CAVES HUNTING IN KUPANG
Posted in
Labels:
Kupang & Surrounding
|
at
19:03
Menjelajah Gua Kaktus |
Kota Kupang mendapat julukan sebagai Kota Karang karena
ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur ini berada di atas tanah yang berkarang. Konon,
Kupang merupakan lautan yang terangkat sehingga kita bisa melihat karang dengan
mudah di berbagai penjuru kota ini. Mulai dari pinggir pantai, di tengah kota
hingga di area perkampungan penduduk. Selain Kota Karang, Kupang juga cocok
untuk mendapat julukan sebagai Kota Gua karena banyaknya gua yang ada di kota
ini, tepatnya di daerah Bolok. Memang belum banyak yang tahu keberadaan gua-gua
di Kupang selain Warga Kupang karena beberapa gua letaknya tersembunyi di
tengah hutan. Sejauh ini, hanya Gua Kristal yang sudah terkenal dan dikunjungi
banyak orang karena sudah dipublikasikan di media massa. Padahal masih banyak
gua lainya yang tak kalah indahnya dengan Gua Kristal. Bentuk guanya
berbeda-beda dan mempunyai keunikan masing-masing. Kesamaannya, kelima gua
tersebut mempunyai kolam air payau berwarna biru jernih. Berikut lima gua di
Kupang yang harus Anda sambangi ketika berkunjung ke Kupang.
Mulut Gua Kristal Kecil |
Bila Anda keluar dari Kota Kupang dan menuju
Pelabuhan Bolok melalui Jalan Yos Sudarso, gua inilah yang akan Anda jumpai
pertama kali. Gua Kristal Kecil masyarakat setempatnya. Namun, saya tidak yakin
itu nama sebenarnya karena tidak ada papan nama atau keterangan yang
menunjukkan nama gua ini. Saya mengetahui keberadaan gua ini dari teman yang
bekerja di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kupang.
Kolam berair hijau di dalam Gua Kristal Kecil |
Gua Kristal Kecil berada di Desa Bolok, Kecamatan
Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Jaraknya hanya 8 km dr pusat Kota Kupang atau
15 menit berkendara. Lokasinya berada dekat dengan pantai, di antara Pelabuhan
Pertamina dan Pelabuhan TNI AL Kupang. Bentuk gua ini cukup unik. Mulut guanya
tak seberapa besar dan begitu masuk ke dalam gua Anda akan disambut kolam air
payau berwarna hijau. Ada beberapa stalaktit di dekat mulut gua tapi sayangnya
sudah dirusak tangan-tangan jahil yang membuat coretan di sana-sini. Yang
menarik perhatian tentunya adalah kolam hijau yang cukup luas dan di atasnya
terdapat lubang kecil di mana sinar matahari menerobos masuk. Sepertinya nikmat
sekali berenang di kolam tersebut tapi saya belum mencobanya karena cukup sulit
untuk nyebur ke dalamnya. Maklum, posisi kolam cukup dalam dari mulut gua dan
tidak tersedia tangga untuk menuruninya. Jadi, untuk nyebur ke dalamnya, mau
nggak mau Anda harus loncat.
Gua Kristal dengan kolam birunya yang sebening kristal |
2. Gua Kristal (Bolo Ui)
Gua inilah yang paling terkenal di Kupang karena
sudah masuk majalah (saya pernah menulisnya di Majalah Reader’s Digest
Indonesia) dan pernah diliput salah satu stasiun televisi swasta (Trans TV).
Untuk mencapai Gua Kristal sangat mudah karena sudah ada penunjuk arah menuju
gua ini. Lokasinya juga berada di Desa Bolok, tak
jauh dari Kantor Polisi Perairan (Polair) Bolok Kupang atau sekitar 4 km dari
Gua Kristal Kecil.
Berenang di kolam biru Gua Kristal |
Gua
Kristal bentuknya juga unik. Kalau gua kebanyakan bentuknya hanya berupa lubang
memanjang horizontal di dalam tanah, Gua Kristal berbeda. Gua ini berbentuk semi
vertikal karena hanya beberapa meter dari pintu masuk gua, posisi gua berubah
menurun terjal dengan lantai gua tertutup batu-batu besar. Selain itu, Gua
Kristal juga mempunyai keistimewaan lain berupa kolam dengan air sangat jernih
di dasar gua. Meski dari kejauhan, dasar kolam kelihatan dengan jelas, saking
beningnya air kolam. Kolam ini akan terlihat biru berkilauan seperti kristal
ketika terkena sinar matahari sehingga dinamakan Gua Kristal. Kolam ini
bentuknya memanjang dan cukup luas, dengan air berasa payau. Berenang di kolam
ini terasa sangat nyaman karena tak ada arus ataupun ombak, dan pastinya Anda
terbebas dari teriknya sinar matahari yang membuat kulit gosong. Sayangnya,
sejak mulai terkenal dan dikunjungi banyak orang, Gua Kristal mulai tercemar.
Banyak coretan di dinding gua dan banyak sampah plastik berserakan di sekitar
kolam. Sayang sekali kalau gua seindah itu rusak karena ulah tangan-tangan tak
bertanggung jawab.
