MENYUSURI PANTAI-PANTAI CANTIK DI PESISIR BARAT SUMBAWA

Menikmati senja di Pantai Sekongkang

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata Sumbawa? Madu, susu kuda liar, atau padang rumput yang gersang? Ya, Pulau Sumbawa memang identik dengan ketiga hal tersebut. Terutama, madu dan susu kuda liarnya yang sudah dikenal banyak orang akan kehebatan khasiatnya. Namun, tetangga Pulau Lombok ini masih menyimpan pesona lain yang belum diketahui banyak orang. Salah satunya adalah pantai. Sumbawa memiliki pantai-pantai cantik nan eksotis yang tidak kalah cantiknya dengan pantai-pantai di Bali dan Lombok. Pantai berpasir putih dengan air laut sebening kaca berwarna biru kehijauan, banyak tersebar di berbagai penjuru Pulau Sumbawa. Sebagian besar pantai tersebut masih benar-benar sepi dan alami. Akses yang cukup sulit dan kurangnya promosi membuat pantai-pantai di Sumbawa kurang populer dan nggak banyak dikunjungi turis. Berikut empat pantai cantik di pesisir barat Pulau Sumbawa yang layak untuk Anda kunjungi.

Pelabuhan Poto Tano yang tenang dan indah

Pantai Pelabuhan Poto Tano
Poto Tano. Nama yang unik bukan? Inilah pelabuhan utama di Pulau Sumbawa yang merupakan gerbang masuk Pulau Sumbawa dari arah barat. Pelabuhan Poto Tano menghubungkan Pulau Sumbawa dengan Pulau Lombok. Pelabuhan yang beroperasi 24 jam penuh ini, terletak di ujung barat Pulau Sumbawa, tepatnya di Desa Poto Tano, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jaraknya sekitar 93 km dari Kota Sumbawa Besar atau sekitar dua sampai tiga jam berkendara. Bila Anda menyeberang dari Pelabuhan Kayangan di Pulau Lombok, Anda butuh waktu sekitar 90 - 120 menit untuk mencapai pelabuhan ini.

Pulau-pulau kecil di sekitar Pelabuhan Poto Tano

Pelabuhan Poto Tano merupakan salah satu pelabuhan terindah di Indonesia. Panorama di pelabuhan ini sangat memukau dan membuat takjub siapa saja yang melihatnya. Bukit-bukit gersang, pulau-pulau kecil, dan pantai berpasir putih langsung menyapa Anda, begitu ferrY yang Anda naiki mendekati Pelabuhan Poto Tano. Setelah mendarat di pelabuhan, Anda akan disambut tulisan "SABALONG SAMALEWA” di gerbang pelabuhan. Slogan yang berasal dari Bahasa Samawa (Sumbawa) ini merupakan moto Kabupaten Sumbawa Barat. Slogan ini artinya membangun secara serasi dan seimbang antara pembangunan fisik/material dengan pembangunan mental/spiritual (dunia dan akhirat). Sebuah moto yang bagus tetapi tidak mudah untuk dijalankan.

Pantai Pelabuhan Poto Tano yang memukau

Pelabuhan Poto Tano tidak seperti kebanyakan pelabuhan lainnya di Indonesia. Di sekitar pelabuhan ini terdapat pantai cantik berpasir putih dengan air laut yang bening, tanpa ada sampah sama sekali. Di dekat pantai juga terdapat pulau-pulau kecil yang oleh masyarakat setempat disebut gili. Pulau-pulau kecil yang bertebaran di sekitar pantai, semakin menambah cantik panorama Pantai Poto Tano. Sebaiknya Anda meluangkan waktu sejenak, untuk bermain-main di Pantai Poto Tano, sebelum melanjutkan petualangan menjelajahi alam Sumbawa. Rasanya rugi melewatkan begitu saja pantai cantik yang ada di depan mata. Belum tentu Anda bisa kembali lagi ke pelabuhan ini. Kapan lagi bisa menikmati pantai yang indah di sekitar pelabuhan?

Getting There
Bila Anda berangkat dari Jakarta atau kota-kota lain di Pulau Jawa, sebaiknya Anda terbang menuju Mataram, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari Mataram, dibutuhkan waktu sekitar empat jam untuk sampai ke Pelabuhan/Pantai Poto Tano, dua jam perjalanan darat dan dua jam perjalanan laut. Anda bisa naik bus dari Mataram sampai ke Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur. Selanjutnya, Anda tinggal naik ferry selama sekitar satu setengah sampai dua jam hingga tiba di Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa.

