil kerang mirip tumbuhan bunga yang disebut Crinoid, yang berumur sekitar 440 juta tahun.

Koleksi kerang di Bali Shell Museum

Kalau di lantai dua dipamerkan berbagai fosil kerang, di lantai tiga dipamerkan berbagai jenis kerang dengan bentuk, ukuran, warna dan motif yang beraneka ragam. Ada kerang yang berbentuk kerucut, ada kerang yang berbentuk ice cream cone (cone shell), ada kerang yang berbentuk terompet, dan ada pula kerang mutiara. Ada juga berbagai jenis kerang darat/siput (land snail) dengan warna-warna yang cantik seperti kuning, hijau, jingga, dan pink. Selain kerang, di museum ini juga di pamerkan berbagai jenis bulu babi (sea urchin), bintang laut (star fish), fosil ikan hiu dan paus. Di lantai tiga juga terdapat maskot Bali Shell Museum berupa patung Rama dan Sinta yang mengenakan busana dari kulit kerang.

Menurut pihak pengelola, museum yang dibangun dengan biaya Rp 6 miliar ini menyimpan sekitar 10.000 spesies kerang darat dan kerang laut. Sementara jumlah spesies kerang di dunia mencapai 200.000 lebih. Koleksi berbagai jenis kerang dan fosil ikan tersebut berasal dari berbagai penjuru dunia. Koleksi kerang diletakkan di dalam kotak kaca dan ditata dengan sangat menarik, sesuai dengan kelas atau familinya. Semua koleksi kerang dan fosil ikan tersebut sangat bersih dan terawat. Tidak ada barang koleksi museum yang kotor ataupun berdebu.

Selain melihat koleksi kerang, para pengunjung juga bisa menonton film dokumenter tentang kehidupan kerang. Kisah tentang proses pencarian dan penemuan fosil kerang juga bisa dilihat di tempat ini. Benar-benar museum yang sangat menarik dan mendidik. Jadi, jika Anda berlibur ke Bali, tak ada salahnya mengunjungi Bali Shell Museum untuk berwisata sekaligus mempelajari aneka kerang yang ada di dunia.

Bali Shell Museum
Sunset Road No. 819, Kuta, Bali
Telp. : (0361) 752 932
Fax. : (0361) 752 881
Website : www.balishellmuseum.com
Email : info@balishellmuseum.com

The Mangrove Information Centre (MIC)
The Mangrove Information Centre terletak di Jalan By Pass Ngurah Rai Km. 21, Suwung Kauh, Denpasar tepatnya sekitar 2 km dari Kuta atau 500 meter dari Patung Dewa Ruci (Mal Bali Galeria). Di sebelah kiri Jalan By Pass Ngurah Rai, Anda akan melihat papan nama The Mangrove Information Centre, dan beloklah ke kiri sekitar 300 meter, Anda akan sampai di The Mangrove Information Centre.

Jalur trekking (mangrove trail) di MIC

The Mangrove Information Centre (MIC) adalah kawasan pelestarian alam yang berupa hutan mangrove sebagai pusat informasi tentang mangrove. MIC dibangun pada tahun 2001 dan diresmikan pada tahun 2003 oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA). Selain untuk mereduksi gelombang yang mengalir kencang dari lautan dan mencegah abrasi pantai, hutan mangrove ini berfungsi sebagai laboratorium alam untuk penelitian dan lahan konservasi bagi berbagai jenis mangrove dan beberapa jenis hewan langka, seperti biawak dan burung bangau. MIC juga merupakan tempat rekreasi (ekowisata) yang cocok untuk segala umur.

Rimbunnya mangrove di MIC

Berkunjung ke MIC tentunya sangat menyenangkan karena Anda bisa melihat berbagai jenis mangrove dan beberapa jenis burung/hewan langka di habitatnya aslinya. Anda bisa berwisata sambil belajar segala hal yang berhubungan dengan mangrove. Di kawasan seluas 100 hektar tersebut Anda bisa melihat setidaknya 18 spesies mangrove, antara lain : Sonneratia alba, Duabanga moluccana, Aegiceras corniiculatum, dan Rhizophora mucronata. Waktu yang tepat untuk berkunjung ke MIC adalah pagi hari atau sore hari saat matahari tidak begitu menyengat, sehingga Anda bisa berkeliling hutan mangrove dengan nyaman. Jangan bayangkan Anda akan berjalan di tengah hutan mangrove yang becek dan penuh lumpur karena di MIC telah dibangun jalur trekking berupa jembatan kayu sepanjang 2.150 m. Di beberapa tempat telah dibangun pondok peristirahatan untuk kegiatan pengamatan dan untuk tempat istirahat pengunjung. Pengunjung pasti betah berlama-lama di MIC karena lingkungan di sana sangat indah, hijau dan asri. Berada di MIC, pengunjung seperti berada di tengah hutan yang hijau, bebas dari polusi udara dan suara. Padahal MIC berada tak jauh dari pusat Kota Denpasar dan terletak di pinggir jalan raya besar (by pass). Saking indahnya MIC, nggak heran kalau tempat tersebut sering digunakan sebagai lokasi pemotretan majalah maupun pemotretan pre wedding. Setiap kali berkunjung ke MIC, saya selalu melihat beberapa pasang calon penganting yang sedang melakukan foto pre wedding.

