PERSINGGAHAN SESAAT DI PULAU PEMANA KECIL
Posted in
Labels:
East Nusa Tenggara
|
at
17:19
Sejenak menikmati keindahan Pulau Kambing |
Nama resmi pulau mungil itu adalah Pemana Kecil.
Namun, di kalangan Warga Maumere dan sekitarnya lebih dikenal dengan nama Pulau
Kambing. Saya tidak tahu asal mula penamaan Pulau Kambing. Ketika saya
menginjakkan kaki di sana, tak ada satu pun kambing yang tampak. Bentuk fisik
pulau juga tidak mirip kambing sama sekali. Mungkin dulunya ada banyak kambing
di sana atau pernah menjadi tempat penggembalaan kambing sehingga dijadikan
nama pulau.
Keberadaan Pulau Pemana Kecil (Kambing) sebenarnya
sudah saya ketahui cukup lama. Namun, saya baru melihatnya secara langsung pada
tahun 2015, saat saya mengunjungi Pulau Besar yang berada tak jauh dari Pulau Besar.
Dari Kampung Nele, yang berada di pesisir utara Pulau Besar, Pulau Kambing yang
mungil terlihat dengan jelas. Pasir putih dan laut biru yang mengelilinginya
begitu menggoda saya untuk segera mencumbunya. Sayangnya, waktu itu saya tak
punya banyak waktu untuk mampir ke pulau cantik tersebut. Jadi, saya harus
menahan keinginan untuk mengunjunginya dan cukup berpuas diri memandangnya dari
beranda rumah kenalan yang lokasinya persis di bibir pantai utara Pulau Besar.
Setelah delapan bulan menunggu, akhirnya kesempatan
untuk mengunjungi Pulau Kambing datang juga. Agustus 2016, saya mampir sejenak ke
Pulau Kambing saat perjalanan menuju Pulau Sukun. Saya memang minta kepada Pak
Muhiding (ayahnya teman sekaligus pemilik perahu) untuk singgah sejenak di
Pulau Kambing, di tengah perjalanan ke Pulau Sukun.
Lokasi Pulau Kambing berada di sebelah timur Pulau
Pemana dan di sebelah utara Pulau Besar. Secara administratif, pulau tak
berpenghuniini masuk ke dalam wilayah Desa Pemana, Kecamatan Alok, Kabupaten
Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk mencapai Pulau Kambing, butuh waktu
sekitar dua jam berperahu dari Pelabuhan TPI Maumere.
Dari kejauhan, pasir putih dan laut hijau kebiruan (aquamarine) yang mengelilingi Pulau
Kambing sudah terlihat jelas. Semakin mendekati pulau, air lautnya semakin
bening dengan gradasi warna yang menawan, membuat saya tak sabar untuk segera
menjamahnya. Makanya, begitu perahu merapat di pantai barat pulau, saya segera
meloncat turun dan berlarian di atas pasir putihnya.
Pulau Kambing berukuran sangat imut, dengan daratan
tak sampai 1 km2. Kalau dilihat dari Google Map, Pulau Kambing
berbentuk bulat panjang dengan ujung mengerucut di bagian barat. Kontur pulau sebagian
besar datar dengan ditumbuhi rerumputan, semak-semak, dan sedikit pepohonan. Ada
juga beberapa pohon cemara laut yang tumbuh di pantai utara pulau. Di bagian
timur Pulau Kambing terdapat sebuah bukit kecil yang merupakan titik tertinggi
pulau. Menariknya, hampir seluruh bagian pulau (selain bagian timur)
dikelilingi pasir putih bersih dan laut hijau kebiruan yang membuatnya sedap
dipandang mata. Dari keterangan teman, terumbu karang di sekitar Pulau Kambing cukup
indah dan beragam sehingga cocok untuk snorkeling.
