SOUVENIRS FROM TRAVELLING



Saya bukan termasuk orang yang suka belanja heboh ketika jalan-jalan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain menyita waktu sehingga mengurangi waktu untuk menjelajah suatu tempat, belanja juga akan menambah pengeluaran kita saat naik pesawat karena harus membayar biaya bagasi jika kita naik pesawat jenis low cost semacam Air Asia, Jet Star, Tiger Air atau Cebu Pacific. Karena itu, biasanya saya hanya belanja seminim mungkin saat keluar negeri. Barang-barang yang saya beli biasanya adalah souvenir khas setempat yang tidak bisa saya temukan di tempat lain. Syarat souvenir tersebut harus memenuhi syarat sebagi berikut : bentuknya unik, ukurannya kecil dan ringan, dan harganya terjangkau. Pernah juga saya membeli barang berukuran besar dan lumayan berat (jaket tebal) karena terpaksa (harus). Hal ini terjadi ketika saya jalan-jalan saat musim dingin di Edinburgh, Skotlandia dan Kashmir, India, sementara jaket yang saya bawa tidak kuat menahan udara yang sangat dingin. Mau tak mau, saya harus membeli jaket tebal agar saya tidak kedinginan. Namun, jaket tersebut tidak menambah beban bagasi karena saya memakainya saat di pesawat.

Berbicara mengenai souvenir dari luar negeri, berikut ini barang-barang yang biasanya saya beli/bawa untuk saya koleksi sendiri ataupun sebagai oleh-oleh untuk saudara, sahabat, dan teman-teman.

Magnet-magnet khas Macau yang lucu-lucu
 
Magnet Kulkas
Inilah barang favorit dan pasti saya beli ketika jalan-jalan keluar negeri. Selain harganya cukup murah, magnet kulkas bentuknya lucu-lucu dan menarik. Bahannya juga bermacam-macam. Ada yang dari keramik, karet, kayu, logam atau plastik. Magnet kulkas juga mudah didapat karena biasanya banyak dijual di toko-toko souvenir maupun pedagang asongan di sekitar tempat wisata. Kalau tidak melihat/menemukannya, biasanya saya tanya ke petugas hotel ataupun googling demi mendapatkan magnet kulkas tersebut.

Gantungan kunci di Bandar Seri Begawan
Gantungan Kunci
Di awal-awal jalan-jalan ke luar negeri, saya selalu membeli gantungan kunci dari setiap kota/negara yang saya kunjungi, baik untuk koleksi maupun untuk oleh-oleh saudara dan teman. Sama seperti magnet kulkas, gantungan kunci juga murah dan mudah didapat. Bentuknya juga lucu-lucu dan beragam. Namun, semakin seringnya saya ke luar negeri, membuat koleksi gantungan kunci saya menumpuk. Jadinya, sekarang saya membatasi/mengurangi pembelian gantungan kunci. Saya hanya akan membelinya bila bentuknya benar-benar unik atau ada teman yang minta oleh-oleh.

Kartu pos di Barcelona
Kartu Pos
Kartu pos di luar negeri bentuk dan ukurannya beragam, tidak seperti di Indonesia. Ada yang berbentuk bujur sangkar, persegi panjang biasa atau persegi panjang yang sangat panjang mirip penggaris. Selain untuk koleksi, biasanya saya memanfaatkan kartu sebagai bahan contekan/inspirasi dalam memotret landmark suatu daerah.

Piring hias di Bandar Seri Begawan

Piring Hias (Piring Pajangan)
Piring hias adalah piring yang berbentuk bundar/oval/bujur sangkar/persegi panjang dengan tiang penyangga di belakangnya. Piring ini biasanya terbuat dari keramik atau logam dan dihiasi gambar bangunan (landmark) suatu negara/kota. Saya tidak selalu membeli piring hias ini karena rada ribet membawanya. Kalaupun beli, biasanya saya memilih yang berukuran kecil dan terbuat dari logam untuk menghindari risiko pecah.

Cangkir-cangkir cantik di Sydney

Cangkir (Mug)
Cangkir hias bisa terbuat dari keramik, kaca ataupun plastik. Sebenarnya saya suka mengoleksi cangkir dari berbagai negara. Namun, karena cukup memakan tempat dan ribet membawanya (harus ekstra hati-hati agar tidak pecah), saya jarang membelinya.