3. Gua Ayunan Bayi (Bolo Ui Libahan)
Inilah gua favorit saya di Kupang. Namanya Gua
Ayunan Bayi atau dalam bahasa setempat disebut Bolo Ui Libahan. Lokasi gua
memang tersembunyi di tengah hutan dan cukup sulit ditemukan tanpa ditemani
penduduk setempat. Namun, pesonanya melebihi gua-gua lainnya. Kelebihan Gua
Ayunan Bayi di antaranya adalah stalaktinya cukup banyak dengan bentuk yang
beraneka ragam. Ada satu stalaktit yang sangat panjang menggantung mirip ayunan
bayi yang akhirnya dijadiikan nama gua ini. Selani itu, kolam airnya biru
jernih dan ruangan gua cukup luas. Tanpa menggunakan lampu atau alat penerangan
lainnya, Anda sudah bisa menikmati keindahan gua ini.
Jalan setapak menuju Gua Ayunan Bayi |
Untuk mencapai Gua Ayunan Bayi, Anda harus ditemani
pemandu atau penduduk setempat karena letak gua ini tersembunyi di tengah
hutan, dengan jarak sekitar 800 meter dari jalan raya. Dari pertrigaan jalan
menuju Gua Kristal, Anda tinggal lurus mengikuti jalan raya utama sekitar 200
meter hingga Anda melihat petunjuk arah menuju Gua Ayunan Bayi. Setelah itu,
Anda harus melewati pekarangan rumah penduduk dan melewati jalan tanah berbatu
yang berbelok-belok tanpa rambu-rambu/petunjuk arah sama sekali. Awalnya jalan
cukup lebar, tapi kemudian menyempit menjadi jalan setapak dengan semak-semak
di kanan-kirinya. Jadi, saya sarankan untuk mengajak pemandu atau penduduk
setempat untuk mengunjungi gua ini.
Gua Kaktus |
4. Gua Kaktus (Bolo Ui Klaus)
Berjalan sekitar 100 meter mengikuti jalan raya
utama ke arah barat dari titik awal rute ke Gua Ayunan Bayi, Anda akan bertemu
pertigaan jalan dengan petunjuk arah ke Gua Kaktus di sebelah kiri jalan. Kemudian
belok kiri sejauh 200 meter, maka tibalah Anda di Gua Kaktus yang oleh penduduk
setempat disebut Bolo Ui Klaus.
Lokasi Gua Kaktus dipagari batu karang di sekelilingnya |
Gua Kaktus bentuknya sangat unik karena terdiri dari dua bagian gua.
Bagian kiri gua tidak begitu dalam dan dihuni ratusan kelelawar. Sedangkan
bagian kanan bentuknya dalam (semi vertikal) dan Anda harus membawa lampu/alat
penerangan untuk sampai ke dasar gua. Dari pintu masuk gua hingga ke bagian kanan gua sudah dibangun anak tangga
untuk memudahkan pengunjung mencapai dasar gua. Di dasar gua terdapat kolam air
seperti gua-gua lainnya. Sebaiknya Anda mengajak teman bila ingin memasuki Gua
Kaktus hingga ke dasarnya karena suasana gua sangat gelap dan rada-rada
menyeramkan.
5. Gua Berteduh (Bolo Ui Hani)
Sekitar 300 meter di sebelah barat pertigaan Gua
Kaktus, Anda akan menjumpai pertigaan lagi dengan petunjuk arah ke Gua Berteduh
di kiri jalan. Beloklah ke kiri sejauh 150 meter maka Anda Akan tiba di Gua
Berteduh. Oleh penduduk setempat gua ini disebut Bolo Ui Hani.
Kolam biru di dasar Gua Berteduh |
Di banding gua-gua lainnya, Gua Berteduh berukuran
paling besar/luas dan bentuknya paling unik. Gua ini berada di bawah rongga
yang berbentuk mirip lingkaran. Di sekitar gua banyak ditumbuhi pepohonan
sehingga suasananya cukup asri. Di dasar gua terdapat kolam air berwarna biru
jernih. Untuk turun ke kolam, Anda harus berhati-hati karena Anda akan meleawti bebatuan licin tanpa anak
tangga. Kolam ini biasa dimanfaatkan penduduk setempat untuk mandi dan mencuci
baju di pagi dan sore hari. Akibatnya sudah bisa ditebak. Sampah plastik berupa
bungkus sabun, shampoo maupun detergen menumpuk di dasar gua (pinggir kolam)
meninnggalkan pemandangan yang tak sedap dipandang mata. Semoga ke depannya,
masyarakat setempat mempunyai kesadaran untuk menjaga kebersihan Gua Berteduh
agar suasana gua tetap bersih dan indah. (Edyra)***
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
7 September 2015 at 01:07
Baru tahu kalau banyak gua disekitara bolok, yang aku pernah liat ya Gua Kristal Kecil yang di dekat KSDA..
7 September 2015 at 08:30
Aku juga nggak sengaja mas, nemuinnya. Awalnya iseng2 aja, nyusurin daerah Bolok sampai ke arah PLTU. Nggak sengaja lihat petunjuk arah ke gua2 tadi, terus aku datengin, deh.
15 September 2015 at 22:32
Sy suka baca tulisan2 bang Edyraguapo di blog, apalagi mengulas ttg alam & budaya NTT. Tulisan2nya n ' kisah bang Edry bisa buat referensi klo suatu saat sy berkunjung ke NTT. NTT emang pnya kekayaan alam yg bagus bgt..
16 September 2015 at 11:05
Terima kasih udah mampir ke blog saya.