SOUVENIRS FROM TRAVELLING
Posted in
Labels:
Keliling Dunia
|
at
16:09
Saya bukan termasuk orang yang suka belanja
heboh ketika jalan-jalan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain menyita
waktu sehingga mengurangi waktu untuk menjelajah suatu tempat, belanja juga
akan menambah pengeluaran kita saat naik pesawat karena harus membayar biaya
bagasi jika kita naik pesawat jenis low
cost semacam Air Asia, Jet Star, Tiger Air atau Cebu Pacific.
Karena itu, biasanya saya hanya belanja seminim mungkin saat keluar negeri. Barang-barang
yang saya beli biasanya adalah souvenir khas setempat yang tidak bisa saya
temukan di tempat lain. Syarat souvenir tersebut harus memenuhi syarat sebagi
berikut : bentuknya unik, ukurannya kecil dan ringan, dan harganya terjangkau. Pernah
juga saya membeli barang berukuran besar dan lumayan berat (jaket tebal) karena
terpaksa (harus). Hal ini terjadi ketika saya jalan-jalan saat musim dingin di
Edinburgh, Skotlandia dan Kashmir, India, sementara jaket yang saya bawa tidak
kuat menahan udara yang sangat dingin. Mau tak mau, saya harus membeli jaket
tebal agar saya tidak kedinginan. Namun, jaket tersebut tidak menambah beban
bagasi karena saya memakainya saat di pesawat.
Berbicara mengenai souvenir dari luar negeri,
berikut ini barang-barang yang biasanya saya beli/bawa untuk saya koleksi
sendiri ataupun sebagai oleh-oleh untuk saudara, sahabat, dan teman-teman.
Magnet-magnet khas Macau yang lucu-lucu |
Magnet Kulkas
Inilah barang favorit dan pasti saya beli
ketika jalan-jalan keluar negeri. Selain harganya cukup murah, magnet kulkas
bentuknya lucu-lucu dan menarik. Bahannya juga bermacam-macam. Ada yang dari
keramik, karet, kayu, logam atau plastik. Magnet kulkas juga mudah didapat
karena biasanya banyak dijual di toko-toko souvenir maupun pedagang asongan di
sekitar tempat wisata. Kalau tidak melihat/menemukannya, biasanya saya tanya ke
petugas hotel ataupun googling demi
mendapatkan magnet kulkas tersebut.
Gantungan kunci di Bandar Seri Begawan |
Gantungan Kunci
Di awal-awal jalan-jalan ke luar negeri, saya
selalu membeli gantungan kunci dari setiap kota/negara yang saya kunjungi, baik
untuk koleksi maupun untuk oleh-oleh saudara dan teman. Sama seperti magnet
kulkas, gantungan kunci juga murah dan mudah didapat. Bentuknya juga lucu-lucu
dan beragam. Namun, semakin seringnya saya ke luar negeri, membuat koleksi
gantungan kunci saya menumpuk. Jadinya, sekarang saya membatasi/mengurangi
pembelian gantungan kunci. Saya hanya akan membelinya bila bentuknya
benar-benar unik atau ada teman yang minta oleh-oleh.
Kartu pos di Barcelona |
Kartu Pos
Kartu pos di luar negeri bentuk dan ukurannya
beragam, tidak seperti di Indonesia. Ada yang berbentuk bujur sangkar, persegi
panjang biasa atau persegi panjang yang sangat panjang mirip penggaris. Selain untuk
koleksi, biasanya saya memanfaatkan kartu sebagai bahan contekan/inspirasi
dalam memotret landmark suatu daerah.
Piring hias di Bandar Seri Begawan |
Piring Hias (Piring Pajangan)
Piring hias adalah piring yang berbentuk bundar/oval/bujur sangkar/persegi panjang dengan tiang penyangga di belakangnya. Piring ini biasanya terbuat dari keramik atau logam dan dihiasi gambar bangunan (landmark) suatu negara/kota. Saya tidak selalu membeli piring hias ini karena rada ribet membawanya. Kalaupun beli, biasanya saya memilih yang berukuran kecil dan terbuat dari logam untuk menghindari risiko pecah.
Cangkir-cangkir cantik di Sydney |
Cangkir (Mug)
Cangkir hias bisa terbuat dari keramik, kaca ataupun plastik. Sebenarnya saya suka mengoleksi cangkir dari berbagai negara. Namun, karena cukup memakan tempat dan ribet membawanya (harus ekstra hati-hati agar tidak pecah), saya jarang membelinya.