Miniatur Tugu/Gedung/Landmark Daerah Setempat
Hampir setiap negara mempunyai bangunan khas yang unik baik tugu, menara, jembatan, gedung atau rumah yang biasanya menjadi landmark negara/kota tersebut. Misalnya Paris dengan Menara Eiffel-nya, London dengan Big Ben dan Tower Bridge-nya, Italia dengan Coloseum-nya, dan India dengan Taj Mahal-nya. Negara-negara tersebut pasti akan membuat miniatur landmark-nya dalam berbagai bentuk yang akan dijual sebagai benda souvenir kepada para turis. Saya termasuk salah seorang turis yang tak melewatkan membeli miniatur tersebut untuk koleksi.

Kaos-kaos khas Hong Kong yang banyak dijual di Ladies Market, Mongkok
 
Fashion Items (Kaos, Topi, Syal)
Benda-benda fashion yang dijadikan souvenir antara lain : kaos dengan gambar/tulisan landmark negara setempat, kain tenun, topi, sepatu, tas, scarf, dan syal. Saya tidak membeli semua barang tersebut karena akan menguras dompet dan menambah berat bagasi. Biasanya saya hanya membeli benda fashion yang benar-benar unik, misalnya topi pasukan penjaga Istana Buckingham Inggris, topi Ti’ilangga khas Pulau Rote, syal motif kotak-kotak khas Skotlandia, dan scarf wol dari Vietnam.

Peta Negara/Kota/Jalur Metro
Meski zaman sudah modern dan kebanyakan orang sudah menggunakan peta digital (misalnya Google Map), saya tetap lebih senang menggunakan peta fisik/kertas. Selain lebih mudah dan praktis, peta fisik bisa dipakai kapan saja tidak seperti peta digital yang tergantung jaringan internet. Selain itu, peta fisik juga mudah didapat secara gratis baik di bandara, stasiun metro, hotel maupun kantor informasi turis. Di setiap kota yang saya kunjungi, saya selalu mengambil beberapa lembar peta, baik peta negara, peta kota ataupun peta jalur metro (kereta apai bawah tanah). Peta-peta tersebut menjadi modal utama saya dalam menjelajah kota/daerah tersebut dan selanjutnya saya bawa pulang ke Indonesia untuk souvenir/koleksi. Saya juga akan memberikan peta-peta tersebut kepada saudara/teman yang membutuhkan.



Kartu Transportasi
Di kota-kota besar dunia seperti Paris, London, Berlin, Hongkong, dan Singapura terdapat kereta api bawah tanah dengan jalur yang komprehensif sehingga bisa diandalkan warga kota setempat. Sebutan kereta bawah tanah tersebut bermacam-macam (tapi kebanyakan menyebutnya Metro), misalnya Metro di Paris, Tube di London, MTR di Hongkong, dan MRT di Singapura. Untuk naik kereta ini, kita bisa membeli tiket sekali jalan maupun tiket harian/bulanan/terusan yang bentuknya bisa berupa token ataupun kartu. Bila kita mengunjungi kota tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama dan banyak menggunakan kereta untuk mobilitas, saya selalu membeli kartu terusan karena jatuhnya lebih hemat/murah. Selain itu, kartu tersebut juga bisa saya jadikan souvenir yang unik.

Mata Uang Negara Setempat
Awalnya, saya tidak berniat mengumpulkan mata uang asing sebagai souvenir. Namun, karena seringnya saya jalan-jalan ke luar negeri serta melihat uang asing yang lucu-lucu gambar dan bentuknya (baik uang kertas maupun koin), saya tertarik untuk mengoleksinya. Setelah saya perhatikan dan bandingkan, ternyata uang kertas Indonesia jauh lebih menarik fisiknya (sayangnya nilainya nggak menarik) karena tokoh yang ada di tiap pecahan/denominasi uang kertas berbeda-beda dan gambar/ornamennya juga lebih indah. Uang kertas negara lain, tokohnya sama di semua pecahan uang kertas. Yang membedakan tiap pecahan hanya warna dan ukuran kertas.  

Tiket Masuk Wisata
Tiket masuk ke tempat-tempat wisata di luar negeri bentuknya beragam, mulai dari secarik kertas kecil, kartu ATM, hingga gelang kertas yang tahan air (waterproof). Gambarnya pun bagus-bagus dan lucu-lucu. Jadinya saya tertarik untuk mengoleksinya. Saya sampai menyediakan kotak khusus untuk menyimpan tiket-tiket wisata dan berbagai pernak-pernik dari luar negeri tersebut.

Itulah beberapa souvenir yang biasa saya beli dan kumpulkan dari luar negeri. Unik, lucu, dan murah meriah. Dan pastinya bisa mengingatkan saya akan tempat-tempat yang pernah saya kunjungi. Bagaimana dengan Anda? Apa saja souvenir yang Anda beli dari luar negeri? (edyra)***
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "SOUVENIRS FROM TRAVELLING"

Post a Comment