GUA KRISTAL, KEINDAHAN DI PERUT BUMI KUPANG YANG TERABAIKAN
Posted in
Labels:
Kupang & Surrounding
|
at
09:40
Gua Kristal terletak di Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat , Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Jaraknya sekitar 13 km dari pusat Kota Kupang atau sekitar 45 menit berkendara. Gua ini berada tak jauh dari Pelabuhan Bolok, pelabuhan penyeberangan ke berbagai pulau di wilayah Provinsi NTT. Mencapai Gua Kristal dari Kota Kupang cukup mudah, meski tak ada rambu-rambu/petunjuk arah sama sekali menuju gua tersebut. Saya tinggal mengarahkan kendaraan ke arah Pelabuhan Bolok. Sesampainya di pertigaan di mana belok kanan menuju Pelabuhan Bolok, saya tinggal lurus saja ke arah Kantor Polisi Perairan (Polair) Bolok yang jaraknya sekitar 1 km dari Pelabuhan Bolok.
Pertigaan menuju Gua Kristal dan Kantor Polisi Perairan (Polair) Bolok
Tak sampai satu jam, saya pun tiba di dekat Kantor Polair Bolok, titik terdekat untuk mencapai Gua Kristal. Saya segera memarkir sepeda motor di depan sebuah warung yang saat itu sedang tutup. Di sana juga sudah ada dua sepeda motor yang terparkir rapi. Mungkin sepeda motor pengunjung Gua Kristal juga. Saya pun yakin, tempat inilkah titik terdekat untuk menuju Gua Kristal. Apalagi saya juga melihat jalan setapak ke arah kiri, seperti informasi yang saya dapat di internet.
Setelah memarkir sepeda motor, saya berjalan menyusuri jalan setapak dengan semak-semak di kanan kirinya dan hamparan batu karang hitam di sekitarnya. Sinar matahari yang begitu terik pagi itu tak saya hiraukan karena sudah tak sabar ingin melihat Gua Kristal. Anehnya, setelah berjalan beberapa ratus meter, saya tidak menemukan tanda-tanda adanya sebuah gua. Bahkan, gua tersebut tetap tidak saya temukan meski saya terus berjalan hingga tiba di tepi pantai yang sepi. Padahal, dari informasi di blog teman, jarak dari “tempat parkir” (jalan raya) ke Gua Kristal hanya sekitar 100 meter atau 5 menit berjalan kaki. Sementara saya sudah berjalan ratusan meter. Berarti saya salah jalan. Sialnya, tak ada satu pun orang yang bisa saya tanyain arah jalan menuju Gua Kristal karena di daerah tersebut memang benar-benar tak ada orang lain saat itu.
Pantai cantik yang saya temukan secara tidak sengaja ketika sedang mencari Gua Kristal.
Saya istirahat sejenak di pantai sambil melihat-lihat keadaan sekitar. Kemudian saya berjalan ke sisi pantai yang lain. Untunglah saya bertemu dengan sepasang suami istri yang sedang menjemur rumput laut di pinggir pantai. Saya pun bertanya kepada mereka, arah jalan menuju Gua Kristal. Ternyata, saya memang salah jalan. Gua Kristal, berada tak jauh dari pinggir jalan raya, hanya sekitar 100 meter. Namun, memang tak ada petunjuk arah ke sana. Sayangnya bapak tersebut, tak bisa menjelaskan secara detil jalan menuju Gua Kristal.
Saya pun berjalan kembali ke tempat parkir. Karena tak ada orang yang bisa saya tanyai juga, saya langsung menuju Kantor Polair Bolok untuk menanyakan letak Gua Kristal yang sebenarnya. Tak disangka-sangka, ada seorang polisi yang baik hati mau mengantarkan saya ke Gua Kristal. Padahal saya hanya bertanya jalan menuju Gua Kristal bukan minta diantar. Saya pun gembira bukan kepalang.