Miniatur
Tugu/Gedung/Landmark Daerah Setempat
Hampir setiap negara mempunyai bangunan khas yang
unik baik tugu, menara, jembatan, gedung atau rumah yang biasanya menjadi landmark negara/kota tersebut. Misalnya
Paris dengan Menara Eiffel-nya, London dengan Big Ben dan Tower Bridge-nya,
Italia dengan Coloseum-nya, dan India
dengan Taj Mahal-nya. Negara-negara tersebut pasti akan membuat miniatur landmark-nya dalam berbagai bentuk yang akan
dijual sebagai benda souvenir kepada para turis. Saya termasuk salah seorang
turis yang tak melewatkan membeli miniatur tersebut untuk koleksi.
Kaos-kaos khas Hong Kong yang banyak dijual di Ladies Market, Mongkok |
Fashion
Items (Kaos, Topi, Syal)
Benda-benda fashion yang dijadikan souvenir
antara lain : kaos dengan gambar/tulisan landmark
negara setempat, kain tenun, topi, sepatu, tas, scarf, dan syal. Saya tidak
membeli semua barang tersebut karena akan menguras dompet dan menambah berat
bagasi. Biasanya saya hanya membeli benda fashion yang benar-benar unik,
misalnya topi pasukan penjaga Istana Buckingham Inggris, topi Ti’ilangga khas
Pulau Rote, syal motif kotak-kotak khas Skotlandia, dan scarf wol dari Vietnam.
Peta Negara/Kota/Jalur
Metro
Meski zaman sudah modern dan kebanyakan orang
sudah menggunakan peta digital (misalnya Google Map), saya tetap lebih senang
menggunakan peta fisik/kertas. Selain lebih mudah dan praktis, peta fisik bisa
dipakai kapan saja tidak seperti peta digital yang tergantung jaringan
internet. Selain itu, peta fisik juga mudah didapat secara gratis baik di
bandara, stasiun metro, hotel maupun kantor informasi turis. Di setiap kota yang
saya kunjungi, saya selalu mengambil beberapa lembar peta, baik peta negara,
peta kota ataupun peta jalur metro (kereta apai bawah tanah). Peta-peta
tersebut menjadi modal utama saya dalam menjelajah kota/daerah tersebut dan selanjutnya
saya bawa pulang ke Indonesia untuk souvenir/koleksi. Saya juga akan memberikan
peta-peta tersebut kepada saudara/teman yang membutuhkan.
Kartu
Transportasi
Di kota-kota besar dunia seperti Paris, London,
Berlin, Hongkong, dan Singapura terdapat kereta api bawah tanah dengan jalur yang
komprehensif sehingga bisa diandalkan warga kota setempat. Sebutan kereta bawah
tanah tersebut bermacam-macam (tapi kebanyakan menyebutnya Metro), misalnya
Metro di Paris, Tube di London, MTR di Hongkong, dan MRT di Singapura. Untuk naik
kereta ini, kita bisa membeli tiket sekali jalan maupun tiket
harian/bulanan/terusan yang bentuknya bisa berupa token ataupun kartu. Bila
kita mengunjungi kota tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama dan banyak
menggunakan kereta untuk mobilitas, saya selalu membeli kartu terusan karena
jatuhnya lebih hemat/murah. Selain itu, kartu tersebut juga bisa saya jadikan
souvenir yang unik.
Mata Uang
Negara Setempat
Awalnya, saya tidak berniat mengumpulkan mata
uang asing sebagai souvenir. Namun, karena seringnya saya jalan-jalan ke luar
negeri serta melihat uang asing yang lucu-lucu gambar dan bentuknya (baik uang
kertas maupun koin), saya tertarik untuk mengoleksinya. Setelah saya perhatikan
dan bandingkan, ternyata uang kertas Indonesia jauh lebih menarik fisiknya
(sayangnya nilainya nggak menarik) karena tokoh yang ada di tiap pecahan/denominasi
uang kertas berbeda-beda dan gambar/ornamennya juga lebih indah. Uang kertas negara
lain, tokohnya sama di semua pecahan uang kertas. Yang membedakan tiap pecahan
hanya warna dan ukuran kertas.
Tiket
Masuk Wisata
Tiket masuk ke tempat-tempat wisata di luar
negeri bentuknya beragam, mulai dari secarik kertas kecil, kartu ATM, hingga
gelang kertas yang tahan air (waterproof).
Gambarnya pun bagus-bagus dan lucu-lucu. Jadinya saya tertarik untuk
mengoleksinya. Saya sampai menyediakan kotak khusus untuk menyimpan tiket-tiket
wisata dan berbagai pernak-pernik dari luar negeri tersebut.
Itulah
beberapa souvenir yang biasa saya beli dan kumpulkan dari luar negeri. Unik,
lucu, dan murah meriah. Dan pastinya bisa mengingatkan saya akan tempat-tempat yang
pernah saya kunjungi. Bagaimana dengan Anda? Apa saja souvenir yang Anda beli
dari luar negeri? (edyra)***
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "SOUVENIRS FROM TRAVELLING"
Post a Comment