Penunjuk arah ke Pantai Maluk

Pantai Maluk
Dari Pelabuhan Poto Tano lanjutkan perjalanan Anda ke arah selatan, menuju Pantai Maluk. Pantai cantik ini berada di sebuah teluk, di Desa Maluk, Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Pantai Maluk diapit oleh dua bukit, yaitu Bukit Mantun di sebelah utara dan Bukit Balas di sebelah selatan. Untuk mencapai pantai ini memang butuh perjuangan. Anda harus menyusuri jalan berkelok-kelok, naik turun dan kerap berlubang di sana-sini, sejauh 40 km dari Pelabuhan Poto Tano. Namun, semua pengorbanan Anda akan terbayar lunas begitu sampai di Pantai Maluk. Panorama pantai yang indah, dengan pasir putih yang berkilauan dan air laut hijau kebiruan akan mengobati rasa lelah Anda. Pantai Maluk masih sepi, tidak seperti pantai-pantai di Bali yang sudah penuh sesak dengan turis. Belum banyak yang turis yang berkunjung ke pantai ini. Letak yang jauh dan akses jalan yang kurang bagus, membuat pantai ini jarang dikunjungi turis. Selain penduduk setempat, hanya para peselancar (surfer) yang datang ke pantai ini.

Pantai Maluk dilihat dari puncak bukit

Pantai Maluk memang salah satu tempat berselancar terbaik di Indonesia, bahkan di dunia. Ombak di pantai ini termasuk dalam daftar ombak terbaik di dunia. Nggak heran kalau Pantai Maluk terkenal ke berbagai penjuru dunia dan banyak kejuaraan selancar tingkat internasional (International Surfing Championship) digelar di sana. Oleh para peselancar, ombak di Pantai Maluk diberi julukan Super Suck. Julukan ini diberikan karena ombak yang menuju daratan terpecah oleh sebuah tanjung yang dinamakan Tanjung Ahmad. Pecahan ombak ini menggulung hingga ketinggian di atas dua meter. Ombak tersebut terus bergulung-gulung hingga seolah-olah menyedot para peselancar yang mencoba menaklukkannya. Karena kedahsyatan ombaknya, hanya peselancar yang sudah ahli (advance), yang mampu menaklukkan Ombak Super Suck Pantai Maluk.

Selain berselancar, masih banyak aktivitas lain yang bisa Anda lakukan di Pantai Maluk. Anda bisa berenang, berjemur, bermain kano, atau sekedar bermalas-malasan sambil bermain pasir di pinggir pantai. Pasir pantai yang putih bersih dan laut yang dangkal sangat cocok dan untuk melakukan berbagai aktivitas tersebut. Ditambah suasana pantai yang masih sepi, Anda pun bakal betah berlama-lama di sana. Bila Anda lapar atau haus, nggak usah khawatir. Di sekitar Pantai Maluk terdapat beberapa restoran dan warung makan yang akan memuaskan lapar dan haus Anda.

Pantai Maluk yang indah

Keberadaan Pantai Maluk sebagai objek wisata di Kabupaten Sumbawa Barat, tak lepas dari kepedulian PT. Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT), perusahaan tambang yang beroperasi di Kecamatan Jereweh dan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. Dulunya Pantai Maluk tak terurus dan banyak dipenuhi sampah. Secara perlahan-lahan, masyarakat di sekitar pantai diajak untuk membersihkan pantai dan menjaga kebersihannya agar Pantai Maluk lebih indah dan bisa menjadi objek wisata yang menarik. Hasilnya, bisa dilihat sekarang. Pantai Maluk terlihat bersih, asri, dan indah. Fasilitas untuk turis di pantai ini juga cukup lengkap, seperti kursi pantai untuk berjemur, tempat penyewaan kano, sarana bermain untuk anak-anak, tempat parkir kendaraan, mushola dan toilet. Di sekitar pantai juga terdapat hotel/penginapan, bar, restoran dan warung makan sederhana. Meski penginapan di sekitar Pantai Maluk masih tergolong sederhana, tapi cukup layak bila Anda ingin menginap. Tarif penginapan di sana berkisar antara Rp 150.000,00 sampai Rp 250.000,00 per malam. Makanya jangan ragu untuk berkunjung ke Pantai Maluk.

Getting There
Pelabuhan Poto Tano ke Pantai Maluk jaraknya sekitar 40 km. Dari Pelabuhan Poto Tano lanjutkan perjalanan Anda ke arah selatan menuju Kota Taliwang, ibukota Kabupaten Sumbawa Barat. Selanjutnya, teruskan perjalanan ke arah selatan hingga tiba di Pantai Maluk. Dari Kota Taliwang, Pantai Maluk hanya berjarak sekitar 5 km.