Titik awal penjelajahan ke Gua Kristal
Polisi yang baik hati tersebut mengantarkan saya ke suatu tempat, tak jauh dari warung tempat saya parkir semula (sekitar 50 meter). Di tempat tersebut, dia menawarkan bantuannya untuk mengantarkan saya ke Gua Kristal. Menurut dia, gua tersebut terkenal angker, jadi tidak disarankan ke sana sendirian. Namun, saya menolak kebaikannya karena saya yakin bisa pergi ke Gua Kristal sendiri. Kemudian, polisi tersebut menunjukkan arah jalan ke Gua Kristal yang katanya tak jauh dari tempat tersebut, jaraknya hanya sekitar 100 meter. Kalau nanti tidak ketemu juga, polisi tersebut meminta saya untuk menghubunginya lagi dan dia siap untuk mengantarkan. Saya benar-benar tidak menyangka ada polisi sebaik dia di zaman seperti sekarang ini.
Setelah mendapat "pencerahan" dari polisi tersebut, dengan mantap saya berjalan menyusuri jalan setapak menuju Gua Kristal. Dan benar saja, lima menit kemudian saya sudah sampai di mulut Gua Kristal. Mulut gua tersebut berada di bawah pepohonan. Dari kejauhan, mulut Gua Kristal memang tidak kelihatan karena tidak mengarah ke jalan dan sedikit terhalang batu karang besar. Setelah saya dekati, ternyata mulut Gua Kristal cukup besar.
Pintu masuk Gua Kristal berada di bawah pepohonan dan sedikit terhalang batu-batu karang
Saya segera masuk ke dalam Gua Kristal. Tidak saya pungkiri, sebenarnya ada perasaan takut/ngeri ketika memasuki Gua Kristal sendirian. Apalagi saat itu, tak ada satu pun pengunjung lain selain saya. Suasana di sekitar gua benar-benar sepi dan lengang. Namun, rasa penasaran akan keindahan Gua Kristal mengalahkan segala rasa takut saya.
Mulut Gua Kristal yang cukup lebar
Beberapa kelelawar beterbangan ke sana kemari, menyambut kedatangan saya di Gua Kristal. Batu-batu besar yang berserakan di dalam gua juga seperti memberi ucapan selamat datang kepada saya. Stalaktit-stalaktit yang menggantung indah di langit-langit gua membuat Gua Kristal semakin eksotis. Sayangnya, dinding dan atap gua dikotori beberapa coretan, ulah oknum yang tak bertanggung jawab.
Stalaktit-stalaktit menggantung indah di langit-langit Gua Kristal
Suasana di dekat mulut gua, masih terang karena sinar matahari masih bisa masuk. Namun, semakin ke dalam suasana semakin gelap. Dan uniknya, bentuk Gua Kristal bukan hanya mendatar (horizontal) seperti gua kebanyakan. Baru masuk beberapa meter, posisi gua berubah menurun terjal dengan lantai gua tertutup batu-batu besar. Dari situ sudah mulai terlihat kolam air berwarna biru jernih di bawah sana. Meski dari kejauhan, dasar kolam kelihatan dengan jelas, saking beningnya air kolam. Sinar matahari yang menerobos masuk, membuat air kolam tampak biru berkilauan seperti kristal. Tak salah memang kalau gua ini dinamakan Gua Kristal. Pasalnya air di dalam kolam akan terlihat biru berkilau seperti kristal saat terkena pantulan sinar matahari.
Kolam biru sebening kristal dengan hiasan stalaktit di atasnya
Saya benar-benar terpesona melihat kolam dengan air berwarna biru berkilauan. Langsung saja saya keluarkan kamera kesayangan untuk mengabadikan keindahan Gua Kristal. Namun, ternyata tak mudah memotret di dalam ruang gua yang minim cahaya. Tangan goyang/bergetar sedikit saja, foto menjadi kabur. Apalagi dasar gua dipenuhi batu-batu besar dengan permukaan yang cukup licin. Acara memotret jadi semakin menantang. Namun, saya sudah mengantisipasi hal tersebut dengan membawa tripod. Saya segera memasang kamera di tripod dan memotret berbagai sudut Gua Kristal. foto-foto cantik Gua Kristal pun bisa saya dapatkan berkat bantuan tripod tersebut.
