LET'S GO AROUND THE WORLD!!!

Ada banyak sarana transportasi yang bisa Anda pilih dari Bandara Internasional Hong Kong (HKIA) menuju pusat kota (Kowloon, Tsim Sha Tsui, Central, dan area lainnya di Pulau Hong Kong), mulai dari yang termurah hingga yang termahal. Bus paling murah tapi juga paling lama (mulai HKD 33), taksi paling mahal tapi bukan yang tercepat (sekitar HKD 300), dan yang tercepat Kereta Airport Express, hanya 24 menit (HKD 110). 

 

Apakah masih ada sarana transportasi lain yang lebih murah? Jawabannya tentu saja ada, asal Anda mau kreatif dan sedikit repot. Caranya adalah dengan memadukan dua sarana transportasi, bus dan Kereta MTR (Mass Transit Railway), dengan cara sebagai berikut :

Dengan memadukan bus dan kereta MTR, bila Anda ingin menuju Tsim Sha Tsui hanya perlu mengeluarkan biaya HKD 22,5 (sekitar Rp 40.725,00) dengan Kartu Octopus dan butuh waktu sekitar 60 menit (termasuk waktu menunggu bus).

Note : 

Lokasi Halte Bus S1 terletak paling jauh (paling kanan bila Anda keluar dari area kedatangan Terminal 1 HKIA), di bawah jalan layang.

Nilai tukar HKD terhadap IDR per 30 September 2019, HKD 1 = IDR 1.810,00.

Ketika sedang melakukan perjalanan keluar kota, mungkin Anda sering melihat patok penanda jarak (kilometer) berbentuk prisma segitiga berwarna kuning/abu-abu dan putih di kanan/kiri jalan. Misalnya patok yang paling dekat dengan rumah saya, bertuliskan SMG 52, KDS 1, COLO 17, yang artinya jarak ke Semarang 52 km, Kudus (pusat kota) 1 km, dan Colo 17 km. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya, di manakah letak patok/titik nol kilometer kota Anda?

Mungkin Anda berpikir titik 0 km kota Anda berada di sekitar alun-alun dan kebanyakan orang memang berpikiran seperti itu tapi kenyataannya tidak selalu demikian. Memang kebanyakan titik 0 km suatu kota berada di sekitar alun-alun/simpang, bundaran, atau kantor pos pusat/besar. Namun banyak juga titik 0 km yang letaknya agak nyeleneh, sedikit tersembunyi, atau bahkan di tempat yang tidak terduga sama sekali. Hal ini tergantung sejarah atau cerita tiap-tiap kota.

Patok/titik 0 km sangat penting keberadaannya, untuk mengukur/menentukan jarak suatu kota dengan kota-kota lainnya. Di Indonesia, titik 0 km biasanya ditandai dengan patok bebentuk prisma segitiga yang biasanya dicat warna kuning/abu-abu dan putih dengan tulisan (singkatan nama kota dan jarak dalam kilometer) berwarna hitam. Di beberapa kota, ada yang sudah membuat Tugu 0 Km-nya dengan bentuk yang lebih menarik.

Perburuan titik 0 km saya mulai dari Kudus, kota tempat tinggal saya dua tahun terakhir. Sebenarnya saya ingin memulai dari Pati, kota kelahiran saya dan tempat tinggal orang tua serta saudara-saudara saya. Sayangnya sampai hari ini saya belum menemukan titik 0 km Pati. Di alun-alun (simpang lima) ternyata Pati 1 km bukan 0 km. Ketika saya hitung jaraknya dari alun-alun, seharusnya titik 0 km Pati berada di sekitar pertigaan Jalan Panglima Sudirman dan Jalan Kolonel Sunandar (depan Kantor Eks Karesidenan Pati) yang mengarah ke Pasar Puri. Tapi saya cari-cari di sana, patok 0 km-nya tidak ada.

Indonesia

Kudus

Titik 0 Km Kudus berada di sebelah selatan Alun-alun (Simpang Tujuh) Kudus, tepatnya di  Jalan Ahmad Yani, depan sebuah ruko kosong, seberang Optik Clarity.

Semarang

Jalan-jalan di Singapura paling enak naik MRT (Mass Rapid Transit). Keretanya nyaman, tepat waktu, dan jalurnya menjangkau hampir semua wilayah di Singapura. Sampai dengan Juli 2019, MRT di Singapura sudah mempunyai 141 stasiun dengan, 5 jalur/rute  sebagai berikut :

Utara-Selatan (North-South) : 26 stasiun

Timur-Barat (East-West) : 35 stasiun

Timur Laut (North East) : 16 stasiun

Lingkar (Circle) : 30 stasiun

Pusat Kota (Downtown) : 34 stasiun

Madura merupakan salah satu pulau yang menarik bagi saya. Sampai dengan tahun 2019, saya sudah mengunjungi pulau ini sebanyak tiga kali. Kunjungan pertama tahun 2006, saya keliling Madura dari ujung barat sampai ujung timur pulau dengan naik sepeda motor bersama keponakan saya. Kunjungan kedua pada tahun 2009, saat Jembatan Suramadu selesai dibangun dan dibuka untuk umum. Kunjungan ketiga, awal Mei 2019 kemarin.

Sepuluh tahun berlalu sejak kunjungan pertama saya, ternyata Madura banyak berubah. Ada banyak tempat wisata baru yang menarik dan instagrammable, yang membuat saya penasaran untuk mengunjunginya. Salah satunya adalah Pantai Sembilan.  Awal perkenalan saya dengan Pantai Sembilan adalah dari Instagram. Saya melihat pantai cantik berpasir putih mirip-mirip pantai di Bali dan di Lombok tapi lokasinya di sekitar Madura, dengan nama yg unik, Pantai Sembilan. Saya yg penggemar berat pantai, otomatis jadi penasaran. Makanya begitu ada kesempatan mengunjungi Madura lagi, saya meluangkan waktu khusus untuk menyambangi Pantai Sembilan. 

Untuk mengunjungi Pantai Sembilan, butuh sedikit perjuangan karena lokasi pantai cantik ini bukan berada di daratan Pulau Madura melainkan di sebuah pulau kecil bernama Gili Genting. Pertama, kita harus menyusuri Pulau Madura dari ujung barat hingga ujung timur menuju Kota Sumenep. Selanjutnya, kita bisa menuju ke Pelabuhan Tanjung Saronggi untuk naik perahu ke Gili Genting. Perjalanan ke Gili Genting memakan waktu sekitar 20 – 30 menit tergantung cuaca. Begitu mendarat di Gili Genting, kita tinggal jalan kaki menuju Pantai Sembilan karena lokasi pantai ini tepat di samping dermaga/pelabuhan.