Menara Pengamatan (Little Egret Tower) di MIC

Untuk kenyamanan pengunjung, saat ini The Mangrove Information Centre dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas berikut ini :
• Bangunan Utama
Terletak di ujung jalan. Di lobi ruang depan, terdapat pojok informasi umum, alat-alat peraga dan toko souvenir. Sepanjang koridor, ada akuarium yang memperlihatkan contoh hewan-hewan yang hidup di mangrove, tepat di depannya terdapat ruangan pameran.
• Pojok Informasi
Terletak di sebelah tenggara lobi ruang depan. Ditujukan untuk memberi informasi umum tentang mangrove dan MIC kepada pengunjung. Pengunjung dapat mengetahui komposisi dari mangrove dan ”trail” (jalan kecil yang akan dilalui) di Diorama Jalan Mangrove.
• Akuarium
Terletak di koridor bangunan utama. Hewan yang dipamerkan di akuarium adalah hewan yang hidup/mendiami area mangrove di MIC dan area sekitarnya, terutama hewan yang susah untuk diamati di lapangan, ikan yang hidup di perairan berlumpur, hewan malam, dan kepiting. adalah fasilitas pameran untuk spesimen hidup, sedangkan ruang pameran untuk spesimen mati (tidak hidup).
• Ruang Pameran
Letaknya di depan akuarium. Ruang pameran ini memperlihatkan secara detil segala hal yang berhubungan dengan mangrove, seperti distribusi, fungsi, ekologi, konservasi, pemanfaatan, flora dan fauna mangrove, khususnya di MIC.
• Kolam Pengamatan
Letaknya di sebelah selatan gedung utama. Di kolam mini terdapat biawak (kadal terbesar di dunia). Biawak tidak sebesar komodo, tetapi cukup besar, panjangnya bisa mencapai dua meter. Mereka adalah karnivora (pemakan daging). Meski populasi mereka cukup besar di hutan mangrove ini, mereka pemalu dan penakut. Jadi, cukup sulit untuk diamati di lapangan.
• Persemaian
Luasnya 7.700 m² dan dibuat pada tahun 1994 sebagai tempat persemaian bibit mangrove untuk rehabilitasi lahan di sekitar hutan mangrove.
• Kolam Sentuh
Berada di sebelah ujung selatan dari persemaian. Merupakan fasilitas untuk pendidikan lingkungan, yang ditujukan untuk anak-anak dan murid-murid atau keluarga pengunjung, di mana mereka dapat mengamati secara lebih dekat dan menyentuh kepiting, ikan glodok, moluska, dan lain-lain yang terdapat di hutan mangrove.
• Jalur Trekking Hutan Mangrove (Mangrove Trail)
Merupakan atraksi utama bagi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan MIC. Jalan ini terbuat dari jembatan kayu dengan total panjang 1.850 meter. Jembatan kayu ini didesain supaya tidak merusak alam dan dibuat dengan menggunakan beberapa jenis kayu, yaitu : Ulin (Euderoxylon zwageri, Lauraceae), Kamper (Dryobalanopus sp., Dipterocarpaceae), Damar (Shorea sp., Dipterocarpaceae), dan lain-lain. Perjalanan mengelilingi hutan mangrove secara keseluruhan (sekitar 2.150 meter) memakan waktu sekitar satu jam.
• Pondok Burung Bangau
Merupakan titik awal dari jembatan kayu, sekaligus titik awal untuk menjelajahi MIC. Semua pondok, jalan dan jembatan di MIC diberi nama sesuai nama burung atau tumbuhan.
• Dek Apung
Letaknya sekitar 480 meter dari titik awal (Pondok Burung Bangau). Didesain untuk bisa naik dan turun mengikuti pasang surut air laut. Pada saat surut, pengunjung dapat mengamati kepiting dan berbagai binatang laut lainnya secara lebih dekat.
• Menara Pengamatan (Little Egret Tower)
Letaknya sekitar 530 meter dari titik awal. Menara pengamatan ini tingginya sekitar 10,45 meter dan memiliki kapasitas 20 orang. Dari menara ini pengunjung dapat mengamati hutan mangrove dan berbagai jenis burung/hewan yang ada di sana. Sarang Burung Little Egret dan Night Heron juga dapat diamati dari sana. Pada saat cuaca cerah, pengunjung juga bisa melihat Gunung Agung dan Gunung Batukaru.

The Mangrove Information Centre
Jl. By Pass Ngurah Rai Km. 21, Suwung Kauh, Denpasar
Telp. : (0361) 726 969
Fax. : (0361) 710 473
Websites : www.mangrovecentre.or.id
E-mail : micjica@indosat.net.id

Pasar Kumbasari
Liburan ke Bali serasa belum lengkap tanpa membeli oleh-oleh atau souvenir khas Bali. Berbicara oleh-oleh atau souvenir khas Bali, para turis biasanya langsung teringat dengan Pasar Seni Sukawati. Nggak salah memang. Pasalnya Pasar Seni Sukawati memang sudah sangat terkenal sebagai tempat berburu oleh-oleh dan pernak-pernik khas Bali. Di pasar ini kita bisa mendapatkan berbagai barang seni kerajinan khas Bali dengan harga yang cukup murah.

