PULAU SERANGAN, SUDUT BALI YANG TERLUPAKAN

Peta Pulau Serangan

Ketika baru beberapa hari tinggal di Denpasar, Bali, seorang teman mengajak saya melihat salah satu lokasi (venue) The First Asian Beach Games (ABG) di Pulau Serangan. Pesta olahraga pantai antar negara Asia yang baru digelar untuk pertama kali tersebut, memang diadakan di Bali dengan penyebaran lokasi di empat tempat yaitu, Pantai Kuta, Pantai Nusa Dua, Pantai Sanur, dan Pulau Serangan (Turtle Island). Pulau Serangan digunakan sebagai lokasi untuk cabang olahraga selancar (surfing) dan selancar angin (wind surfing).

Kunjungan pertama ke Pulau Serangan tidak meninggalkan kesan yang berarti karena saya bersama teman saya hanya melihat lokasi acara Asian Beach Games dan hanya sebentar berada di sana. Saya belum sempat mengelilingi pulau tersebut. Kesan saya tentang Pulau Serangan adalah pulau kecil yang panas dengan pemandangan pantai yang biasa saja (kurang menarik). Sepertinya nggak ada yang istimewa di pulau tersebut.

Kalau bukan karena diajak teman, mungkin saya belum pernah menginjakkan kaki di Pulau Serangan. Walaupun sudah sering ke Bali, saya belum pernah mengunjungi pulau mungil yang letaknya nggak jauh dari Kota Denpasar tersebut. Saya tidak pernah mendengar hal menarik tentang Pulau Serangan selain sebagai tempat penangkaran penyu sehingga saya tidak tertarik untuk berkunjung ke sana.

Setelah kunjungan pertama saya ke Pulau Serangan, saya seperti lupa terhadap pulau ini. Saya menjelajah berbagai tempat menarik di Bali dan nggak ingat lagi dengan pulau tersebut. Setahun kemudian, saya baru teringat lagi dengan pulau mungil yang terletak sekitar 10 km di sebelah tenggara Kota Denpasar tersebut. Saya tertarik untuk berkunjung ke Pulau Serangan, gara-gara melihat foto teman saya dengan latar belakang pantai indah berpasir putih, yang ternyata adalah pantai di Pulau Serangan. Saya ingin berenang dan bermain-main di pantai indah tersebut.

Jembatan Serangan

Minggu siang, 6 Desember 2009, saya bersama teman meluncur ke Pulau Serangan. Nggak butuh waktu lama untuk mencapai pulau tersebut, dari tempat tinggal kami yang berada di pusat kota Denpasar. Hanya perlu waktu sekitar 15 menit untuk menuju ke sana. Pulau yang memiliki panjang maksium 2,9 km dan lebar 1 km ini secara administratif termasuk wilayah Kota Denpasar, Bali. Untuk menuju pulau mungil ini, Anda tidak perlu bersusah payah naik sampan atau perahu. Di atas selat sempit yang memisahkan Pulau Serangan dengan daratan Pulau Bali sudah dibangun jembatan. Jadi, Anda bisa naik mobil, sepeda motor, sepeda ataupun jalan kaki untuk menuju Pulau Serangan.

Pantai Serangan yang berpasir putih

Pantai Indah Berpasir Putih
Pulau Serangan ternyata cukup indah tidak seperti bayangan saya selama ini, panas dan gersang. Ada beberapa pantai indah berpasir putih dan dengan air laut bening biru kehijauan di pulau mungil ini. Pantai-pantai di Pulau Serangan masih alami, bersih dan cukup sepi, tidak seperti pantai-pantai di daratan Pulau Bali yang sangat ramai dengan turis. Di pinggir pantai tempat lokasi selancar, terdapat warung-warung makan sederhana yang menjual makanan dan minuman ringan. Di pantai tersebut juga ada juga tempat penyewaan kano. Bagi penggemar olahraga kano, Anda bisa bermain kano sepuasnya di Pulau Serangan.

Lokasi Kejuaraan Selancar dan Selancar Angin
Turis asing yang datang ke Pantai Serangan nggak begitu banyak. Sebagaian besar dari mereka, datang ke Pantai Serangan untuk tujuan selancar (surfing). Selain itu ada juga yang hanya ingin berjemur ataupun bermalas-malasan di pinggir pantai yang nggak begitu ramai. Ombak di Pulau Serangan memang bagus dan cocok untuk kegiatan selancar ataupun selancar angin. Pantai Serangan sering digunakan sebagai lokasi kejuaraan selancar/selancar angin tingkat internasional dan event olahraga pantai lainnya, misalnya Asian Beach Games yang diselenggarakan pada tanggal 2008.

Citra Taman Penyu di Pulau Serangan

Tempat Penangkaran Penyu
Selain pantai, Pulau Serangan juga menawarkan pesona lainnya yaitu, tempat penangkaran penyu. Ada satu tempat penangkaran penyu di pulau ini, yaitu Citra Taman Penyu. Anda bisa melihat beberapa ekor penyu hijau (Chelonia mydas) yang cukup besar di tempat ini. Anda juga bisa melihat anak penyu (tukik) yang lucu-lucu di tempat ini. Secara berkala tukik-tukik yang sudah memenuhi syarat, akan dikembalikan ke habitatnya, di laut. Biasanya, acara pelepasan tukik ke laut ini yang ditunggu-tunggu para turis karena mereka bias ikut berpartisipasi di acara ini. Menariknya, untuk masuk ke Citra Taman Penyu, Anda tidak dipungut biaya alias gratis. Anda hanya diminta untuk mengisi kotak donasi seikhlasnya, yang ada di dekat pintu masuk. Di Citra Taman Penyu juga tersedia berbagai souvenir lucu yang bisa Anda beli untuk oleh-oleh ataupun koleksi pribadi, antara lain : miniatur penyu, karang hias, cangkang/kulit kerang, dan berbagai macam aksesoris (bros, gelang, kalung) dari kerang.