Pantai Rantung yang sepi

Pantai Rantung
Beranjak ke selatan sejauh 12 km dari Pantai Maluk, Anda akan tiba di Pantai Rantung. Tidak seperti Pantai Maluk yang sudah mendapat sentuhan pariwisata, Pantai Rantung masih benar-benar sepi dan alami. Tidak ada fasilitas untuk turis yang tersedia di pantai ini, selain hotel/penginapan sederhana. Restoran ataupun warung makan sederhana tidak terdapat di pantai ini. Sama seperti kedua pantai di atas, Pantai Rantung juga berpasir putih dan dikelilingi bukit-bukit kecil yang indah. Bedanya, pasir di Pantai Rantung berbatu-batu. Ombak di pantai ini juga sangat bagus dan cocok untuk olahraga selancar. Pantai ini juga sudah cukup terkenal di kalangan para peselancar sehingga sering didatangi para peselancar dari berbagai negara, terutama dari Australia dan Amerika Serikat. Namun, saat saya dan teman berkunjung ke Pantai Rantung, tidak ada pengunjung lain selain kami berdua. Kami juga tidak melihat satu pun peselancar. Mungkin karena saat itu ombak nggak begitu besar. Jadi kami bisa bermain-main di pantai dengan leluasa tanpa terganggu pengunjung lain. Benar-benar seperti pantai pribadi.

Pantai Rantung yang berbatu-batu

Getting There
Dari Pantai Maluk teruskan perjalanan Anda ke arah selatan. Pantai Rantung hanya berjarak sekitar 12 km dari Pantai Maluk. Jalan menuju Pantai Rantung berkelok-kelok, naik turun bukit, dan tanpa ada rambu-rambu lalu lintas. Anda harus ekstra hati-hati dalam perjalanan menuju pantai ini.

Pantai Sekongkang
Pantai Sekongkang merupakan pantai terakhir di pesisir barat Pulau Sumbawa. Letaknya tersembunyi di sudut barat daya Pulau Sumbawa, tepatnya di Desa Sekongkang Bawah, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. Jaraknya sekitar 3 km dari Pantai Rantung atau 55 km dari Pelabuhan Poto Tano. Pantai Sekongkang sangat eksotis, dengan bukit-bukit yang menjulang tinggi di ujung kanan pantai. Seperti pantai-pantai lainnya di pesisir barat Sumbawa, Pantai Sekongkang juga berpasir putih. Uniknya, pasir di pantai ini benar-benar putih bersih dan lembut seperti susu bubuk. Butiran pasirnya terasa sangat lembut di kaki. Untuk merasakan kelembutan pasir pantai ini sebaiknya Anda berjalan tanpa alas kaki.

Pantai Sekongkang yang cantik dan eksotis

Pantai Sekongkang masih benar-benar sepi dan alami. Bak perawan, pantai ini masih murni dan belum terjamah. Letaknya yang jauh tersembunyi di sudut barat daya Pulau Sumbawa membuatnya luput dari perhatian para turis. Apalagi pantai ini belum pernah diungkap media massa sehingga keberadaannya belum banyak diketahui turis. Turis lokal jarang yang berkunjung ke Pantai Sekongkang. Justru turis asing penggemar selancar (surfing) yang banyak berdatangan ke pantai ini. Kebanyakan mereka mengetahui keberadaan Pantai Sekongkang dari mulut ke mulut. Saat kami datang ke pantai ini, terlihat dua orang peselancar sedang menari-nari di atas ombak Pantai Sekongkang. Sepertinya mereka sangat menikmati berselancar di Pantai Sekongkang yang sepi. Suasananya sungguh berbeda dengan Pantai Kuta ataupun pantai-pantai lainnya di Bali yang sudah penuh sesak dengan para peselancar dari berbagai penjuru dunia.

Berkat ombaknya yang bagus, Pantai Sekongkang sudah terkenal sampai ke mancanegara, terutama di kalangan peselancar (surfer). Pantai Sekongkang masuk dalam daftar arena berselancar terbaik di muka bumi ini sehingga sering dipakai sebagai lokasi kejuaraan selancar tingkat internasional (International Surfing Championship). Kalau ombak di Pantai Maluk diberi julukan “Super Suck,” ombak di Pantai Sekongkang diberi nama “Ombak Yoyo.” Pasalnya, gerakan ombak di Pantai Sekongkang ibarat mainan yoyo yang terayun-ayun naik turun, siap ditunggangi papan selancar.

Panorama matahari terbenam yang indah di Pantai Sekongkang

Selain terkenal sebagai lokasi untuk berselancar, Pantai Sekongkang juga tempat yang tepat untuk menyaksikan matahari tenggelam (sunset). Karena menghadap ke barat dan dipagari bukit-bukit kokoh di salah satu sudut pantainya, Pantai Sekongkang adalah lokasi yang sempurna untuk melihat sunset. Bila Anda berkunjung ke Pantai Sekongkang, jangan lupa untuk menyaksikan sunset di sana dan mengabadikan dengan kamera Anda. Detik-detik tenggelamnya sang surya di Pantai Sekongkang sangat indah dan sayang untuk dilewatkan.

Getting There
Dari Pantai Rantung teruskan perjalanan Anda ke arah selatan, menyusuri jalan yang berkelok-kelok, membelah bukit. Pantai Sekongkang hanya berjarak sekitar 3 km dari Pantai Rantung. Dari Pelabuhan Poto Tano, Pantai Sekongkang jaraknya sekitar 55 km atau sekitar dua jam berkendara.

Itulah empat pantai cantik di pesisir barat Pulau Sumbawa yang bisa menjadi alternatif liburan bagi Anda, bila merindukan suasana pantai. Jangan hanya pergi ke Bali dan Lombok! Cobalah mengunjungi Sumbawa, tetangga Pulau Lombok. Anda akan mendapatkan suasana pantai yang masih sepi dan alami, dan pastinya berbeda dengan pantai-pantai yang ada di Bali dan Lombok. (edyra)***

*Dimuat di Majalah SEKAR 2010.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

MENJELAJAHI PULAU LEONARDO DI CAPRIO DI THAILAND

Berpose di Maya Bay

Bagi saya, Phi Phi Islands identik dengan film The Beach. Film yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio itu, lokasi syutingnya memang di Phi Phi Islands, Thailand, tepatnya di Maya Bay, Phi Phi Lay Island. Saya langsung jatuh cinta pada pulau mungil nan cantik tersebut, setelah melihat film The Beach. Saya jadi terobsesi dan penasaran pada Phi Phi Islands, dan berjanji suatu hari nanti harus mengunjungi pulau yang luar biasa indah itu.

Kesempatan mengunjungi Phi Phi Islands baru terlaksana pada bulan Juli 2008. Saya sendirian mengunjungi pulau tersebut, karena teman saya yang rencananya mau ikut bersama saya ke Phi Phi Islands tiba-tiba membatalkan diri menjelang detik-detik keberangkatan. Tak apalah jalan-jalan sendiri keluar negeri. Toh, nanti juga ketemu banyak teman baru. Yang penting rencana mengunjungi Phi Phi Islands harus terlaksana.

Tidak seperti kebanyakan orang yang datang ke Phi Phi Islands melalui Phuket, saya mengunjungi Phi Phi Islands lewat jalur selatan, yaitu dari Kota Krabi. Setelah puas menjelajahi Kota Hat Yai dan Ao Nang Beach (Krabi) di Thailand Selatan, saya melanjutkan perjalanan ke Phi Phi Islands dengan naik kapal cepat (express boat) dari Ao Nang Beach, Krabi. Saya membeli tiket kapal di hotel tempat saya menginap di Ao Nang Beach, seharga THB 350 (sekitar Rp 99.750,00).

Kapal cepat ke Phi Phi Don Island berangkat dari Ao Nang Beach jam 09.00 pagi. Perjalanan dari Ao Nang Beach ke Phi Phi Don Island memakan waktu sekitar sembilan puluh menit. Meski cuaca mendung dan hujan turun rintik-rintik, laut sangat tenang dan tidak ada ombak besar sehingga perjalanan lancar-lancar saja. Kapal pun mendarat di Phi Phi Islands tepat waktu.

Begitu kapal merapat di Ton Sai Pier (dermaga di Phi Phi Don Island), saya langsung disambut banyak penduduk lokal yang menawarkan hotel dan penginapan. Awalnya saya mengacuhkan tawaran mereka, walaupun saya belum memesan hotel di Phi Phi Islands. Takutnya mereka calo yang suka menipu turis. Namun, ketika ada seseorang yang menawarkan sebuah hotel murah (guest house), lengkap dengan foto-foto hotel tersebut, saya tertarik juga. Apalagi dia mau mengantarkan saya ke hotel tersebut, dan saya boleh melihat-lihat dulu. Misalkan saya tidak jadi menginap di hotel tersebut pun dia tidak marah.

Setelah melihat-lihat hotel tersebut, dan bertemu langsung dengan pemiliknya, saya tertarik untuk menginap di hotel tersebut. Apalagi setelah saya tawar-tawar, saya berhasil mendapatkan harga kamar THB 350 per malam. Saya memutuskan untuk menginap dua malam di hotel tersebut. Selain murah, letak hotel tersebut juga strategis, dekat dengan dua pantai utama di Phi Phi Don Island, yaitu Ton Sai Bay dan Loh Dalam Bay. Di sekitar hotel saya juga banyak terdapat restoran, minimarket, dan travel agency.