Gerbang Pasar Kumbasari

Sebenarnya ada tempat lain untuk berburu oleh-oleh khas Bali yang tidak kalah menariknya dengan Pasar Seni Sukawati, yaitu Pasar Kumbasari. Mungkin Anda jarang atau bahkan belum pernah mendengar nama Pasar Kumbasari. Padahal pasar ini adalah surga belanja grosiran terbaik oleh-oleh khas Bali. Bila Anda menginap di daerah Kuta, Sanur atau Nusa Dua tentunya lebih dekat menuju Pasar Kumbasari daripada Pasar Seni Sukawati. Soalnya, Pasar Kumbasari berada di dekat pusat kota Denpasar. Dari Kuta jaraknya hanya sekitar 10 km.

Pasar Kumbasari, pusat grosir oleh-oleh/souvenir khas Bali

Pasar Kumbasari terletak di Jalan Gajah Mada Denpasar, berdampingan dengan Pasar Badung. Kedua pasar ini dipisahkan oleh sebuah sungai, yaitu Sungai Tukad Badung. Kalau Anda memotret kedua pasar dari atas jembatan, di Jalan Gajah Mada, Pasar Badung berada di sebelah kiri sungai dan Pasar Kumbasari berada di sebelah kanan sungai. Pintu masuk Pasar Kumbasari tepat berada di sebelah kanan jembatan.

Pasar Kumbasari terdiri dari empat lantai. Berbeda dengan Pasar Badung yang menjual berbagai barang kebutuhan sehari-hari seperti sembako, daging, ikan, buah, dan sayuran, Pasar Kumbasari menjual berbagai barang kerajinan khas Bali yang cocok untuk oleh-oleh atau cindera mata. Memang, di lantai satu/dasar Pasar Kumbasari, ada juga kios yang menjual sembako, buah, sayuran, dan barang kebutuhan upacara adat Bali. Namun, lantai dua sampai dengan lantai empat dipenuhi oleh kios pedagang yang menjual berbagai barang kerajinan (pernak-pernik) khas Bali. Anda bisa menemukan pernak-pernik cantik khas Bali seperti di Pasar Seni Sukawati. Mulai dari aneka pakaian jadi, sandal cantik, tas unik, lukisan, ukiran, lilin aroma terapi, hingga aneka bentuk patung bisa Anda dapatkan di Pasar Kumbasari. Aneka macam barang antik pun bisa Anda dapatkan di sana. Asyiknya lagi, semua barang di Pasar Kumbasari berharga miring (relatif murah), dan pastinya bisa ditawar. Bila Anda jago menawar, Anda bisa mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah daripada di Pasar Seni Sukawati. Dengan harga yang bersahabat, Anda tidak usah khawatir, jika memiliki uang pas-pasan.

Pernak-pernik lucu di Pasar Kumbasari

Pasar Kumbasari memang pusat grosir barang-barang kerajinan khas Bali. Karena harganya bersahabat, pasar ini menjadi tempat perkulakan berbagai toko dan galeri seni yang ada di Kuta, Legian, dan Seminyak. Tidak mengherankan bila harga barang di Kuta, Legian, dan Seminyak sangat mahal bisa dua hingga tiga kali lipat harga barang di Pasar Kumbasari. Sebagai contoh, kap lampu cantik dari kayu setinggi 1,5 meter bisa Anda dapatkan seharga Rp 150.000,00 - Rp 200.000,00 di Pasar Kumbasari. Bila Anda membelinya di pertokoan di kawasan Kuta, harganya bisa membengkak sampai di atas Rp 500.000,00.

Lukisan di Pasar Kumbasari

Setelah Anda mendapatkan barang yang Anda inginkan, mungkin Anda berpikir akan kerepotan untuk membawa pulang barang tersebut. Apalagi bila barang yang Anda beli berukuran besar, seperti patung raksasa, kap lampu yang tinggi atau lukisan. Anda tidak perlu bingung. Toko-toko atau kios-kios di Pasar Kumbasari biasanya memiliki relasi/kenalan perusahaan pengiriman barang (cargo). Bila Anda mau, Anda tinggal minta nomor telepon atau alamat perusahaan tersebut. Mereka pasti akan memberikan nomor telepon atau alamat perusahaan pengiriman barang tersebut dengan senang hati. Selanjutnya, Anda tinggal menghubungi perusahaan pengiriman barang tersebut dan membayar biaya kirim plus biaya pengepakan tentunya. Praktis dan mudah bukan? Memang, sungguh enak belanja di Pasar Kumbasari. Murah-meriah, nyaman, dan tidak repot. Jadi, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh khas Bali di Pasar Kumbasari. (edyra)***
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments