EKSOTISME CANDI SUKUH
Candi Sukuh berada di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian 1.186 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, candi ini terletak di Dukuh Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 20 kilometer dari Kota Karanganyar atau 36 kilometer dari Kota Solo/Surakarta. Candi Sukuh dibangun pada tahun 1437, beberapa saat sebelum runtuhnya Kerajaan Majapahit. Candi ini pertama kali ditemukan dalam keadaan runtuh pada tahun 1815 oleh Residen Surakarta, Johnson. Pada kurun waktu 1842-1910 dilakukan penelitian dan inventarisasi oleh sejumlah arkeolog dari Belanda. Pada tahun 1928 baru dilakukan pemugaran oleh Dinas Purbakala Jawa Tengah.
Candi Sukuh merupakan Candi Hindu yang sangat unik. Berbeda dengan Candi-Candi Hindu lainnya di Indonesia yang bentuknya bujur sangkar dengan pusat candi persis di tengah-tengah, bangunan utama Candi Sukuh berbentuk piramida dengan puncak terpotong mirip dengan Candi-Candi peninggalan Suku Maya di Meksiko atau Suku Inca di Peru. Berbagai teori dan dugaan pun bermunculan berkaitan dengan bentuk Candi Sukuh yang tidak lazim. Salah satunya menyebutkan bahwa Candi Sukuh dibangun pada masa-masa ketika kejayaan Hindu mulai memudar sehingga pembangunan Candi Sukuh dibuat dengan konsep kembali ke budaya Megalitikum (pra sejarah). Bentuk candi berupa piramida dengan puncak terpotong merupakan bagian dari cerita pencarian tirta amerta (air kehidupan) yang terdapat dalam Kitab Adiparwa (kitab pertama Mahabharata). Sebuah piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang puncaknya dipotong dan dipergunakan untuk mengaduk-aduk lautan mencari tirta amerta yang bisa memberikan kehidupan abadi bagi siapapun yang meminumnya.
Relief Lingga dan Yoni
Keunikan Candi Sukuh lainnya adalah banyaknya patung dan ornamen/relief yang erotis di kompleks candi sehingga membuatnya mendapat predikat sebagai candi paling erotis di Indonesia. Patung laki-laki telanjang yang sedang memegang alat kelaminnya, relief perempuan tanpa busana, relief berbentuk rahim, dan ornamen/relief berbentuk alat kelamin pria (lingga) bertemu alat kelamin wanita (yoni) adalah beberapa contoh relief erotis di Candi Sukuh. Berbagai patung dan relief erotis tersebut merupakan perwujudan alat kelamin laki-laki dan perempuan, yang melambangkan kesucian hubungan antara laki-laki dan perempuan yang merupakan cikal bakal kehidupan manusia.
Kompleks Candi Sukuh dilihat dari puncak candi
Kompleks Candi Sukuh tidak begitu luas. Candi Sukuh dibangun di lahan yang miring/berundak-undak dengan tiga susunan trap/teras, di mana semakin ke belakang semakin tinggi. Di teras pertama (paling bawah), terdapat gapura utama Candi Sukuh dengan hiasan sejumlah relief di kanan kirinya. Di teras kedua (tengah) terdapat gapura lagi (sekarang bentuk tidak utuh lagi), dengan hiasan beberapa relief di sisi gapura. Salah satunya adalah relief seekor burung garuda yang kaki-kakinya mencengkeram seekor naga. Ada juga relief manusia dalam keadaan polos, tanpa busana sama sekali. Di teras ketiga (paling atas) terdapat pelataran luas dengan candi induk berbentuk piramida terpotong dan beberapa relief di sebelah kiri candi serta patung-patung di sebelah kanan candi. Pengunjung bisa mendaki ke puncak candi melalui anak tangga di lorong sempit, di tengah-tengah candi. Dari puncak candi inilah pengunjung bisa melihat keseluruhan kompleks candi.
Getting There
*Dari berbagai sumber.
0 Response to "EKSOTISME CANDI SUKUH"
Post a Comment