Peta Phi Phi Islands

Phi Phi Don Island
Phi Phi Islands (dalam Bahasa Thailand disebut Koh Phi Phi, Koh berarti pulau) terletak di Teluk Andaman, Thailand. Phi Phi Islands terdiri dari dua pulau utama, yaitu Phi Phi Don Island dan Phi Phi Lay Island. Pulau yang berpenghuni dan lebih besar adalah Phi Phi Don Island. Di pulau yang luasnya 28 km persegi ini infrastruktur sudah cukup lengkap, di antaranya terdapat : sekolah (Ban Koh Phi Phi Islands School), kantor pos, rumah sakit (Phi Phi Hospital), pos polisi, dan masjid (Al Islah Koh Phi Phi Mosque). Fasilitas untuk turis juga tersedia dengan lengkap, antara lain : travel agency, hotel dengan berbagai kelas, restoran, kafe, bar, toko (minimarket), mesin ATM, dan pastinya dive operator. Di pulau ini tidak ada kendaraan bermotor, jadi benar-benar bebas polusi. Kalau Anda ingin keliling pulau, tinggal jalan kaki saja.

Phi Phi Lay Island
Phi Phi Lay Island, merupakan pulau kecil yang tak berpenghuni. Pulau ini lebih kecil daripada Phi Phi Don Island, luasnya hanya 6 km persegi. Sebagian besar pulau ini terdiri dari bukit-bukit kapur (limestone) yang materinya mengandung calcium carbonate, sehingga air laut di sekitarnya berwarna biru kehijauan (turquoise). Di pulau ini tidak ada infrastruktur sama sekali salain toilet umum. Phi Phi Lay Island merupakan tujuan utama para turis berkunjung di Phi Phi Islands karena di pulau ini terdapat sebuah teluk yang luar biasa indah, tempat syuting film The Beach yang dibintangi Leonardo DiCaprio, yaitu Maya Bay. Untuk mencapai Phi Phi Lay Island Anda harus ikut tur atau menyewa perahu, baik speed boat maupun long tail boat.

Loh Dalam Beach

Loh Dalam Bay
Setelah meletakkan ransel dan barang-barang di kamar, saya segera keluar dari hotel untuk menjelajahi Phi Phi Don Island. Meski langit agak mendung, saya tak menghiraukan. Buat apa saya jauh-jauh datang ke Phi Phi Islands kalau hanya untuk berdiam diri di dalam kamar hotel. Saya langsung menuju Loh Dalam Beach yang jaraknya hanya beberapa puluh meter dari hotel. Pantai yang merupakan teluk ini berpasir putih dengan air laut bening kehijauan. Pantai ini sangat landai dan dangkal sehingga aman untuk berenang. Pada sore hari biasanya pantai surut, sehingga kita bisa berlari-lari hingga ke tengah laut seperti di daratan.

Saat saya tiba di Loh Dalam Beach, suasana tidak begitu ramai karena cuaca sedang mendung. Tidak ada turis yang berjemur di pantai. Payung-payung pantai pun nggak banyak yang dibentangkan. Hanya terdapat beberapa turis yang sedang berenang-renang di laut. Padahal, saat langit sedang cerah dan matahari terik bersinar, Loh Dalam Beach selalu penuh dengan turis yang berjemur, berenang ataupun bermain kayak.

Ton Sai Beach

Ton Sai Bay
Dari Loh Dalam Beach saya beranjak menuju Ton Sai Beach. Pantai yang terlindung di sebuah teluk ini letaknya berseberangan dengan Loh Dalam Beach, terpisahkan daratan yang lebarnya hanya sekitar 150 meter. Inilah uniknya Phi Phi Don Island, dua teluk/pantai letaknya saling berseberangan dan berdekatan, hanya terpisahkan daratan selebar 150 meter. Di Ton Sai Beach terdapat Ton Sai Pier (Dermaga Ton Sai), dermaga utama yang merupakan gerbang masuk ke Phi Phi Don Island, sehingga suasananya lebih ramai dibandingkan dengan Loh Dalam Beach. Kapal pesiar, speed boat dan long tail boat baik dari Krabi Beach, Ao Nang Beach maupun Phuket mendarat di Ton Sai Pier. Kalau Anda ingin meninggalkan Phi Phi Don Island juga harus melalui dermaga ini. Bagusnya, walau terdapat pelabuhan Ton Sai Beach tetap bersih. Air lautnya juga tetap bening dan berwarna biru kehijauan.

Di sepanjang Ton Sai Beach banyak terdapat restoran, kafe, dan bar, yang semuanya berada di bibir pantai. Saya berjalan menyusuri Ton Sai Beach hingga tiba di perkampungan penduduk dan bertemu sebuah masjid yang letaknya agak masuk ke dalam. Tadi pagi, saat kapal yang saya tumpangi mendekati Phi Phi Don Island, saya memang melihat kubah masjid di tengah perkampungan penduduk. Sebagai informasi, sebagian besar penduduk di Phi Phi Don Island (sekitar 80%) beragama Islam tidak seperti kebanyakan penduduk Thailand lainnya yang beragama Buddha. Saya senang sekali dan benar-benar tidak menyangka bisa bertemu masjid di Phi Phi Don Island.


Phi Phi View Point

Phi Phi View Point
Sore hari, setelah jalan-jalan keliling Phi Phi Don Village, saya jalan-jalan ke Phi Phi View Point. Sebenarnya saya ingin melihat panorama matahari terbenam (sunset) dari tempat ini, yang konon katanya sangat indah. Namun, karena cuaca mendung dan matahari selalu bersembunyi di balik awan sejak tadi siang, sepertinya saya tidak bisa menyaksikan sunset di Phi Phi View Point. Tapi tak mengapa. Toh pemandangan dari puncak Phi Phi View Point tetap indah.

Perjalanan menuju Phi Phi View Point cukup menguras tenaga karena jalanan menanjak, dengan tanjakan yang sangat curam di beberapa tempat. Maklum, Phi Phi View Point merupakan titik tertinggi di Phi Phi Don Island, dengan ketinggian mencapai 186 meter di atas permukaan laut. Meski cukup melelahkan, saya tidak mengeluh karena di sepanjang jalan menuju Phi Phi View Point saya disuguhi pemandangan dua teluk cantik, yaitu Ton Sai Bay dan Loh Dalam Bay. Di tengah jalan, saya sempat berpapasan dengan beberapa turis yang sedang jogging turun dari Phi Phi View Point. Rajin juga ya, liburan sambil berolahraga.

Pemandangan Ton Sai Bay dan Loh Dalam Bay dilihat dari Phi Phi View Point

Ketika tiba di Phi Phi View Point, ada beberapa turis yang sudah ada di sana. Pemandangan dari puncak Phi Phi View Point sangat menawan. Dua teluk cantik, Ton Sai Bay dan Loh Dalam Bay terhampar di kejauhan. Dua teluk ini terlihat seperti menyatu, dengan Phi Phi Don Village berada di antara kedua teluk tersebut. Sangat menakjubkan. Sayangnya, saat itu langit sedang mendung dan laut pun sedang surut, terutama Loh Dalam Bay yang benar-benar sedang surut. Coba kalau keduanya sedang pasang, pasti pemandangan yang disajikan jauh lebih indah.

Tour Keliling Phi Phi Islands
Untuk mengunjungi Maya Bay, ada dua pilihan, yaitu dengan menyewa boat atau ikut tur. Menyewa boat di Phi Phi Islands sangat mahal. Bila Anda berkunjung seorang diri ke Phi Phi Islands, saya tidak menyarankan opsi ini. Kecuali bila Anda pergi berombongan atau berhasil mengumpulkan beberapa teman untuk bergabung bersama, maka Anda bisa memilih opsi pertama ini. Pilihan kedua yang lebih murah dan lebih praktis, yaitu ikut tur yang ditawarkan berbagai travel agency di Phi Phi Don Island. Karena saya berkunjung seorang diri ke Phi Phi Islands, tentunya saya memilih untuk ikut tur. Dengan ikut tur, saya tidak perlu repot-repot mencari perahu ataupun menentukan rute perjalanan, dan pastinya lebih murah.

Malam hari, setelah makan malam berupa Nasi Goreng Thailand di sebuah restoran sederhana, saya mencari informasi paket tur keliling Phi Phi Islands ke beberapa travel agency yang banyak terdapat di Phi Phi Don Village. Setelah keluar masuk beberapa travel agency dan membandingkan paket tur yang mereka tawarkan, akhirnya saya menemukan travel agency yang menawarkan paket tur keliling Phi Phi Islands yang paling murah tapi cukup lengkap. Saya memilih paket 1 Day Tour dengan harga THB 550 (sekitar Rp 156.750,00), setelah saya tawar-tawar. Paket tur ini meliputi kunjungan ke Bamboo Island (Koh Mai Pai), Viking Cave, Maya Bay, Monkey Beach dan snorkeling di beberapa spot yang menarik. Paket ini termasuk makan siang, (plus sebotol air mineral dan buah segar) dan peminjaman alat-alat snorkeling. Tur akan dimulai jam 08.00 pagi. Peserta tur diharuskan berkumpul di depan travel agency sebelum jam 08.00 pagi.