Kolam biru sebening kristal di dasar Gua Kristal
Tak puas memotret kolam biru dari kejauhan, pelan-pelan saya turun ke dasar gua. Saya menuruni gua dengan hati-hati karena batu-batu besar yang menjadi pijakan cukup licin dan suasana gua cukup gelap akibat sinar matahari tak bisa menembus masuk ke seluruh sudut gua. Saya benar-benar heran dengan pemerintah daerah (terutama dinas pariwisata) setempat. Tempat seindah Gua Kristal, kok ditelantarkan begitu saja. Tak ada satu pun rambu-rambu atau petunjuk arah yang menunjukkan keberadaan Gua Kristal. Bagian dalam gua juga dibiarkan alami begitu saja, tanpa ada anak tangga atau lampu penerangan untuk kenyamanan pengunjung. Makanya belum banyak yang tahu keberadaan Gua Kristal. Masyarakat setempat juga belum banyak yang tahu. Padahal, dengan keindahan dan keunikannya, Gua Kristal sangat potensial menjadi objek wisata terkenal.
Beningnya air kolam di Gua Kristal
Tiba di dasar gua, saya langsung mendekati kolam air berwarna biru yang sejak tadi seperti memanggil-manggil saya. Saya duduk di sebuah batu sambil membenamkan kaki ke dalam kolam. Airnya begitu jernih dan sejuk. Dasar kolam terlihat dengan jelas saking beningnya air kolam. Saya coba menyibak air kolam dan mengaduk-aduk dengan kedua tangan saya, tapi air kolam tetap jernih. Penasaran dengan air kolam yang katanya asin, saya mencoba mencicipinya. Ternyata, air kolam tersebut memang payau/asin. Mungkin karena letak Gua Kristal yang lumayan dekat dengan pantai, membuat airnya terasa asin.
Sebenarnya saya ingin berenang-renang di kolam Gua Kristal yang sangat bening tersebut. Sepertinya nikmat sekali berenang di kolam renang alami yang airnya sangat bening dan sejuk tersebut. Namun, suasana gua yang gelap dan sepi membuat saya mengurungkan niat berenag. Saya sudah cukup puas merekam keindahan Gua Kristal dengan kamera saya. Saya merasa beruntung, bisa mengunjungi salah satu gua tercantik di Indonesia ini. Sambil melangkah meninggalkan gua, dalam hati saya berjanji, suatu hari nanti akan kembali ke Gua Kristal bersama teman-teman untuk berenang-renang di kolam Gua Kristal yang memang sebening kristal.
How to Get There
Untuk mencapai Gua Kristal, dari Kota Kupang, arahkan kendaraan Anda menuju Pelabuhan Bolok. Setelah sampai di pertigaan di mana belok kanan menuju Pelabuhan Bolok, Anda lurus saja mengikuti rambu-rambu ke arah Kantor Polisi Perairan (Polair) Bolok. Begitu menjumpai pertigaan dengan rambu-rambu belok kiri menuju Polair Bolok, beloklah ke kiri sejauh 200 meter hingga Anda tiba di suatu tempat di kiri jalan dengan hamparan batu-batu karang hitam dan sebatang pohon rindang (tanpa ada rambu-rambu/petunjuk arah ke Gua Kristal). Tempat ini berada sekitar 100 meter sebelum Kantor Polair Bolok. Parkirlah kendaraan Anda di sana, dan berjalanlah mengikuti jalan setapak ke arah kiri sekitar 100 meter dan tibalah Anda di Gua Kristal. Jika Anda kebingungan dan tidak melihat penduduk setempat untuk ditanya, bertanyalah ke Polisi di Kantor Polair Bolok. Dengan senang hati, mereka akan menunjukkan jalan menuju Gua Kristal. (edyra)***
Subscribe to:
Posts (Atom)