Sayangnya saya tidak bisa membuktikan ucapan teman tersebut karena waktu saya
sangat terbatas. Penumpang perahu sudah menunggu saya untuk melanjutkan
perjalanan ke Pulau Sukun yang masih dua jam perjalanan. (Edyra)***
ADA "LAUT MATI" DI PULAU ROTE
Posted in
Labels:
East Nusa Tenggara
|
at
16:33
Menikmati suasana sore yang indah di Laut Mati |
Rote merupakan
salah satu pulau terluar di Indonesia yang lokasinya berada paling selatan
negeri ini. Meski letaknya terpencil, pulau kecil yang masuk ke dalam wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mempunyai bentang alam yang menarik,
mulai dari pantai berpasir putih, savana luas membentang hingga danau-danau
cantik.
Jalan tanah berbatu di dekat Laut Mati |
Bicara tentang
danau, Rote mempunyai banyak danau dengan berbagai ukuran. Danau-danau tersebut
tersebar di berbagai penjuru pulau tapi sebagian besar berada di bagian timur yang
masuk dalam wilayah Kecamatan Rote Timur. Dari sekian banyak danau tersebut ada
sebuah danau cantik yang oleh warga setempat bisa disebut Laut Mati.
Danau Laut Mati yang indah dengan air danau berwarna hijau toska |
Danau Laut Mati
terletak di Desa Sotimori, Kecamatan Landuleko, Kabupaten Rote Ndao. Dari Kota
Ba’a butuh waktu sekitar dua jam untuk mencapainya. Setengah perjalanan,
kondisi jalan cukup bagus. Namun, setelah memasuki kawasan Rote Timur jalan
mulai rusak, aspal mulai terkelupas di mana-mana. Di ebberapa tempat, jalanan
berubah menjadi jalan tanah berbatu. Parahnya lagi, tidak ada satu pun
rambu-rambu yang menunjukkan arah menuju Laut Mati. Untungnya saat itu, saya
dan teman-teman diantarkan oleh sopir kantor yang sudah hafal jalan menuju ke
sana. Kalau tidak, mungkin kami sudah
tersesat karena banyak melewati persimpangan jalan tanpa ada rambu-rambu sama
sekali.
Batu karang unik di pinggir danau |
Pasir Laut Mati yang unik dan berwarna pink |
Setelah dua jam berkendara, akhirnya kami tiba
di Laut Mati yang ternyata lokasinya berada tepat di pinggir jalan. Mata kami
yang tadinya ngantuk, mendadak jadi segar melihat air danau yang berwarna hijau
kebiruan. Sekilas, laut Mati memang mirip laut karena danaunya cukup luas dan
di pinggir danau terdapat pantai berpasir putih dengan hiasan batu-batu karang.
Di tengah danau juga terdapat beberapa pulau karang mungil yang semakin
menambah eksotis suasana danau. Ada juga pohon mangrove di pinggir danau yang dekat
jalan raya. Ketika saya perhatikan dengan seksama, ternyata pasir di pinggir Laut Mati cukup unik, tidak seperti pasir pantai kebanyakan. Pasirnya agak kasar dan berwarna pink dengan taburan rumput kering dan pecahan kulit kerang.
Pohon mangrove yang rimbun di pinggir danau |
Asyiknya lagi, saat itu tak ada pengunjung lain selain rombongan
kami berlima sehingga kami bebas menjelajah berbagai sudut danau. Ditemani semilir angin sore yang sepoi-sepoi,
saya berjalan ke sisi danau yang dihiasi batu-batu karang dengan bentuk yang
unik, sementara teman-teman lain asyik berfoto dan duduk-duduk di pinggir
danau. Sambil mengabadikan keindahan Laut Mati dengan kamera kesayangan, saya mencicipi
air Laut Mati yang ternyata asin seperti air laut. Banyak yang bilang bahwa air
di Laut Mati lebih asin daripada air laut tapi sejauh ini belum ada penelitian ilmiah
yang membuktikan rumor tersebut. Semoga suatu hari nanti ada para ahli yang bisa
mengunggkap misteri yang tersimpan di Laut Mati. (Edyra)***
Subscribe to:
Posts (Atom)