Sekitar jam 07.45 pagi, saya tiba di depan travel agency. Peserta tur yang lain juga sudah pada datang. Seorang petugas dari travel agency menyuruh kami memilih masker dan fin (kaki katak) yang sesuai dengan ukuran kami, untuk snorkeling nanti. Saya pun segera mencoba satu per satu fin yang sesuai dengan ukuran kaki saya.

Long tail boat yang mengantar kami keliling Phi Phi Islands

Jam 08.00, kami dibawa ke Ton Sai Beach oleh tour guide kami, yang nantinya merangkap sebagai pengemudi boat (nahkoda) juga. Kami segera naik perahu (long tail boat) yang sudah tersedia. Peserta tur yang akan menjadi teman-teman saya kali ini berjumlah sembilan orang, semuanya turis dari Eropa dan Amerika. Hanya saya, satu-satunya peserta tur dari Asia. Tour guide mengecek ulang peserta tur, untuk memastikan bahwa semua nama yang ada dalam daftar sudah naik perahu semua. Karena peserta tur sudah lengkap, nahkoda pun segera menjalankan perahu.

Bamboo Island, pulau mungil nan cantik di dekat Phi Phi Don Island

Bamboo Island (Koh Mai Pai)
Spot pertama yang kami kunjungi dalam tur kali ini adalah Bamboo Island (Koh Mai Pai). Kami diturunkan di tengah selat/laut, yang tidak begitu jauh dari Bamboo Island untuk ber-snorkeling. Kami segera memakai masker dan fin kami. Begitu perahu sudah benar-benar berhenti, kami semua langsung nyebur ke laut. Dan kami pun langsung disambut ikan-ikan cantik aneka warna. Sayangnya di spot pertama ini, terumbu karangnya kurang bagus dan tidak begitu banyak. Ikannya pun kurang banyak jenisnya. Namun, saya cukup beruntung bisa melihat beberapa nemo si ikan badut (clown fish) di antara anemon. Senang rasanya bisa melihat tingkah polah ikan badut yang lucu di habitat aslinya.

Sambil snorkeling, kami berenang mendekati Pantai Bamboo Island. Rupanya nahkoda kami rada jahil. Dia meninggalkan kami di tengah laut dan menyuruh kami berenang menuju Bamboo Island. Sementara, dia telah lebih dulu menambatkan perahu di pinggir Pantai Bamboo Island. Untungnya kami semua perenang yang tangguh, dan laut di sekitar Bamboo Island cukup dangkal. Jadi kami tidak perlu berenang terlalu jauh. Kami cukup berjalan kaki begitu mendekati bibir pantai Bamboo Island.

Pantai berpasir putih di Bamboo Island

Kami diberi waktu sekitar 30 menit untuk jalan-jalan keliling pulau ini. Bamboo Island adalah pulau kecil tak berpenghuni, yang termasuk dalam Taman Nasional Koh Phi Phi (Mo Koh Phi Phi National Park). Bamboo Island dikelilingi pantai-pantai berpasir putih bersih nan lembut dan laut sebening kristal berwarna hijau toska. Pantai-pantai di pulau ini juga ditumbuhi pohon cemara laut (Casuarina equisetifolia) yang hijau sehingga bisa memayungi kami dari teriknya matahari. Suasana pulau sangat tenang dan damai. Hanya terdengar suara debur ombak dan kicauan burung yang bersahutan. Panorama bawah laut sekitar Bamboo island juga cukup indah. Makanya, sebagian besar travel agency di Phi Phi Don Island selalu mengagendakan kunjungan ke Bamboo Island dalam daftar paket turnya.

Viking Cave

Viking Cave (Tham Phaya Nak)
Selanjutnya kami menuju Viking Cave (dalam Bahasa Thailand namanya Tham Phaya Nak). Gua ini dinamakan Viking Cave karena di dinding gua ada ukiran perahu panjang (long boat) seperti perahu milik Kaum Viking. Kami tidak masuk ke gua ini, tetapi hanya melintas di depannya. Pantai di sekitar gua ini sangat cantik, dengan air laut bening berwarna hijau toska. Nahkoda kami menurunkan kami di pantai sekitar Viking Cave untuk snorkeling. Melihat air laut yang bening kehijauan, kami segera memakai peralatan snorkeling dan langsung nyebur ke laut tanpa menunggu komando dari nahkoda kami. Dan ternyata … ikan di sekitar Viking Cave sangat banyak jumlahnya. Sebagian besar adalah ikan kuning bergaris-garis hitam, yang saya tidak tahu namanya. Asyiknya, mereka tidak takut dengan kehadiran kami. Kalau kami menebarkan makanan, mereka akan semakin mendekati kami. Asyiknya lagi, nahkoda kami sering memberikan remah-remah roti dan sisa-sisa makanan kepada ikan-ikan itu. Alhasil, ikan pun semakin banyak di sekitar kami. Saya benar-benar takjub bisa berenang di antara ratusan ikan cantik, dan bercanda bersama mereka..Saat di Phi Phi Don Island, saya sempat melihat brosur wisata bergambar turis sedang berenang bersama ratusan ikan. Ternyata saya bisa mengalaminya sendiri. Saya benar-benar bahagia tak terkira.