Indahnya sunset di Pulau Serangan

Pulau yang Terlupakan
Yang saya herankan, tidak ada restoran, kafe ataupun hotel berbintang di Pulau Serangan. Di pulau tersebut hanya ada losmen/penginapan dan warung-warung sederhana, tidak seperti kawasan wisata lainnya di Bali yang sudah penuh sesak dengan hotel berbintang, restoran ataupun kafe. Pulau Serangan seperti pulau yang terlupakan. Jalan di pulau ini pun banyak yang rusak dan berlubang di sana-sini. Bahkan di beberapa tempat, jalan belum diaspal, misalnya jalan yang menuju ke pantai. Padahal Pulau Serangan memiliki potensi besar dalam sektor kepariwisataan, nggak kalah dengan kawasan wisata lainnya di Bali. Dulu, memang ada rencana pengembangan industri pariwisata di Pulau Serangan yang akan dilakukan oleh PT. Bali Turtle Island Development (BTID), perusahaan milik Group Bimantara (Bambang Trihatmojo dan Hutomo Mandala Putra, anak mantan Presiden Suharto). Proyek yang direncanakan oleh PT. BTID adalah membangun lapangan golf, hotel (resort), laguna, dan fasilitas penunjang pariwisata lainnya, untuk sarana rekreasi air, yacht club, dan beach club house. PT. BTID juga akan mereklamasi pantai di Pulau Serangan dan membangun jembatan yang menghubungkan Pulau Serangan dengan daratan Pulau Bali. Namun, sampai sekarang sebagian besar proyek tersebut belum berjalan. Proyek yang sudah berjalan adalah reklamasi pantai yang mengakibatkan luas Pulau Serangan menjadi 481 hektar (dulunya hanya 112 hektar), pembangunan jembatan dan laguna. Proyek lainnya belum ada tanda-tanda kapan akan dimulai.

Laguna buatan di Pulau Serangan

Pulau yang Penuh Toleransi
Pulau Serangan merupakan model yang positif bagaimana seharusnya sebuah toleransi kehidupan beragama ditumbuhkembangkan. Di pulau ini, antara penduduk beragama Hindu dengan penduduk pendatang dari Suku Bugis-Makassar yang beragama Islam, hidup rukun berdampingan. Tidak pernah terjadi bentrok/pertengkaran antar kedua pemeluk agama tersebut di pulau ini. Mereka hidup rukun dan saling membantu satu sama lain.

Masjid As Syuhada di Pulau Serangan

Wujud toleransi antar umat beragama terlihat pada saat hari-hari besar Agama Hindu dan Islam. Mereka saling menghantarkan makanan dan sama-sama menjaga suasana kondusif agar perayaan hari-hari besar keagamaan itu berlangsung dengan khusyuk dan khidmat. Mereka saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Kearifan lokal yang diwariskan generasi pendahulu mereka tetap terjaga dengan baik sampai saat ini. Sebagai buktinya, di Pulau Serangan terdapat sebuah pura besar (Pura Sakenan) dan sebuah masjid (Masjid As Syuhada) di Kampung Bugis.

Ikan Tongkol Asap Sambal Matah Khas Pulau Serangan
Ada makanan khas di Pulau Serangan yang patut Anda coba ketika Anda berkunjung ke sana, yaitu ikan tongkol asap sambal matah. Di Pulau Serangan terdapat belasan warung yang menjual ikan tongkol asap sambal matah. Pedagang tongkol rata-rata mampu menjual 20 ekor tongkol asap per hari dengan harga Rp 10.000,00 hingga Rp 15.000,00 per ekor. Di hari libur atau akhir pekan, penghasilan mereka bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat.

Pembuatan makanan khas Pulau Serangan ini nggak jauh berbeda dengan ikan bakar lainnya. Sebelum dimasak, bagian dalam ikan tongkol dibersihkan lebih dulu. Setelah itu, ikan tongkol dipanggang di atas asap yang panas hingga matang. Kemudian sambal matah yang terbuat dari campuran bawang merah, cabai, daun sereh, terasi, jeruk limau, dan minyak kelapa asli disiapkan. Selanjutnya, ikan tongkol asap yang lezat pun siap disantap bersama nasi putih hangat. (edyra)***
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

2 Response to "PULAU SERANGAN, SUDUT BALI YANG TERLUPAKAN"

  1. Anonymous Says:
    21 September 2010 at 02:16
    This comment has been removed by the author.
  2. Anonymous Says:
    21 September 2010 at 02:21

    ow ow ow... lebih kurang seperti ini kondisinya... upload gmbarny lg dong... :D
    pantesan sodaraq yg agk aneh sukak ngaku2 driny cantik di bali ngomongin pantai d serangan trus... :P hihihi...piss Bik...
    ternyata emang menarik untuk dikunjungi nih kykny...
    mkasi ya om dah posting ni artikel, aq yg sbnrny org bali jd lbih tau(walopun blm prnah ksana...xixixi:D)...

Post a Comment