Pileh Cove

Pileh Cove
Dari Viking Cave, kami beranjak menuju Pileh Cove, yang tidak begitu jauh dari Viking Cave. Pileh Cove merupakan sebuah teluk kecil yang terlindung di antara tebing-tebing karang yang tinggi, dengan air laut berwarna hijau toska. Teluk ini sangat tenang, tidak ada ombak sama sekali sehingga lebih mirip danau. Kami berhenti untuk makan siang dan snorkeling di Pileh Cove. Namun, kami hanya snorkeling di Pileh Cove. Pasalnya ikan di sini tidak begitu banyak. Kami lebih memilih untuk berenang karena laut sangat bening dan tenang, tanpa ada arus maupun ombak. Pileh Cove bagaikan kolam renang raksasa. Benar-benar lokasi berenang yang ideal.

Turis berenang di Pileh Cove yang airnya hijau toska

Maya Bay
Tujuan berikutnya adalah yang paling saya tunggu-tunggu, yaitu Maya Bay. Teluk yang luar biasa indah, tempat syuting film The Beach. Maya Bay jadi terkenal ke berbagai penjuru dunia gara-gara film The Beach yang dibintangi Leonardo DiCaprio. Makanya Phi Phi Islands dijuluki sebagai Pulau Leonardo DiCaprio.

Maya Bay yang selalu dipadati turis

Maya Bay adalah sebuah teluk kecil di Phi Phi Lay Island, yang tersembunyi di antara tebing-tebing karang yang tinggi. Teluk cantik ini sangat tenang karena tidak ada ombak yang masuk. Pantai di Maya Bay berpasir putih bersih selembut tepung dengan air laut berwarna hijau toska. Benar-benar cantik menawan. Siapa pun yang melihat langsung Maya Bay pasti akan jatuh hati kepadanya. Saya seperti terbius dengan keindahan Maya Bay yang ada di depan mata saya. Saya hampir nggak percaya kalau akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Maya Bay, salah satu tempat liburan yang sudah lama saya impikan.

Kapal turis di Maya Bay

Begitu perahu merapat ke pantai, kami disambut pasir putih yang tampak berkilauan terkena sinar matahari dan air laut hijau toska. Turis nampak memadati Maya Beach siang itu. Ada yang sedang berenang, snorkeling, berjemur dan bermain-main pasir. Saya langsung lari ke pinggir pantai dan berkeliling Maya Beach. Saya langsung memotret setiap sudut pantai ini dari berbagai sudut. Meski matahari sedang bersinar terik, saya tidak menghiraukannya. Rugi rasanya melewatkan pantai surgawi ini. Nggak berlebihan kalau Maya Bay disebut-sebut sebagai salah satu teluk terindah di dunia.

Monkey Beach

Monkey Beach
Dari Maya Bay, kami bertolak ke Monkey Beach. Pantai ini berada di Yongkasem Bay (Phi Phi Don Island), nggak seberapa jauh dari Loh Dalam Bay. Sesuai dengan namanya, di pantai ini memang banyak terdapat monyet. Monyet-monyet tersebut tinggal di pepohonan yang ada di pinggir Monkey Beach. Atraksi utama yang ditawarkan di sini adalah beimain-main dengan para monyet dan memberi makan mereka. Turis-turis dari Eropa terlihat sangat antusias bermain dengan monyet-monyet tersebut. Maklum, di negara mereka tidak ada monyet. Makanya mereka senang banget bisa bermain-main dengan monyet dan memberi makan mereka.

Monkey Beach
merupakan tujuan terakhir tur keliling Phi Phi Islands hari ini. Dari Monkey Beach, kami langsung dibawa`kembali menuju Ton Sai Bay dan berakhirlah tur hari ini. Saya benar-benar bahagia bisa menjelajahi Phi Phi Islands, pulau cantik impian saya selama ini. Rasanya belum puas dua hari menjelajahi Phi Phi Islands. Namun, kenangan indah di Phi Phi Islands akan selalu tersimpan di hati saya selamanya. (edyra)***

*Dimuat di Majalah VENUE Edisi November 2010.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments